Sudah terhitung 2 hari setelah kejadian Wina menanyakan perihal hubungannya kepada Jaendra. Jaendra tidak pernah berpapasan dengan Wina di apartemen, di kampus pun Wina seperti menghindar dari Jaendra. Sepertinya perempuan itu menginap di salah satu apartemen temennya, karena pak satpam bilang belum melihat Wina balik ke apartemen sejak 2 hari lalu.
Perasaan Jaendra tidak karuan saat ini, hatinya cemas memikirkan kemana Wina. Belum lagi dia juga sedang bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Sebenernya apa yang ia mau? apakah perasaannya pada Wina sudah tumbuh atau dia masih terjebak di masa lalunya.
"Halo lo temen Wina kan?" tanya Jaendra kepada Evan yang saat itu sedang berada di perpus seorang diri
"Oh iya, ada apa ya?" tanya Evan
"hm lo tau gak Wina nginep dimana?" tanya Jaendra
"sorry?" tanya Evan bingung
"iya udah 2 hari dia gak pulang ke apartnya. Lo pasti tau kan dia tidur dimana" kata Jaendra
"hmmm, tau tau. Tenang aja dia ditempat aman kok" kata Evan
"kalo boleh tau dimana ya? gue gak bakal samperin kok. Gue cuma mau tau aja takut abangnya nanya ke gue" kata Jaendra
"Dia nginep di apart Lula anak farmasi" kata Evan
"Oh oke thank you infonya" kata Jaendra
"Sama-sama. Oh iya gue cuma mau bilang sama lo, kalo lo emang gak ada niatan untuk sama Wina mending jelasin aja ke dia dari sekarang sebelum perasaannya semakin dalam buat lo. Udah dalam sih, maksud gue biar dia gak banyak buang waktunya buat lo kak" kata Evan
"Dia udah cukup sabar selama itu buat nunggu lo" lanjut Evan sambil tersenyum dan meninggalkan Jaendra seorang diri di bangku perpus itu
****
Wina sedang berdua dengan Lula di apartemennya, kebetulan hari ini Lula gak ada kelas dan Wina sedang tidak enak badan.
"lo gak mau ke klinik univ aja? ayo gue anterin"
kata Lula"ngga lul gue gapapa, udah minum obat kan tadi. Nanti aja kalo emg obatnya gak mempan baru ke klinik" kata Wina
"hm okedeh, kalo gitu gue cari cream soup dulu buat nanti lo makan" kata Lula
"oke makasih banyak ya Lul, maaf ngerepotin" kata Wina
"apasih lo win kayak baru kenal 2 jam aja" decak Lula
"hehe yaudah hati-hati lul" kata Wina
"Oke, ada titipan lain gak?" tanya Lula
"ngga itu aja cream soup" kata Wina dibalas anggukan oleh Lula
Setelah Lula meninggalkan apart dan meninggalkan Wina seorang diri sekarang. Wina pun mengecek hp nya, benar sejak kejadian kemarin tidak ada satu pun chat masuk dari kak Jaendra. Memang salah punya ekspetasi tinggi pada suatu hal, akhirnya jika ekspetasi itu tidak terealisasikan hanya meninggalkan luka yang mendalam. Begitulah yang dirasakan wina sekarang.
Mungkin ekspetasinya begitu tinggi, angannya begitu tinggi tentang hubungannya dengan Jaendra. Harapannya menjadi seseorang yang berhasil membantu pria itu keluar dari masa lalu hanya harapan belaka. Usahanya selama ini pun hanya sia-sia, tetap Kalea lah yang jadi pemenang di hati kak Jaendra sampai saat ini.
Tak terasa air mata Wina turun dengan sendirinya jika mengingat akan hal itu. Kantuk pun melanda karena efek obat dan juga tangisnya, mata Wina pun berangsur-angsur menutup dan akhirnya ia tertidur.
Hari sudah sore, sudah hampir 3 jam Wina tertidur. Tidak begitu lama akhirnya ia perlahan membuka matanya. Ia mengejapkan matanya berkali-kali melihat seseorang yang sekarang berada di sisi tempat tidur Lula yang ia pakai sekarang. Masa sampe kebawa mimpi sih kak Jaendra ada disini? gak mungkin kan? dia kan gatau apart Lula pikir Wina yang masih memejamkan matanya.
"udah gak pusing?" tanya Jaendra
hah sekarang gue denger suaranya juga? sumpah gue udah ditahap delusional kah? pertanyaan Wina pada dirinya sendiri.
"ngga kamu gak mimpi Win, ini beneran aku" kata Jaendra
Wina pun membuka matanya dan benar itu kak Jaendra ini bukan mimpi ataupun delusional.
"kamu sakit udah dari kapan?" tanya Jaendra
Wina masih terdiam bengong. Sampai akhirnya Jaendra menjentikan jemarinya di depan muka Wina.
"baru semalem" jawab Wina akhirnya
"udah minum obat?" tanya Jaendra
"udah" kata Wina
"ke dokter aja ya? demam kamu belum turun" kata Jaendra
"gak usah nanti sembuh sendiri" kata Wina
"tensi kamu juga rendah tadi aku periksa" kata Jaendra
"gak usah" kata Wina hendak mau bangun namun ditahan sama Jaendra
"jangan banyak gerak" kata Jaendra
"aku bukan patah tulang cuma pusing aja, aku mau ke toilet" kata Wina tbtb ketus
"yaudah sini aku bantu" kata Jaendra
"gaperlu aku bisa sendiri" kata Wina yang langsung bangun dan beranjak ke kamar mandi
Iya baru pertama kali melihat sikap Wina yang dingin seperti itu. Ya dia bersikap seperti itu juga karena Jaendra, jaendra pun dapat memaklumi itu. Setelah Wina balik dari kamar mandi, ia pun kembali ke kasur Lula.
"makan ya? ini tadi Lula titip" kata Jaendra sambil mengangkat mangkuk yang berisi cream soup
"Lula mana?" tanya Wina
"Lagi keluar sebentar" kata Jaendra
"kemana?" cecer Wina
"aku yang minta dia keluar sebentar, biar aku bisa ngomong sama kamu" kata Jaendra
Wina cuma bisa diam dan membuang pandangannya ke luar jendela kamar apart Lula.
"sebelum aku mau ngomong perihal 2 hari yang lalu, aku mau kamu makan dulu ya?" pinta Jaendra
"Oke" jawab Wina mengambil mangkuk yang ada ditangan Jaendra dan langsung menyantapnya
Wina sudah selesai menghabiskan cream soupnya. Jaendra juga baru balik dari dapur menaruh mangkuk kotor tadi dan mengambilkan Wina minum.
"Oke jadi aku udah bisa ngomong sekarang?" tanya Jaendra
"aku mau ngomong duluan" kata Wina
Jaendra pun mengangguk dan mempersilahkan Wina untuk berbicara duluan. Wina sengaja ingin berbicara duluan karena sejujurnya ia belum siap dengan jawaban yang akan Jaendra berikan perihal pertanyaannya 2 hari lalu.
"aku ambil kesempatan student exchange 1 tahun ke Swiss" kata Wina
"....."
"aku berangkat minggu depan" kata Wina
"are you serious?" tanya Jaendra
"iya" kata Wina
"okey I'm happy for you" balas Jaendra
"Dalam kurun waktu 1 tahun aku kasih kesempatan buat kak Jaendra....untuk memastikan perasaan kak Jaendra. Jujur aku udah dititik terlelahku sekarang kak, tapi perasaanku ke kak Jaendra masih ada dan jujur itu menyiksa aku. Kasih jawaban ke aku setelah aku balik, apapun jawabannya ataupun akhirnya bukan tetep aku orangnya aku akan terima. Dan aku bakal pergi dari hidup kak Jaendra juga kalo akhirnya memang takdir gak berpihak sama kita" kata Wina
"Win" lirih Jaendra
"Jangan kasih jawaban sekarang kak, aku belum siap dengernya" kata Wina
"udah itu aja yang mau aku omongin. Sekarang kak Jaendra bisa pulang aku mau istirahat" kata Wina yang merebahkan dirinya lalu memunggungi Jaendra
Jaendra paham bagaimana tersiksanya Wina dengan perasaannya sekarang. Jaendra sadar ia telah menyakiti hati Wina sebegitu dalamnya. Jaendra sadar Wina terlalu baik untuk dirinya yang cukup pecundang dan brengsek ini.
keeping my distance because I know I can't have you - Wina
I wish I could be a better me, for you Win - Jaendra
to be continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
S•E•M•U | jaemin x winter au
FanfictionWinata masih berdiri disamping Jaendra yang masih menatap batu nisan di depannya. Sesekali netranya menatap lelaki itu penuh arti dan harap. "kapan ya aku bisa ngerasain disayang sebegitunya sama orang, kayak kakak sayang sama Kalea" ujar Winata "w...