13

646 65 93
                                    

•••

     Alarm di phonecell Lisa sudah di set untuk mati setiap beberapa menit. Hari ini Lisa cenderung lebih cepat bangun dari biasanya—oleh sebab itu, alarmnya mati secara manual, tepatnya, dimatikan oleh Lisa. Ia belum tidur. Tepatnya tidak bisa tidur. Sepertinya, terlampau gelisah untuk tidur. Ia mulai mempertimbangkan saran Park Chaeyoung, untuk bimbingan konseling—setidaknya mengenai masalah tidur. Ia masih pergi menemui konselornya dua kali dalam seminggu.

Satu tahun telah berlalu. Ia mulai mengalami masalah tidur selama itu. Ia selalu terbangun dengan perasaan gelisah. Sesak karena beberapa penyesalan. Bahkan hari ini pun, rasa sesalnya bertambah. Ia menatap pria disampingnya—Kim Taehyung, selalu dia selama setahun terakhir ini. Mereka tinggal bersama—ralat, tepatnya pria itu tidak mau pulang.

Mereka tidak dalam hubungan mengikat seperti apa yang dikatakan Media setahun lalu. Tidak ada komitmen. Bahkan cenderung tidak ada harapan. Dan yang paling menenangkan hati adalah, tidak ada kekecewaan. Tapi hari ini fatal—setidaknya dari sisi pandangan Lisa. Kegiatan kusut diatas seprai, baru saja terulang tadi malam. Apa yang Lisa pikirkan? Sambil memejamkan mata, Lisa berusaha mengumpulkan kembali kewarasannya dan mempertanyakan akal sehatnya karena meniduri Kim Taehyung...lagi. Dia masih tertidur pulas. Kakinya melilit dikaki Lisa, tangannya menjulur—memeluk tubuh Lisa. Andai ini rumah Kim Taehyung—pasti Lisa sudah mengendap-ngendap pergi dari sana diam-diam.

Pintu Appartemen kedapatan dibuka. Mengingat ada beberapa orang yang mengetahui sandi Appartemen Lisa, gadis itu tidak tahu perihal siapa yang datang. Sehingga ia menarik tinggi selimutnya—ia belum berpakaiian—begitupun pria disampingnya.

"Jennie?!" ujar Lisa terlampau terkejut.

Jennie melipir masuk begitu saja. Appartemen-nya ada dibawah, dan ia memang selalu menerobos seperti itu jika hendak datang, "Aku yang harus terkejut," ucap datar mulut Jennie.

"Apa ini? Kau tidur dengan pacarku?" celetuk Jennie, membuat Lisa menghenbuskan nafas malas, "Begitulah," jawab Lisa tak lagi bisa mengelak.

Beberapa hari kebelakang ini, rumor mengenai berita kencan Jennie mencuat. Mirisnya pria itu Kim Taehyung, yang selama ini dilabeli sebagai kekasih Lisa.

"Lisa aku lapar," keluh Jennie.

"Lantas datanglah ke Rumah makan, apa yang kau harapkan dariku?"
"Setidaknya biarkan aku berpakaian dahulu," ujar malas mulut Lisa.

"Kau ingin aku berbalik? sungguh?! Aish.." keluh Jennie. Ia melenggangkan kakinya ke dapur alih-alih berbalik. Merogoh camilan dilemari es Lisa, "Kimbab ini kucuri ya??" teriak Jennie.

Lisa muncul dihadapannya ketika Jennie berbalik, "Hyak! Kau mengagetkanku!" Jennie memukul bahu Lisa.

"Dimana Harry-ku? Kau tidak memberinya makan?" tanya Lisa.

"Aish..dia masih tidur, pengasuhnya belum datang dan aku lapar," keluh Jennie.

"Pengasuhnya belum datang dan kau kemari?!" ujar Lisa menaikan nada bicaranya.

"Aku memantaunya di CCTV phonecell-ku, Aish..biarkan aku bernafas huh?!" Kilah Jennie.

Jennie mengigit apel yang masih di sponsori lemari es Lisa, "Bagaimana denganmu? Kau bilang hubunganmu dengan Kim Taehyung tidak seperti itu? Lantas apa yang baru saja aku lihat ini?"

"Memang tidak seperti itu, tapi sungguh, kau percaya saat aku bilang kami tidak ada apa-apa?" Celoteh Lisa.
"Naif sekali," celetuk Lisa. Seketika membuat Jennie kesal.

"Suruh dia pulang," titah Jennie. Lisa berbalik—pandanganya bertumpu pada Jennie, "Kenapa?"

"Mereka akan kembali berspekulasi bahwa Kim Taehyung mengunjungiku, atau bahkan tinggal bersamaku," jelas Jennie.

Thankyou for having meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang