~ Happy Reading ~
.
.
Ah! Ternyata mimpi.
Mimpi macam apa itu?
Arion?
Eileen?
Ghea?
Bukannya itu adalah novel fiksi yang selesai dibacanya kemarin? Mungkin dirinya terlalu mendalami cerita novel itu sampai terbawa mimpi.
Gadis itu terkekeh. Ia kemudian membuka matanya dengan sempurna. Menerawang langit-langit kamar yang rasanya sedikit.. berbeda?
"Apa gue kecapean sampai lupa furniture kamar gue sendiri?" gadis itu terlihat bingung.
Teressa Klinski. Gadis yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran namun identitasnya tidak pernah diketahui. Ia bekerja diam-diam dan mematikan. Teressa hidup sendiri. Ia memilih jalan berbahaya ini demi mendapatkan uang untuk hidup.
Saat keluar rumah ia akan terlihat seperti gadis lugu yang tidak tau apa-apa tentang kerasnya dunia. Namun siapa sangka, Teressa sudah sering menggunakan tangan kecilnya untuk memisahkan jiwa seseorang dari raganya.
Teressa tidak pernah mengetahui orang tuanya siapa dan dimana mereka. Yang diketahuinya hanyalah dia hidup di sebuah panti asuhan namun kabur karena selalu disiksa. Setelah itu, ia dipungut oleh seorang "Boss" dan diajarkan bela diri dengan keras.
Namun karena ia ingin bekerja sendiri tanpa tekanan, Teressa malah merampok rumah "Boss" itu dan lari sejauh mungkin sampai tak lagi dapat ditemukan. Gadis itu memang tidak tau diri.
Lalu setelah tujuh tahun menjalani profesinya sebagai pembunuh bayaran, ia mendapat hobby baru sebagai pengisi waktu luang. Yap. Membaca novel.
Selama Teressa tak ada pekerjaan, ia hanya akan bersantai di kamar ditemani novelnya. Dan Teressa ingat mimpinya tadi adalah novel yang dibacanya sebelum tidur.
Tapi ada yang aneh. Selain langit-langit kamarnya yang ia yakini berubah menjadi girly, Teressa juga merasa aneh pada suaranya.
Teressa lalu mengangkat tangannya. Dalam posisi masih berbaring, ia terkejut dan langsung terduduk.
Kemana kulit kuning langsat miliknya? Kenapa kulitnya jadi lembut dan sangat putih seperti ini? Karena terlalu kaget Teressa langsung melompat mencari cermin.
Alangkah terkejutnya Teressa melihat bayangan dirinya di cermin adalah bukan dirinya. "Kok bisa begini?"
Teressa bergerak random. Ke kanan, ke kiri, meloncat, berputar, bahkan ciluk baa pun dilakukannya. Bayangan itu terus mengikutinya yang berarti bayangan itu adalah dia. "Akh, apa ini? Gue tiba-tiba berubah dalam waktu semalam? Hal mustahil apa yang menimpa gue ini, Ya Tuhan"
Teressa merengek. Apa yang harus dia lakukan?
Dering ponsel mengalihkan atensi Teressa. Ia segera meraih benda pipih itu dan melihat nama yang tertera.
"Soffie?" siapa Soffie? Apa dia boleh menjawab panggilan ini?
"Ah, coba aja deh. Daripada gue penasaran" jarinya kemudian bergerak menggeser tombol hijau disana.
Belum sampai di telinganya. Teressa langsung menjauhkan ponsel itu saat suara melengking seseorang menyapa gendang telinganya.
"GHEEAA GRACIIAAA. YUHUUU WHERE ARE YOU? Tumben lo belum di sekolah jam segini? Kesiangan lo ya? Hm, makanyaa jangan drakoran muluu. Buruan ke sekolah nih, udah mau masuk kelass!"
Siapa? Ghea Gracia? Sepertinya nama itu tidak asing.
"Ghea? Lo disana kan? Denger gue gak?" karena merasa tak ada jawaban, Soffie kembali memanggil.
Teressa yang masih bingung langsung menjawab, "Ah, iya. Gue disini. Bentar lagi gue otw, ini udah siap-siap." Teressa berusaha menjawab senormal mungkin.
Helaan napas lega dari seberang sana di dengar Teressa. "Yaudah, kita tunggu di kelas. Buruan. Kalo gitu gue tutup, see u Gheaaaa"
Tut.
Sambungan telepon mati.
Teressa diam.
Dia memikirkan satu hal dan sepertinya ia harus segera ke tempat yang dikatakan Soffie tadi untuk memastikan semuanya.
---
Teressa sudah berasa di lingkungan sekolah berkat insting dari tubuh yang diyakininya ini bernama Ghea Gracia.
Sepanjang perjalanan ia hanya memikirkan satu kemungkinan yang paling valid, yaitu ia masuk ke dalam novel yang semalam dibacanya. Mimpinya kemarin menurut Teressa adalah jalan jiwanya memasuki tubuh Ghea. Tapi untuk apa?
Teressa masih linglung dengan kejadian yang menimpanya jadi dia bergerak untuk mencari tau. Nama tokoh dalam novel jelas Teressa masih mengingatnya dengan jelas. Ia hanya perlu memastikan.
Masih mengikuti insting tubuhnya, Teressa melangkahkan kakinya menuju kelas. Dia langsung disambut oleh tiga orang gadis, yang ditebaknya adalah sahabat Ghea.
"Astaga, Ghea. Sini cepetan. Gila lo, marathon lagi sampe kesiangan begitu?" Si cerewet Soffie Moreira. Dia adalah sahabat yang paling perhatian diantara mereka berempat. Harus diakui Teressa, visual mereka memang gada obat. Meski tubuh ditempatinya juga sangat cantik, namun mereka bertiga juga tidak kalah.
Teressa hanya bisa cengengesan mendengar pertanyaan beruntun Soffie. "Kayak gak tau Ghea aja, Soff. Ghea kalo gak drakoran ya pasti ngintilin Arion." Suara tenang itu, Teressa yakin milik Nada Zavira. Cewek tomboy yang selalu jadi tameng ketiga sahabatnya dari para pawang buaya.
"Haha jangan gitu, ih Nada. Sini aja, Ghe. Duduk sama Clowey. Clowey baik akan selalu dukung Ghea." Itu Clowey Pamela. Teman duduk Ghea di kelas. Dia selalu tersenyum jika di hadapan sahabatnya namun akan judes saat bertemu buaya-buaya darat di sekitarnya.
Teressa memilih langsung duduk di samping Clowey. Namun, colekan di bahunya membuat dia berbalik. Ternyata Nada. "Kenapa Nad?"
Nada menatap Ghea khawatir, "Lo gapapa? Gelagat lo hari ini aneh. Are u okay?"
Teressa seketika mengubah ekspresinya jadi sesantai mungkin dan mengangguk sekali. "Gue okay, kok. Tenang aja. Masih kebayang drakor kemarin aja, belum move on hehe" Teressa nyengir.
Ekspresi Nada terlihat lega. Dengan senyumnya ia mengangguk paham "Gue kira ada apa. Yaudah ngadep depan gih, Bu Ratih udah di pintu"
Teressa langsung memperbaiki posisinya. Setelah itu, dia kembali lesu.
Nyatanya dirinya sungguh mengalami perpindahan jiwa. Tapi saat ini sepertinya jauh sebelum kejadian Ghea menembak dirinya sendiri.
Teressa sedang berusaha menerima jiwanya terperangkap di tubuh Ghea Gracia yang sangat menggilai pemuda bernama Arion Darka Leonathan.
Sial.
.
.
.
Tbc.
Teressa diganti Ghea.
Jangan lupa vote dan comment, maaciiiw
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION
Fantasy"FOLLOW SEBELUM BACA" . . Apa yang akan terjadi jika jiwa Teressa Klinski tiba-tiba berpindah ke tubuh Ghea Gracia. Akankah takdir terus mempermainkannya. Bagaimana dengan misinya di dunia ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Nantikan kisah si pembunu...