'Oke-oke, cerita ketiga' tanpa diisyaratkan Theo mengambil alih perhatian mereka.
'Ini kisah pengalaman. Patah hati yang pernah aku alami. Pandangan pertama aku sudah terpikat. Terjerat didunianya, tapi akulah yang justru tak mau melepaskan jeratan itu.'
'Ammy orang yang berhasil memikatku, dia cantik, baik dan pintar. Dia orang pertama yang membuatku jatuh cinta dan patah hati. Seluruh celah ku lewati agar bisa mengenalnya. Seluruh kemungkinan ku gunakan untuk mengambil hatinya. Seluruh peluang ku gunakan agar dia mencintaiku juga. Sepanjang waktu ku relakan untuknya. Dan kesempatan itu datang. Kami saling mengenal satu sama lain, kami berteman tapi aku menginginkan lebih. Aku tahu tak ada gunanya kalau cintaku ini bertepuk sebelah tangan. Hatiku lega mengetahui Ammy belum memiliki kekasih. Lambat laun kami semakin dekat, hingga sama orang tuanya pun aku juga dekat. Aku jadi sering main ke rumah Ammy.'
'Saat pertama kali bertamu di rumahnya, aku kaget, baru tahu kalo ternyata Ammy punya saudara kembar. Namanya Emma, dia juga jelita sama seperti Ammy. Tapi hatiku meyakini Ammy lah satu-satunya pemilik ruang hati itu. Ammy menjelaskan kepadaku kalau Emma itu bersekolah di SMA yang berbeda dari kami, itu karena memang mereka memiliki ketertarikkan yang berbeda. Hari pertama mengenal Emma saat itu ia sering bisik-bisik sama si Ammy, Ammy malah ketawa-ketawa geli. Aku jadi salah tingkah, memangnya ada yang salah dariku? Seringnya aku main ke rumah Ammy semakin dekat juga aku dengan Emma. Kadang aku kesel, kenapa sih Emma harus ngusik kebersamaanku sama Ammy. Mau ngusir mana mungkin. Bisa-bisa aku yang diusir.'
'Hari demi hari aku merasa aku dan Ammy semakin dekat. Aku merasa Ammy juga sudah mulai menyukaiku. Aku pikir ini peluang besar untukku. Aku harus mengatakannya ke Ammy. Tapi aku tak punya keberanian, karena itu aku jadi sering salah tingkah di hadapan Ammy. Tidak bisa, tidak bisa seperti ini pikirku. Hatiku sudah tak tahan akan perasaan yang sudah meluap ini. Aku tak boleh pengecut, aku harus segera mengungkapkannya, atau jika tidak sesak ini akan akan mendesak, aku tidak bisa mencintainya diam-diam seperti ini.'
'Dengan seluruh keberanian yang kukumpulkan, aku mengatakannya, di tempat yang selama ini Ammy sukai. Dibawah sinar bulan dan semburan bebintang, diatas bukit dengan pemandangan lampu-lampu kota dan keramaiannya.'
' "Aku suka Ammy. Aku cinta kamu.". saat itu juga raut wajahnya yang berubah gusar setelah aksi tertegunnya. Ia menunduk,'
'"Aku juga sayang kamu Theo, tapi maaf, aku tidak bisa menerima cintamu. Kau menyatakan cinta pada orang yang salah. Ada seseorang yang lebih pantas untukmu, karna dia juga mencintaimu.".'
'Badai mengelilingi hati, menghujaniku dengan meteor-meteornya. Hatiku terbakar, aku patah hati. "Emma.. Emma lebih pantas untukmu Theo." Lanjutnya.'
'"Apa maksudmu Ammy?". "Emma menyukaimu, dia mencintaimu, dia selalu membicarakan tentangmu, dia mengharapkan cerita-ceritamu, dia mengharapkanmu Theo." "Tapi aku mencintaimu Ammy, bukan Emma. Terimalah cintaku, biar waktu yang menumbuhkan rasa cinta dihatimu. Aku berjanji akan berjuang agar kau mencintaiku,".'
' "Tapi Emma saudaraku Theo! tak mungkin aku menghianati saudaraku sendiri, tak mungkin aku menyakitinya. Sudah cukup aku membuatnya iri dengan perhatianmu kepadaku. Sudah cukup aku membuatnya sakit hati dengan kedekatan kita." Saut Ammy sebelum ku selesaikan ucapanku. "Aku tidak bisa Ammy.".'
' "Jika kau mencintaiku, apa kau mau melakukan segala hal untukku Theo? Segala hal walaupun itu tak mungkin bagimu?" tanyanya. "Ya Ammy aku mencintaimu lebih dari segalanya, apapun itu, apapun itu ucapkanlah, ucapkanlah pintamu.".'
'"Cintailah Emma. Cuma itu pintaku. Aku dan Emma saudara, kami saudara kembar. Apa yang ku miliki juga dimiliki Emma. Kami sama Theo. Jika dia merasakan sakit, aku juga akan merasakan sakit. Jika dia merasa bahagia, aku juga akan merasa bahagia. Kau lah yang bisa membahagiakannya Theo, kau. Jika dia merasakan cintamu, percayalah aku juga akan merasakan cintamu itu. Percayalah, jika kau mencintaiku, kau pasti juga akan bisa mencintai Emma." Sudah banyak bulir basah yang keluar dari matanya, nada biacara Ammy sedari tadi juga sudah bergetar. '
' "Jika kalian sama, dan Emma mencintaiku, bukankah kau juga mencintaiku Ammy?" tanyaku dengan nada memohon.'
' "Maaf, tapi aku tak mau egois. Aku menyayangimu sama seperti menyayangi Emma. Aku tak bisa mengorbankan Emma. Maafkan aku Theo. Maafkan aku.".'
'Dia memelukku, aku mengerti apa yang ia rasakan. Hatinya sama hancurnya denganku. Dia mengatakannya, dia juga mencintaiku. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi saat itu. Seakan aku terhipnotis olehnya, aku kalah oleh janji yang telah kuucapkan sendiri. Aku mencintai Ammy, apapun pintanya itu akan kulakukan, walupun itu membuatku sakit. Atas dasar mencintai Ammy, aku belajar mencintai Emma. Tapi satu hal lagi yang membuatku patah hati. Ammy juga belajar mencintai, tapi bukan kepadaku, ia belajar mencintai orang lain.'
Theo menarik nafas berat, sekakan luka itu masih ada, 'Selesai!' ucapnya. Kami prihatin mendengar kisah itu. Kisah yang benar-benar terjadi padanya.
'Sabar ya bro, kalau jodoh pasti ketemu.' Ucap Shota mencairkan suasana. Sedikit rasa menyesal menyuruh Theo mengikuti Dare ini. Tapi siapa sangka akan seperti ini.
'Haha santai aja kali, nggak usah masang muka kasihan kaya gitu. Aku nggak suka dikasih tatapan kasihan kaya gitu. Oke silahkan siapa yang mau lanjut" sosok yang tegar batinku.
'Lava mau lanjutin?' Tanya Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita yang Patah Hati: 5 Kisah Patah Hati Terhebat
Non-FictionLima kisah patah hati. Karangan dan kisah nyata. Kisah mereka dan kisah orang lain. Perasaan mereka dan perasaan orang lain. Hati mereka dan hati orang lain. Sakit mereka dan sakit orang lain. Cinta mereka dan cinta orang lain. Mohon apresiasinya me...