1. what it is?

1.5K 87 2
                                    

Angin berhasil menerbangkan daun kering dipohon beringin di taman kota. Agatha yang masih sibuk dengan ponselnya sampai tidak sadar akan adanya daun kering di rambutnya. Jeno disebelahnya menatap Agatha dengan dalam, kemudian tangannya bergerak untuk mengambil daun kering itu sampai membuat Agatha terlonjak kaget.

"Ya Tuhan! Aku kaget!"

Jeno tersenyum, "Ada daun dirambut kamu, sayang."

"Jen, kayaknya acara Annive kita bakalan batal."

Kedua alis Jeno bertautan, "Loh? Kenapa?"

Agatha menghela napas panjang, "Pak Yudis ngajak dinas ke Thailand!" Lirih Agatha.

Jeno tersenyum, tangannya bergerak mengelus pucuk kepala sang kekasih. Agatha menatap Jeno dengan tatapan putus asa. Dari sorot mata Jeno, disana tersirat rasa kecewa untuk kesekian kalinya. Sudah 3x dalam sebulan ini Agatha selalu membatalkan janji kencan mereka. Bukan tanpa sebab, semua alasannya karena pekerjaan Agatha yang tidak bisa ditinggalkan. Sudah 4 bulan lamanya ia menjadi sekretaris Yudistira, CEO PT. Akasa.

Awalnya Jeno memaklumi, namun karena terlalu sering Agatha membatalkan janji hati kecilnya meringis. Jeno sudah hafal tabiat Agatha. Wanita itu sangat gila kerja, sampai sampai Agatha sampai dirumah hanya untuk numpang tidur saja. Agatha ini terlalu sibuk mengejar dunia, dia harus menerbangkan sayapnya agar karirnya cemerlang. Maka dari itu ia mengambil tawaran sekretaris PT. AKASA. Sudah 6 bulan lamanya Agatha bekerja disana dan banyak waktu yang ia relakan untuk bekerja, termasuk waktu kencan ia dan Jeno.

"Sekarang aku lagi cari tiket dulu, aduh gimana--"

Jeno tersenyum dan mengangguk, "Iya nggak apa apa sayang. Berapa lama kamu disana?"

"Sebentar kok, cuma seminggu." Jawab Agatha.

Jeno menghela napas panjang, seminggu katanya? Bagi Agatha mungkin itu hanya sebentar, namun bagi Jeno itu cukup lumayan lama. Entah kenapa semakin hari Jeno semakin takut Agatha tidak mau hidup bersama dengannya. Waktu yang terbuang dijam kencan mereka membuat Jeno bertanya tanya. Apakah kekasihnya ini masih mencintainya? Apakah Agatha mau hidup lebih lama dengannya?

Bukan sekali Agatha meninggalkan dia disaat hari kencan mereka. Di perusahaan yang dulu, Renata hampir tidak memiliki waktu untuk Jeno. Dalam 1 bulan bisa 2 kali saja mereka bertemu, itu pun hanya makan malam biasa atau sekedar makan siang bersama.

Kesibukan Agatha yang membuat Jeno sedikit jenuh akan hubungan mereka, 6 tahun berjalin kasih harusnya Jeno merasa cukup untuk kejenjang pernikahan. Tatapi Jeno berfikir jika Agatha mungkin masih ingin berkarir. Setidaknya itu pemikiran Jeno dulu.

"I have something for you, honey." Jeno mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna navy. Dan sesaat kemudian dia membuka kotak itu.

Didalam kotak itu menampilkan sebuah cincin permata berlian yang sederhana namun harganya diluar nalar. Melihat cincin permata berkilau itu, hati kecil Agatha meringis. Agatha cukup dewasa untuk mengartikan sikap Jeno sekarang, namun lagi lagi Agatha harus melakukan hal seperti biasa. Dan Jeno pasti sudah tahu sikap Agatha selanjutnya.

Agatha menghela napas panjang dan menutup kembali kotak beludru navy itu, dan dia mendorong tangan Jeno. "Jen? Kamu tahu kan karir aku tuh baru di mulai lagi? Setelah 2 bulan aku nganggur kemarin, ini pekerjaan yang bener bener aku mau selama 4 tahun ini. Jadi, please ngertiin aku."

Jeno tersenyum lagi, senyum itu tersirat rasa kecewa dan Agatha tahu itu. "Aku sebenernya udah tahu jawaban kamu--tapi apa nggak bisa difikirkan lagi?" Tanya Jeno, ia berharap kekasihnya ini bisa berubah fikiran.

Tanpa berfikir panjang Agatha menggeleng pasti, "Nggak bisa, Jen. Masa aku baru 6 bulan di PT baru udah harus cepet cepet nikah sih? Jen, aku ini baru 28 tahun. Jalan aku masih panjang buat mencapai apa yang aku mau, bayangin kalau aku nikah?"

Midnight Rain | Lee Jeno x Yoo Karina✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang