Bab 1 - Bertemu Kembali Sang Tawa

331 25 6
                                    

Raldo terus memasang tatapan memelasnya yang sama sekali tidak ampuh pada Leora. Berkali-kali Raldo memohon, namun berkali-kali pula Leora menggeleng tegas. Kini mereka berdua berada di koridor lantai dua, tepat di depan pintu kelas 12-2 IPS, kelas Leora. Lima menit lagi bel masuk akan berdering, tetapi tangan kokoh Raldo masih setia menghalangi Leora dari pintu kelasnya. Ia masih saja memohon, dan hal itu hampir membuat Leora kesetanan.

Leora menghirup napas panjang, sebelum berkata tegas. "Raldo, minggir."

"Nggak sebelum lo bilang iya," paksa Raldo.

"Do, itu tugas lo! Jangan bebanin gue dalam hal ini," Leora berkata sebal, sedikit muak.

Raldo mengacak rambutnya yang sebelumnya memang sudah acak-acakkan. "Gue nggak ada pilihan lain, Ra. Abis ini kelas gue ulangan biologi dan lo tau sendiri Pak Daf segalak apa."

"Ya suruh yang lainlah! Reza kek, Wanda kek, atau Frida--"

"Firda, Ra," potong Raldo, mengoreksi.

Bola mata Leora berputar diikuti kedua tangannya yang terangkat. "Yah, siapa pun itu, asal bukan gue!"

"Semuanya nggak bisa, Ra. Reza ulangan matematika, Wanda praktek fisika, Frida--"

"Firda, Do," potong Leora, gantian mengoreksi.

"Iya, Firda ulangan bahasa Jepang. Cuma lo yang nggak ada praktek, atau pun ulangan!"

Leora mendengus sebal. "Ya udah, kalo gitu gue juga ada ulangan!"

Raldo mencebikkan bibirnya. "Gue udah tanya Bu Rere, dan hari ini kelas lo cuma ngebahas dan ngerjain beberapa tugas. Gue udah minta izin buat lo juga. Ayolah, Ra, bantu gue!"

"Gue nggak mau ninggalin pelajaran favorit gue. Ini geografi, Raldo!"

"Ra, please.." pinta Raldo dengan wajah memelas gelisah.

Leora menghela napasnya gusar. "Nggak bisa besok apa, Do?"

Raldo menggeleng. "Pak Oman bilang hari ini udah harus dibagiin, biar besok pada ngumpulin."

"Argh," Leora menghentakkan kakinya sebelum merebut map hijau tebal berisi formulir ekstrakurikuler dari lengan kanan Raldo. "Ketua LDKS bukan gue, oke?" tanya Leora, melakukan penawaran.

"Tapi.." Raldo menggumam kecil, namun Leora langsung memberinya tatapan tajam yang benar-benar membuat Raldo terpojok. "Oke-oke. By the way, thanks, Ra!"

Tanpa Leora sempat berkata apa-apa, Raldo sudah ngacir lebih dulu dari hadapan Leora. Tepat saat Raldo memasuki pintu kelasnya yang hanya berjarak satu kelas dari kelas Leora, bel menandakan istirahat berakhir berdering.

Dengan malas, Leora melangkahkan kakinya menuju tangga yang terletak di ujung sayap kiri gedung sekolahnya.

Oke, kita mulai dari lantai empat, batin Leora.

●●●

Leora menapakkan kakinya menuruni tangga. Seluruh kelas di lantai empat telah ia datangi, dan sekarang adalah giliran kelas-kelas di lantai tiga, lantai khusus kelas 11. Berbeda dari lantai empat yang Leora mulai dari kelas paling awal, kali ini Leora memulai dari kelas yang paling akhir. Kelas 11-6 Bahasa.

Leora mengetuk pintu dua kali, lalu membukanya perlahan. "Permisi, Bu Rena. Saya perwakilan dari OSIS mau ngasih formulir ekskul untuk siswa baru."

"Ah tentu, Leora," Bu Rena mengangguk, mempersilakan Leora masuk.

Leora memberikan senyum terima kasihnya pada Bu Rena. Ia pun melangkah masuk dan berdiri di depan kelas. Tangan kanannya ia kepal, lalu ia ketukkan dua kali ke atas meja seorang siswa yang ada di barisan paling depan.

PhospheneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang