S - 7

988 108 34
                                    

𝐒 . 𝐄 . 𝐑 . 𝐆 . 𝐈 . 𝐎

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐂𝐡𝐢𝐧𝐠𝐮!!

- * -

Setelah kejadian Gio yang menginap di rumah tiga bersaudara itu, hubungan mereka pun semakin dekat saja.

Ryu dan Arca sering bermain ke rumah Gio, dan anak itupun sebaliknya. Tak jarang malah Gio akan diajak menginap dan berakhir dengan Mahen yang memarahi kedua adiknya sebab mengajak perusuh macam Gio ke rumah.

Oh ya, berbicara mengenai Mahen dan Gio. Dua sejoli itu belum menunjukkan kedekatan berarti, hanya saja sikap dingin Mahen sering kali padam di beberapa momen. Jadi, dingin dan sensitifnya tak separah saat bertemu dulu.

"Kak Ryu, ngomong-ngomong Mas Hen udah punya pacar belum sih?" tanya Gio. Anak itu saat ini tengah bermain dengan maxim dan Ryu di halaman belakang rumah tiga bersaudara.

Ryu yang mendengar pertanyaan polos Gio terkekeh dan mencubit gemas hidung anak itu.

"Mas Mahen itu jomblo abadi. Dia galak gitu mana ada yang mau? Temen aja dia cuma punya satu kok." jawab Ryu sekenanya.

Gio manggut-manggut lucu.

"Oh ya, Gio ulang tahun besok. Kata mbak Lina sama yang lain mau bikin acara di rumah. Bakalan ada Om Reno juga loh ke rumah, nanti Gio kenalin sama dia." ucap Gio. Senyum anak itu mengembang begitu memberitahukan berita itu.

"Wah, kalo acaranya bakalan rame orang besok Kakak bakal datang. Nanti kakak cariin hadiah paling bagus buat Gio. Special pokoknya!"

"Wii~ yang bener?"

"Iya dong. Mas Mahen, Abang Arca sama Kak Ryu bakalan datang besok pokoknya.." Ryu mengusap kepala Gio lembut. Anak itu terlihat begitu senang dengan janji dari Ryu barusan.

Gio jadi tak sabar dengan acara besok. Namun disisi lain, ketika Gio tengah bahagia dengan janji dari Ryu yang akan datang, Ryu sendiri malah memikirkan sesuatu yang sesungguhnya mengganjal lama di hatinya. Namun Ryu segera menepis pikiran aneh itu, lagipula ini kan hari yang baik masa dia malah merusaknya dengan pikiran negatif.

🍀🍀🍀🍀

Rumah mikik Gio kini penuh dengan para penghuni di komplek Indah Asri. Mereka semua mempersiapkan acara ulang tahun Gio dengan sangat meriah. Bahkan, Lina dan beberapa wanita disana saja sampai turun tangan mendandani anak itu untuk acara nanti.

Sebagai tetangga yang baik tiga bersaudara sudah ada di rumah Gio khusus untuk membantu. Meski sudah dekat Mahen baru pertama kalinya masuk ke rumah anak itu. Suasana rumah Gio terlihat sedikit familiar di matanya, seolah Mahen juga pernah merasakan suasana rumah seperti ini. Tentunya setelah di kurangi keramaian orang-orang disini.

Mahen melihat pak Asep yang sibuk memasang beberapa kursi di taman belakang rumah Gio. Pria paruh baya itu Menyusun dan membenarkan hampir semua letak peralatan yang akan di pakai, anak muda hanya membantu sedikit-sedikit saja, maka dari itulah pria tua itu terlihat sangat kelelahan.

Melihat Pak Asep yang tengah beristirahat, Mahen membawa satu botol minuman dingin yang ia bawa dari dapur untuk pak Asep. Pemuda itu duduk di samping Pak Asep dan menyerahkan minumannya.

"Minum dulu pak, kita istirahat dulu sebelum acara mulai." ucap Mahen. Dekorasi memang sudah 100% selesai. Jadi para lelaki bisa beristirahat dengan tenang.

"Nak Mahen bisa juga loh tadi angkat-angkatnya, padahal biasanya anak muda kayak nak Mahen ini nggak kuat gitu-gitu." ucap Pak Asep memuji.

"Ah bapak bisa aja." kekeh Mahen.

S . E . R . G . I . O  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang