S2 dari Mommy Kelaya. First of all, u can read MK as mommy kelaya.
Buku nya hangus. Ceritanya berlanjut.
Tidak pernah terbayangkan bahwa kehidupan itu bisa lahir kembali.
Menjadi istri dari seorang duda beranak tiga- yang tampan nya menembus luar an...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti pada pagi umumnya, Rosa bergegas berangkat bekerja. Kini kepalanya sudah tidak seberisik lalu, Rosa rasa buku itu telah usai ia baca, tinggal bagaimana caranya ia berdamai dengan alur ceritanya.
Walau ia rasa memiliki beban amat berat, perkataan seseorang yang pernah ia baca membuat Rosa yakin pada satu hal, bahwa beban tidak akan pernah salah memilih pundak, dia tahu tuan nya pasti mampu, karena itu tugasnya.
Jadi, mengawali semua nya dengan senyum separuh tidak ada salahnya.
"Pagi Mba." Sapa Rosa tersenyum ceria.
Harum nya bunga, sejuknya suasana membuat Rosa tidak bisa tidak tersenyum lebar. Perempuan yang sering Rosa panggil Mba dengan nama panggung Kalisa itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis.
"Di jawab dong," kata Rosa cemberut.
Mba Kalisa terkekeh kecil. "Pagi bunga Rosa." Ujarnya.
Rosa mengedipkan matanya sembari mengacungkan jempol.
"Kayaknya lagi seneng banget ya? Bunga bunga pada seger tuh pas kamu lewat." Timpal Mba Kalisa lagi.
"Lumayan sih, soalnya sakit kepalanya udah Nemu obatnya Mba."
Balas Rosa sembari membereskan barang-barang yang ada di atas meja kerjanya.
"Wah obat apa tuh, Mba juga mau kalo manjur banget."
Ia menoleh dengan wajah usil. "Gak bisa, ini gak dijual, ini kiriman langsung dari tuhan."
Mba Kalisa mendatarkan wajahnya. "Suka-suka kamu aja deh." Rosa terkekeh.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Diksi singkat amat manis tentang gadis cantik penyuka bunga.
Tiap harinya, ia selalu bahagia menikmati bagaimana alur membawanya, awal yang pahit karena terdampar tidak sengaja di bangunan bernama panederia flower's ternyata tidak seburuk itu.