05. Meet Again

381 69 7
                                    

Tidak bisa dipungkiri, Jennie menjadi tidak fokus karena otaknya masih memikirkan tentang berita pembunuhan misterius itu.

Bahkan beberapakali Jennie kena tegur Aeri karena melakukan kesalahan dalam mengantar makanan pada pelanggan.

"Jennie?"

Jennie yang sedang melamun seketika tersentak karena Aeri tiba-tiba saja memanggilnya.

"Kau kenapa?"

"A-aku?" tanya Jennie yang justru kebingungan mendapati pertanyaan seperti itu.

"Iya. Ada apa denganmu? Aku rasa kau dari tadi melamun terus. Memikirkan apa? Apa kau sakit?"

Jennie menggeleng. "T-tidak, tidak. Aku baik-baik saja kok," ucapnya sembari tersenyum.

Aeri memanggutkan kepalanya. "Kalau kau ada apa-apa cerita ya? Siapa tahu aku bisa membantumu."

"Heumm... Baiklah, terima kasih."

"Oh iya, daging yang kemarin dibeli kenapa terlihat sedikit ya?"

Kali ini Jennie menaikkan kedua alisnya. Ia penasaran mengapa Aeri mengatakan seperti itu.

"Kemarin beli 10 kilo kan?"

Bukannya menjawab, Jennie Kim justru melontarkan pertanyaan balik.

"Iya. Tapi kenapa ini hanya 8 kilo?"

"Apa?"

Jennie tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"E-eh tunggu, bagaimana bisa dagingnya hanya 8 kilo? Apa—" kali ini Hanbin yang baru saja bergabung ikut menyeletuk.

Pandangannya kemudian jatuh kearah Jennie. Ia menatap wanita itu yang juga tampak berpikir.

"Apa mungkin yang kau katakan itu benar Jen?" ucap Hanbin.

Jennie melototkan matanya. "Kan memang aku tidak bohong. Tadi malam memang ada makhluk aneh yang menyusup ke ruang penyimpanan sambil menghisap darah daging!" ketus Jennie.

Rasanya ingin sekali menyolok mata Hanbin dengan sumpit.

"Kalau itu ulah mahkluk aneh, itu berarti dia harus bertanggung jawab! Dia sudah mencuri persediaan daging."

Satu pukulan tepat mendarat di lengan Hanbin. Pelakunya tak lain adalah Jennie Kim.

Wanita itu memasang wajah kesal. "Mau apa hah? Kau mau minta pertanggungjawaban dia? Bodoh! Mau dicari dimana? Dia saja makhluk aneh yang tidak jelas asal usulnya dari mana!"

Hanbin mengaduh. Entah mengapa ia merasa lemah jika harus dipukuli Jennie.

"Aiiishhh! Ya kita cari makhluk itu! Awas saja kalau aku bertemu makhluk itu, akan aku buat babak belur. Gara-gara dia, kita yang harus mengganti persediaan daging."

Benar, apabila di restoran ini terjadi kehilangan barang atau kecurangan apapun, itu akan menjadi tanggung jawab karyawan. Pemilik restoran akan memotong gaji mereka sebagai ganti rugi.

"Ck! Sana, kalau kau sudah tidak sayang nyawa," sarkas Jennie.

Aeri yang melihat perdebatan diantara rekan kerjanya hanya bisa memicingkan bibirnya.

"Teman-teman," panggilnya yang sukses menarik atensi Jennie dan Hanbin.

"Itu tidak masuk akal. Ah—bukan, maksudku bisa jadi penjual dagingnya mengurangi timbangan. Jadi kita harus menanyakannya."

"Tidak mungkin, karena timbangan yang dipakai adalah digital," kata Hanbin.

Aeri menatap nanar, ia tak percaya jika Hanbin akan bergabung dengan pendirian Jennie.

Don't Bite Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang