INYL 03 CONFESS

2.6K 371 65
                                    

Pagi ini Wiliam bersiap siap untuk berangkat ke sekolah. Ia duduk di depan teras rumahnya sembari mengikat tali sepatu

"LIAMM BEKALNYA KOK ENGGAK DI BAWA SIH?" Syena berlari dari dalam rumah membawa kotak makan untuk putranya

Wiliam tertawa melihat penampilan Bundanya yang berantakan sehabis memasak. Ia mengulurkan tangannya menerima kotak makan dari tangan Syena

"Makasih Bunda. Liam lupa tadi"

Syena hanya mengangguk dan tersenyum "Sama sama. Udah gih sana berangkat nanti telat loh"

William memasukkan kotak makan tersebut kedalam tasnya sebelum ia mulai berjalan menjauhi perkarangan rumahnya

Setiap hari William berangkat dan pulang sekolah tanpa menggunakan transportasi untuk menghemat uang jajan yang tak seberapa. Walaupun Papa-nya sudah memberikan saran kepadanya agar menaiki angkot sementara waktu selagi beliau mengumpulkan uang untuk membelikan putranya sepeda motor tetapi William tetap memilih untuk berjalan kaki

Lagipula William tidak pernah merasa keberatan jika ia harus pergi bersekolah tanpa menaiki apapun. Ia sudah terbiasa hidup sederhana sejak kecil, dan impiannya untuk bersekolah di SMA favorit di Bandung ini adalah suatu kebahagiaan yang tak pernah bisa digantikan. Ia merasa bangga pada dirinya sendiri karena bisa menjadi salah satu murid di SMA MATARAM dan berhasil lolos seleksi pendaftaran melalui jalur Beasiswa.

Jarak sekolah dari rumahnya tidak terlalu jauh, hanya memakan waktu dua belas menit jika berjalan kaki dengan santai. Jadi ia pintar pintar mengatur waktu sebelum dirinya telat masuk kedalam sekolah

Beberapa menit kemudian Wiliam sudah dapat melihat gerbang sekolah yang hanya berjarak beberapa langkah dari posisinya. Matanya spontan menyipit melihat segerombolan siswa mengendarai motor sport mulai memasuki area halaman sekolah

Sudah tidak salah lagi jika mereka adalah Aksal dan kawan kawannya. Bahkan beberapa pasang mata murid murid yang kebetulan lewat di samping mereka memfokuskan perhatiannya kepada keempat lelaki tampan yang saat ini sedang tertawa bersama sembari duduk diatas motornya

Setelah melewati gerbang sekolah William benar benar merasa bahwa dirinya tidak bisa mengalihkan pandanganya dari arah laki laki berperawakan tinggi dengan setelan jaket berwarna putih yang membaluti tubuhnya.

Aksal Jovanda Putera.

Nama yang selalu terngiang ngiang di kepalanya. Padahal sosok yang bernama Aksal itu berada di posisi yang sedang membelakanginya tetapi entah mengapa William merasa jantungnya berdetak lebih cepat.

William memejamkan mata mencoba menghilangkan bayangan sosok Aksal dari dalam pikirannya. Ia memilih untuk melangkahkan kakinya menuju kelasnya

••••

Jam pelajaran telah dimulai beberapa menit yang lalu. Sejak tadi guru hanya memberikan tugas dan pergi entah kemana

William mengetuk bulpoin yang berada di genggaman tangannya diatas meja. Ia menoleh kearah Petra yang sedang mencolek bahunya

"Jawaban nomor 2 apa?"

William berdecak malas menanggapi pertanyaan sahabatnya itu, sejujurnya ia muak di tagih jawaban oleh Petra setiap kali ada tugas. Lelaki tersebut tidak mau berusaha untuk mencari jawaban padahal semuanya berada di dalam buku pelajaran

"Woy Liam! Malah diem bae" Petra kembali mencolek bahunya dari arah belakang

"B. For bego!" ucap William sedikit kesal

I NEED YOUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang