Jay Punya Jake! (2)

335 20 0
                                    

.˖⑅*♡*⑅˖.

Setelah sarapan selesai sarapan, keduanya berpamitan untuk pergi berkencan. Kencan seharian di hari sabtu adalah hal yang super langka untuk mereka. Eunjae dan Woojin paham, hal itu yang membuat anaknya terlihat sangat bersemangat.

"Ayah, Ibu, kami pergi dulu!" pamit Jay.

"Jake pastikan kalian makan siang dengan baik ya? Kalau tidak mau mendapati grumpy jay selama kencan ini!" sahut Eunjae.

"Um, baik Bu. Kami pamit," jawab Jake.

"Titip Jay ya, Jake. Kau tidak bisa diam, boleh diikat. Atau biarkan saja berkeliaran. Lalu kita pergi memancing," Woojin juga memberi pesan.

"Enak aja. Jay punya Jake! Pasti Jake nggak mau ninggalin Jay buat mancing sama Ayah!" gerutu Jay.

"Ya kan?" Jay meminta konfirmasi dari pacarnya.

"Um...." Jake meledeknya dengan pura-pura berpikir.

"Jake!!!" Bibir Jay maju dan merengut.

"Alah alah, anak Ibu kalau sudah sama Jake manjanya.."

Jake hanya tertawa lalu memeluk bayi besarnya. Tubuh Jay yang lebih tinggi dan berisi dari Jake membuat orang akan heran, kalau si besar inilah yang jauh lebih manja dari pacarnya.

"Kami pergi dulu. Sampai jumpa malam nanti, Yah, Bu.."

"Have fun, sayang! Hati-hati," kedua orang tua Jay mengantarkan sampai gerbang.

Sekarang, Jake dan Jay berdua di mobil dengan kesepakatan Jay yang menyetir. Jake pasti lelah, itu yang ada di benak Jay. Jay paham betul, pasti pacarnya perlu menyelesaikan banyak pekerjaannya beberapa hari terakhir untuk bisa mendapatkan libur hari ini. Kantung matanya tidak bisa berbohong.

"Babe, aku mau kita movie date,  lalu ke museum, lalu kita makan eskrim, kemudian kita ke danau, lalu aku juga mau makan sushi. Aku mau kita pergi ke cat cafe lalu, Ah! Kau dengar tidak kalau malam ini Joshua Seventeen nyanyi di Sungai Han? Kita ke sana juga yaa?" ucap Jay dengan sangat bersemangat, mengembangkan senyum di wajah Jake.

"Sayang.. satu hari cuman ada 24 jam. Kalau kita datang ke semua tempat yang kamu sebut barusan, we'll be in rush. How about choose three of them? Um?" Usul Jake.

"Hmm.. benar juga.." terlihat sedikit kekecewaan di wajah Jay.

"Makasih ya? Udah sabar nunggu sampai aku ada waktu luang. Tiga bulan ini memang lagi padat.. jadi nggak bisa keluar tiap minggu," Jake menatap tulus kekasihnya.

"Jake.... Jangan bilang gitu.." rengek Jay, lalu menurunkan kecepatan karena lampu lalu lintas di hadapan mereka berubah menjadi merah.

"Sebenernya aku kangen banget, mau gangguin kamu terus rasanya tiap hari. Untung aku sudah nggak kerja di poli gigi rumah sakit Ayah. Kalau masih bisa-bisa tiap jam makan siang aku minta kamu harus makan bareng," lanjutnya masih dengan rengekan.

"Tapiiii Jake, tenang. Yang penting hari ini kamu libur." Jay lalu tersenyum lebaaar sekali.

Jake menghembuskan nafas berat, lalu tersenyum. "Jadi, kita kemana?"

"Mmm, kalau kita ke cafe tempat first date kita dulu gimana? Lama nggak ngobrol, kayaknya lebih asyik kalo we're killing time slowly di sana sampai lunch, trus kita makan siang di Youngdong."

"Nggak jadi museum? Mau nonton juga nggak jadi?" tanya Jake.

"Itu belakangan aja. Aku kangen sama kamu. Kangeeeeen banget. Kalau cuman nonton sama ke museum, aku nggak bisa dengerin banyak ceritamu. Nanti malah bahas tentang alur cerita atau background karya seninya." Jelas Jay dengan pandangan yang fokus ke arah jalan. Jay tampan, kelewat tampan. Apalagi kalau sedang fokus.

Jake And Jay's Daily Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang