14. Yudhistira dan Agatha

345 50 11
                                    

"Tumbenan kamu bawa ketoprak?"

Jeno melepas jas dokternya dan dia cantolkan ke gantungan dibelakang pintu kamarnya. Ketoprak itu sudah dia simpan di meja makan dan Nayara masih rebahan di kasur. Pukul 10 pagi ini Nayara baru saja bangun tidur saat Jeno sampai kamar. Jeno tersenyum dan langsung melangkahkan kaki ke kamar mand lalu ia membersihkan diri. Berdiri di bawah shower rupanya tidak terlalu buruk.

Nayara masih rebahan sambil memainkan ponselnya. Rupanya ada pesan dari Agatha yang mengajaknya nanti malam untuk menonton. Namun Nayara tidak membuka pesan itu dulu. Dia langsung melempar ponselnya pelan dan bangkit dari sana. Nayara memungut baju kemeja Jeno dilantai dan memeriksa jas dokternya Jeno. Tangannya merasa Jas Jeno sedikit basah, dan dia tidak sengaja mencium wangi aneh yang sangat familiar.

Selama 2 menit itu Nayara memciumi jas dokter Jeno. Ia mencoba mengingat siapa yang memakai parfum aroma Blueberry itu? Ini bukan parfum pria tetapi wangi parfum wanita. Fokusnya pada bau Blueberry di jas Jeno sampai ia tak sadar jika suaminya sudah berdiri disebelahnya. Jeno sudah selesai mandi.

"Nay?"

"Ya —Ya Allah Mas! Bikin aku kaget aja!" Gerutu Nayara sambil mengelus dadanya.

"Kamu ngapain ciumin jas aku?" Tanya Jeno.

"Jas kamu sedikit basah— sama ini Mas, baju kamu kok kayak ada wangi parfum Blueberrynya sih? Ganti parfum?'' Tanya Nayara.

Pertanyaan Nayara membuat Jeno tersenyum, ia melangkah lebih dekat pada Nayara sampa Nayara bisa mencium wangi shampo Jeno disana. Jarak wajah mereka sangat dekat sampai Nayara bisa merasakan helaan napas Jeno diwajahnya. Entah kenapa Nayara secara reflek memeluk jas Jeno saat wajah Jeno mendekati wajahnya. Saat Jeno menyapa bibir Nayara, Nayara memejamkan mata.

Ia membiarkan Jeno menciumnya. Awalnya hanya ciuman biasa dan Nayara tidak membalasnya. Namun semakin lama ia tidak tahan, maka dengan sisa keberaniannya itu Nayara membalas permainan Jeno. Jas dokter Jeno sudah jatuh entah sejak kapan Nayara tak sadar ia menjatuhkan Jas itu. Nayara mengelus leher jenjang Jeno dan itu menambah gairah untuk sang suami. Merasa Nayara membalas apa yang Jeno mau, sudut bibir Jeno tertarik.

Tanpa aba aba apapun ia langsung membanting Nayara ke kasurnya. Melanjutkan apa yang seharusnya mereka lakukan saat malam pertama. Pagi itu ia berikan segalanya untuk Jeno, memang ini bukan kali pertamanya namun setidaknya Nayara juga mau. Tidak seperti waktu itu, ia berusaha untuk lepas dari jeratan Brama. Kali ini Nayara yang memasrahkan diri. Bukankah dia dan Jeno sudah halal kan? Jadi tidak masalah Nayara melakukan itu. Dan bukankah ini adalah kewajiban jika mereka ingin memiliki anak?

"Nay—dont leave me!"

•••

"Kamu kenapa telat?" Tanya Yudhistira.

Sepertinya hobi Yudhistira saat ini adalah mengejutkannya. Sudah seminggu ini dia selalu terkejut akan kehadiran bosnya di meja kerjanya. Siang ini Agatha baru saja hendak istirahat namun bosnya sudah menghalangi jalannya yang entah tahu ia lewat mana tiba tiba ada didepannya saja.

Agatha tersentak saat mendengar suara bosnya, "Bapak kalau mau nongol assalamualaikum dulu, saya kaget tahu!" Ucap Agatha yang mengelus dadanya.

Yudhistira menghiraukan perkataan Agatha, ia malah langsung memberikan ponselnya pada Agatha dan membuat wanita itu kebingungan.

"Buat saya pak?" Tanyanya.

Yudhistira menghela napas panjang, "Baca apa yang ada di layar."

"Oh—Surat Undangan Wedding Coralline and Ed in Australia—terus kenapa pak?" Tanya Agatha.

Midnight Rain | Lee Jeno x Yoo Karina✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang