3. Sing(a) Vs Leo (?)

2.7K 403 75
                                    

Jam pelajaran terakhir, Zayyan benar-benar tidak memiliki semangat untuk mengikutinya, itu karena mata pelajaran matematika yang sangat dia benci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam pelajaran terakhir, Zayyan benar-benar tidak memiliki semangat untuk mengikutinya, itu karena mata pelajaran matematika yang sangat dia benci. Buatnya, pelajaran seni seperti melukis, menari, dan bernyanyi jauh lebih menyenangkan.

Zayyan duduk di baris ke-2 dari belakang, mengambil tempat duduk dekat jendela. Dia lebih memilih memandang ke arah luar, menikmati semilir angin yang lewat niatnya, hingga kedua mata bulatnya langsung tertuju ke lapangan.

Di sana tampak paling menonjol seorang pemuda dengan tinggi 180cm tengah memainkan si bundar berwarna orange. Tubuhnya tinggi tegap dengan rambut cokelat tua yang berkibar saat dirinya bergerak.

Tanpa sadar Zayyan tersenyum saat bola basket itu melesat memasuki ring. Selebrasi pun pemuda itu lakukan. Mengangkat kaos hingga ke kepala, persis seperti pemain bola yang baru saja mencetak gol dengan tujuan memprovokasi tim lawan yang sepertinya kalah.

"Leo anj! Kenapa bocah itu selalu saja lolos dari pengawasan. Davin kurang gede apa, seh! Bagaimana bisa lepas!"

"Bocah kurang ajar! Kudu ditatar!"

Seseorang terlihat marah-marah dari luar lapangan, menunjuk-nunjuk Davin yang bertubuh besar tetapi tak bisa menghalangi pergerakan Leo.

Dia lalu berdiri sambil merapikan kaos yang dia kenakan bernomor 99 bertuliskan SING, pemuda berambut kuning kecoklatan dengan wajah mungil dan hidung mancung itu terlihat tidak terima tim-nya kalah.

Sing memasuki lapangan dan mengajak saudaranya itu duel. Sorak sorai terdengar dari luar lapangan. Pelajaran olah raga itu kini berubah menjadi pertunjukan menarik.

Tak lama bel panjang berdering, semua siswa yang berada di kelas berhamburan keluar kelas menuju lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lama bel panjang berdering, semua siswa yang berada di kelas berhamburan keluar kelas menuju lapangan. Mereka tidak ingin ketinggalan menyaksikan pertunjukan yang begitu langka.

Zayyan tengah merapikan tasnya bersiap pulang. Hingga obrolan para wanita itu membuatnya tertarik.

"Aku kadang heran dengan Leo dan Sing mereka saudara kandung, tetapi kenapa suka banget bersaing dan taruhan. Padahal jika orang yang diperebutkan mereka adalah aku, aku tak keberatan untuk menerima keduanya."

사랑해요, Zayyan HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang