Chapter 18

247 9 0
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*

Aiza sedang melangkah menuju perusahaan Tuan Wiraharja, wanita itu hari ini mengenakan hoodie oversize berwarna lilac yang bisa menutupi perut buncitnya. Kemudian langsung disambut oleh sekertaris Arjun yang sudah menunggunya didepan lift.

"Mari Nona, Tuan Arjun sudah menunggu." Aiza pun mengikuti langka wanita itu.

Sedang ditempat lain, tepatnya di kota Perth, Agas sedang menunggu kedatangan Amel. Keduanya memang sudah janjian di sebuah restoran tak jauh dari penginapan wanita itu.
Amel sangat senang saat mendengar Agas ada dikota yang sama dengan wanita itu.

Agas bangkit dengan senyum manisnya saat melihat kekasihnya melangkah dengan riang kearahnya.
"Aku merindukanmu, Agas." Amel langsung memeluk tubuh yang sudah dirindukannya itu. Sangat tersiksa jauh dari pria itu, namun lagi-lagi impiannya masih harus ia kejar, sehingga saat ini ia hanya bisa menahan rindunya.

"Aku juga merindukanmu." Agas membalas pelukan Amel. Lalu keduanya terkekeh setelah saling melepas pelukan.

"Kamu kapan tiba disini?" Amel pun mulai penasaran dengan kekasihnya itu, pasalnya pria itu baru mengatakan ia ada di kota ini beberapa jam yang lalu.

"Kemarin sayang, tapi aku ada urusan disini jadi baru hari ini aku menemui mu." Tangan Agas menggenggam tangan Amel yang ada diatas meja, membuat gadis itu tersenyum cerah.

"Tak apa, aku juga kemarin ada latihan." Agas mengangguk.

"Kapan acara tersebut dilaksanakan, Mel? Rasanya aku ingin menculik mu pulang." Amel terkekeh mendengarnya. Ia menatap wajah Agas yang semakin terlihat tampan itu.

"Sabar Agas, minggu depan acara baru dimulai. Ya meskipun saat ini babak penyisihan juga sudah mulai dilaksanakan." Terang Amel.
Minggu ini memang babak penyisihan sudah dilaksanakan, apalagi beberapa dari mereka juga sudah ada yang dipulangkan. Hanya tersisah 30 peserta dari 40 peserta.

"Lalu bagaimana dengan kabarmu? Kamu baik-baik saja bukan?" Amel mengangguk dan beralih menggenggam tangan Agas.

"Aku sangat baik, bahkan menyenangkan bisa belajar dan berlomba disini."

Agas mengangguk, pria itu bahkan bisa melihat wajah bahagia Amel. "Aku bisa lihat itu." Ujar Agas, lalu pelayanan pun datang dengan membawa pesanan yang sudah Agas pesan beberapa saat lalu.

Keduanya menikmati makan siang yang romantis bersama. Melepas rindu yang sudah dipendam beberapa bulan, dengan saling bercerita keseharian selama jauh dari satu sama lain.

"Aku bahagia sekali Agas, aku tidak menyangka jika bisa sampai di titik ini, belajar hingga luar negeri, bahkan berada ditempat yang memiliki peluang besar untuk karir ku." Agas tersenyum mendengarnya.

"Itu karena kerja kerasmu, sayang."
Amel mengangguk, ia memang sangat bekerja keras untuk karir modelnya, hingga ia bahkan harus mengorbankan sebagian besar waktunya di dunia model.

Ready For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang