Aku disini duduk diantara mereka, sahabat-sahabatku. Kedua jarum jam menunjukkan pukul 08.00 itu artinnya masih dua jam empat puluh lima menit lagi untuk mata kuliah kedua. Dosen mata kuliah pertama kami absen hari ini, inilah yang akhirnya membawa kami duduk-duduk santai di gazebo foodcourt kampus. Walau jarak kelas hingga foodcourt lumayan membakar kalori, tak masalah karena kami bersama. Aku memesan makanan ringan dan segelas es susu. Keadaan hening bukan hal yang kami suka, disela-sela makan kami sempatkan bercanda. Aku yang asik dengan bacaanku, ada yang asik main handphone, ada yang asik curhat. Selesai makan, pak cleaning servis foodcourt tertarik datang mengambil piring-piring. Gazebo yang kami tempati terlihat bersih lagi. Tapi tak enak juga rasanya kalau tak ada yang menghalangi kami melihat ubin kayu gazebo.
'Theeeo beli snack doong, garing nih' ucap Shota tiba-tiba.
'Enak aja, kamu dong masa aku terus'.
'Fay? Nat?' lanjutnya.
'Anak kos! Duit belum cair!' jawab Faye sekaligus Nathan.
Aku yang pura-pura sibuk baca novel biar nggak ketemu kontak mata, malah di jawil.
'Hm?' jawabku sekenanya.
'Beliin snack dong'. '
Hmm'.
'Lav,'.
'Hmm?'.
'Ih Lavaa!'
'Apa sih ganggu aja!'
'Eh udah udah, malah berantem. Kamu juga Ta udah makan juga.' Lerai Theo akhirnya.
'Udah deh gini aja, daripada musti tunjuk-tunjukkan yang beli snack, kita Dare aja.' Rujuk Nathan semangat.
'Dare yang gimanaan?' Tanya Faye.
'Dare-nya siapa yang kalah makan donat, traktir!' saut Shota.
'Yeee, emang kamu yang beli donatnya?' protes Faye. Yang ditanya malah meringis garuk-garuk kepala.
'Emm gimana kalau dare-nya broken heart story, ntar siapa yang cerita patah hatinya paling kena, paling sakit dan sedih, boleh tunjuk siapa yang traktir,' lanjut Nathan.
'Nah kok gitu? Biasanya yang kalah yang traktir' saut Shota lagi.
'Itu udah mainstream Ta. Nah cerita boleh ngarang boleh juga ehem, pengalaman alias kisah nyata. Gimana?'
'DEAL!' kami serempak.
Kami sepakat untuk sejenak berpikir lima menit buat dapetin cerita. Entah itu ngarang atau kisah nyata. Aku bingung kalau dari pengalaman pasti kurang kena. Hhh.. hembus nafas berat keluar. Niat cari inspirasi malah jatuhnya ngelamun. Tiga menit baru sadar. Haduuh belum ketemu idenya. Tapi.. tiba-tiba pandanganku jatuh ke satu titik. Aku menatapnya, beberapa saat kemudian mata kami saling bertemu, mungkin ia sadar ada yang memandangnya. Dia malah tersenyum manis kepadaku, aku yang tertegun justru terperangkap kagum. 1 detik.. 2 detik.. 3 detik.. sadar kemudian, mataku mengerjap-ngerjap cepat membalas senyumnya seolah baru bangun dari melamun.
'Haruskah aku menyukaimu?' batinku. Sedikit gusar pun datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita yang Patah Hati: 5 Kisah Patah Hati Terhebat
Non-FictionLima kisah patah hati. Karangan dan kisah nyata. Kisah mereka dan kisah orang lain. Perasaan mereka dan perasaan orang lain. Hati mereka dan hati orang lain. Sakit mereka dan sakit orang lain. Cinta mereka dan cinta orang lain. Mohon apresiasinya me...