ZRASHHH!!
"Aish." Desis Jun bete. Bajunya jadi basah kuyup semua karena hujan.
"Kok hujan-hujanan?" Tanya seseorang dari belakang sambil menepuk pundak Jun, membuat Jun terkejut.
Jun menoleh dengan cepat. Tak lama ia menghela nafas lega begitu melihat yang bertanya padanya adalah Toro. "Kaget aku. Aku gak bawa payung. Udah dari kapan disini?"
"Dari tadi." Toro menyadari totebag yang di kekep oleh Jun. Saking rapatnya, totebag itu tidak basah.
Tanpa di beritahu pun Toro tahu isi dari totebag tersebut, yang tak lain tak bukan adalah seragam. "Mau kerja?"
"Iyalah."
"Ujan-ujan gini? Kalo sakit gimana?" Tanya Toro. Meski wajahnya datar, di nadanya tersirat khawatir. Mode bapaknya lagi on.
"Gak bakal. Aku kan kebal." Catet ini.
"Toroo~ Juuun~ Hola!!"
Mereka berdua menoleh ke asal suara, ada Amu dan Upi yang baru saja berlari menerobos hujan dan kini sedang berteduh di terminal yang sama.
"Lho, kalian belum pulang? Kok ujan-ujanan? Ntar sakit lho." Peringat Toro.
"Aman!"
"Kita mau ketempat si Teteh dulu nih, kalian mau ikut gak?" Tanya Upi menawarkan kepada Jun dan Toro.
"Ayo ikut! Kita nyimeng seblak!" Sahut Amu menimpali.
"Nggak makasih, aku cuma mau pulang dengan tenang tanpa kebasahan." Jawab Toro menolak.
Jun tersenyum miris, "Mau ikut sih, tapi aku harus kerja." Balas Jun ikut menolak.
"Bolos aja!"
"Sesat."
"Ikut." Seseorang di belakang menyahut, itu adalah Sho dengan Kiki di belakangnya. Upi spontan kaget dan tangannya memukul Amu, "Allahuakbar! Kaget!"
"Situ mandi apa ujan-ujanan, kok bisa basah kuyup gitu?" Tanya Jun menyadari mereka berdua seperti habis disiram satu ember penuh air. Basah banget.
"Oh, tadi kita mau nolongin anak anjing, dia nyangkut di kolong jembatan. Tapi karena licin akhirnya kecebur." Jelas Kiki dengan reka adegan di imajinasi.
"Untung anak anjingnya selamat."
"Gak sia-sia basah kuyup begini" Ucap Sho dengan senyum tipisnya, ditambah smol puppy di balik jaketnya.
Upi dan Amu terpana. Jun dengan sigap mengambil hpnya sedangkan Kiki menutup mata Amu dengan buku 'jagalah pandangan'
CEKREK!
"Heh." Jun menyeringai. Dia berhasil mengabadikan moment tersebut.
"SUMPAH TADI SHO CAKEP BANGET! Coba senyum lagi, tadi gak sempet foto!" Pekik Upi heboh. Ditangannya sudah ada hp.
"Berisik." Balas Sho dengan tatapan sinis.
"JUN TADI LU SEMPET POTO KAN?! Bagi dong!"
"100 rb." Balas Jun dengan menggesekkan jari telunjuk dengan ibu jarinya.
"Ih! Gak ada harga temen gitu?! 10 rb!" Tawar Upi dengan tawaran tidak ngotak.
"Gak ngotak! Ini hasilnya jernih, ada harga ada kualitas!" Protes Jun tidak terima.
"AIH! PELIT! SHO! Buruan senyum cepet! Ini kalo fotonya dijual pasti laku!!"Pekik Upi menggoyang-goyangkan bahu Sho brutal.
Sho memberikan senyum smirk kepada Upi dengan tawa mengejek. "Haha."
"Aaauuuu!!!!"
"Bukan senyum begitu! Yang kayak tadi ih! Ah lama-lama kupukul juga nih!!!"
"Aaaaauuu!!!!"
"Aaooooooooo!!!!!"
Kebisingan yang membuat gendang telinga pecah mengundah wajah emosi dari Toro. Kiki dan Jun sudah sweatdrop melihatnya.
Jun yang tidak ingin ada pertumpahan darah pun berniat untuk menghentikan mereka. "Eh—"
BRMMM!!!
Mobil dakjal perusak suasana lewat, menyipratkan seliter genangan air campur lumpur kepada semua yang ada di terminal.
"AOOBLRBRLRG—"
"Hoek! Masuk mulut!! Pleh! Pleh!"
"Aaaaa bajuku kotor semua!"
"Guk!"
Jun melihat totebag berisi seragam miliknya yang berhasil di amankan. "Untung selamat."
Toro sudah memasang wajah muak. Entah sejak kapan sudah ada katak di atasnya.
'Tuhan, saya capek.'
"Yang sabar ya, Tor."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙋𝙚𝙧𝙛𝙚𝙘𝙩 / 𝙒𝙚𝙚! 𝙭 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧𝙊𝙘
HumorBagaimana rasanya terlahir sebagai anak tunggal perempuan di keluarga yang terobsesi memiliki anak laki-laki? Semua telah kau buang untuk menjadi anak laki-laki yang sempurna. Pada akhirnya, kau tidak bisa jadi yang sempurna. "Anjirlah." - Arjuna . ...