Mirae membanting tasnya ke bangkunya lalu menelungkupkan kepalanya dibalik kedua tangannya. Teman satu bangkunya pun hanya melirik sekilas, lalu asik kembali dengan ponselnya.
"Napa lo? Kusut amat muka" tanya Dyara membuat Mirae menoleh ke arahnya.
"Gue telat, dan gue dapet hukuman sama ketos banyak gaya"
Dyara yang mendengar kata 'ketos' pun langsung menoleh "ketos? Wildan Arean maksud lo?" Tanyanya yang dibalas anggukan malas oleh Mirae
"Males gue berhadapan sama dia, mukanya belagu banget. Mentang-mentang ketos" dengusnya, Dyara terkekeh sembari menggelengkan kepalanya.
"Lagian lo aneh, kenapa bisa telat?"
Mirae merubah posisinya menjadi duduk seraya mengetuk-ngetuk dagunya, bergaya sedang berfikir.
"Semalem gue keasikan nonton Drakor. Jadinya gue kesiangan" balasnya sambil tersenyum watados
Dyara hanya menatap datar sahabat dari SD nya itu, lalu beralih ke ponselnya kembali. "Gak berubah aja lo" ujarnya sambil menghela nafas.
Dyara menghentikan aktifitasnya sejenak, "lo tau kalau sekarang hari pertama lo baru masuk ke ini sekolah. Udah berulaaahhh lagi, capek gue temenan sama lo" cerocosnya, Mirae lagi-lagi nyengir kuda.
"Jangan gitu lah, Dyar. Nanti gue temenan sama siapa?"
"Alay lo, gila! Masih ada Qinara, Alena, sama Tamara, kalau lo lupa" sungut Dyara sembari menatap Mirae dengan tajam yang tiba-tiba langsung mengubah mimik wajahnya menjadi lesu. Dyara bergidik melihat itu.
"Lo sebenernya reog atau manusia sih, Mir?" Tanyanya yang hanya dibalas Mirae dengan menaikkan kedua bahunya acuh.
"Serah lo deh, gue jadi manusia jadi-jadian juga boleh" putusnya membuat Dyara membulatkan matanya dan memukul pundak cewek itu.
"Gak waras lo!"
Dyara mengambil posisi berdiri dari tempatnya, ia berniat untuk meninggalkan Mirae sendirian disana. Bisa gila kalau dia bareng Mirae lama-lama.
"Lo mau kemana Dyar?" Tanya Mirae sambil menahan pergerakan Dyara.
"Kantin"
"Gue nitip cilok kalau ada. Kek biasa" kata Mirae yang dibalas anggukan oleh Dyara yang telah berlalu.
"Huft..." Mirae lagi-lagi menghela nafas, ia arahkan pandangannya ke arah kiri dengan tangan kanan yang ia gunakan untuk menopang wajahnya.
Awalnya cewek itu hanya berniat untuk melihat langit yang terlihat begitu menawan di pagi hari ini. Tapi matanya yang tanpa sengaja menangkap segerombolan laki-laki sedang bermain basket, atensinya pun langsung terpusat kesalah satu orang dari mereka.
Mirae memperhatikan satu-persatu pemain yang bermain di lapangan. Benar-benar tidak ada yang familiar dimatanya. Tapi tunggu!
"Bukannya itu si ketos belagu tadi?" Gumam Mirae saat matanya menangkap sosok Wildan tengah melempar bola ke ring lalu cowok itu menyugar poninya. Tanpa sadar, Mirae pun menegakkan tubuhnya.
"Gila, dia bisa apa aja sih?" Gumamnya lagi dengan mata yang terus-terusan menatap sosok Wildan yang tengah asik bermain basket.
Mirae mulai memposisikan dirinya seperti awal saat melihat langit, ia tidak berhenti memperhatikan Wildan sampai akhirnya permainan pun berakhir dengan Dyara yang tiba-tiba datang dengan sebungkus cilok di tangannya.
"Gue mau ke rooftop, lo mau ikut?" Tanyanya yang hanya dibalas gelengan sama si lawan bicara.
"Gue disini aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Truth
Teen FictionAwal pertemuan itu membuat keduanya saling mengenal, hal klasik namun tidak bisa membuat Mirae Arliezh bisa mengulang nya kembali. Takdir itulah yang membuat nya harus melupakan, mengikhlaskan juga merelakan sosok yang telah memberinya harapan palsu...