***Siang yang sedikit terik terdapat 2 orang siswi yang sedang berbinar menatap nasi goreng yang masih menggepul didepan mereka, nasi goreng kantin andalan dengan toping ayam dan telur mata sapi setengah matang yang dibuatkan khusus sesuai rikues Selena.
" Kalau udah lulus kangen banget gak si kita sama makanan ini " Dahlia mengangguk setuju.
" Cepet banget ya Sel kita mau lulus" Gadis polos itu tiba - tiba saja sudah berkaca kaca dan membuat Selena panik.
Tangan Selena terjulur menggusap pundak sahabatnya yang sedang bersedih itu, sahabat satunya ini amat sangat perasa dia bahkan pernah menanggisi Selena saat tau Selena mimisan akibat terkena bola basket. Selena berdoa semoga sahabatnya kelak dipertemukan dengan orang - orang yang tulus.
Terlintas inggatan tentang perjodohan dirinya, Selena tidak mengatakan apapun soal itu pada Dahlia dia bingung dan lebih baik memendamnya sendiri.
" Oh iya Sel nanti kita nonton turnament futsal ya kelas 11 main tuh sama sekolah sebelah" Selena mengangguk cepat menyetujui ide Dahlia.
Selena kemudia menyendok nasi goreng yang sangat menggiurkan itu.
" Astaga panass" Mulutnya terbuka, muka Selena merah akibat kepanasan, tangganya tak henti henti mengibas didepan mulutnya.
Dahlia cepat cepat menggambil air minum disampingnya dan meminumkan ke Selena.Selena meneguknya dengan kasar astaga pasti lidahnya melepuh.
" Sel lihat ada pak al " Dahlia menyenggol bahu Selena pelan, dalam hitungan detik mata mereka bertemu Altair yang berada tak jauh dari meja kantin memilih berhenti sejenak menatap Selena, tatapan yang sulit diartikan. Altair kemudian mundur dan berbalik arah kembali menjauhi tempat dimana Selena berada.
"Eh kok tidak jadi ya" Dahlia bergumam sambil menenggok kegadis samping yang tertunduk, aneh. Kenapa raut wajah Selena tiba - tiba menjadi masam.
_________
'Membosankan sekali ' Suara pendukung 2 grup yang sedang bertanding mampu membuat Selena pusing, namun Selena melihat kesamping Dahlia dengan suara cemprengnya juga ikut meneriaki salah satu nama adik kelas yang katanya tampan.
Selena menggedikan bahunya, sedikit merinding melihat Dahlia seperti itu namun Selena tetap menemani sahabatnya itu sambil menegguk minuman berasa jeruk yang mereka beli sebelum acara berlangsung.
Selena tersenyum sesaat ketika angin menerpa wajah mulusnya, matanya tertutup sesaat namun telinganya tiba - tiba saja berdengung. Selena memegang telinga kananya sejak malam itu, sejak perjodohan sialan itu telinganya selalu mendengar suara yang menurutnya menyakitkan gendang telinganya.
" Aku ke toilet dulu ya " Dahlia mengangguk tanpa curiga apa yang terjadi dengan temanya itu.
" Sh-h sa-kit " Suara nyaring itu semakin menusuk gendang telinganya seolah olah ingin memecahkan telinga Selena. Kakinya ia paksa berlari, meskipun dengan sekuat tenaga badanya seperti ikut lunglai.
"Tolong" Tangan kirinya memegang tembok guna menopang tubuhnya yang seolah kehilangan energi, tangan kananya sibuk menekan telinganya yang berdengung hebat.
" Sial tangga in-i sangat tinggi" Nafasnya tersendal posisinya kini berada di tengah tangga, kenapa sekolahnya memberi tangga setinggi ini pada tribun futsal, astaga Selena harus cepat cepat turun.
" Ayo Selena tiga lagi"
Nginggg
Tubuhnya terhuyung kedepan, dirinya sangat amat pasrah penglihatanya memudar. Sebelum menutup mata wajah itu datang, orang yang dibenci Selena berlari dengan wajah cemas, namun tangan kanannya pun sama seperti Selena memegang telinga kanan miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOMINAN LOVE
Romance" Ini semua salah bapak" Masuk ke buku? apalagi terjebaknya sama guru kiler yang dijodohin sama dia? kasian sekali selena ya.