[01]

43K 2.4K 326
                                    

Mobil ambulans melaju dengan kecepatan di atas rata-rata melintasi jalanan kota Seoul dengan sirene yang menyala ribut. Di dalamnya sudah ada seorang pemuda yang menangis sesenggukan melihat kondisi Ayahnya dengan wajah pucat dan dalam kondisi tak sadarkan diri.

Dia tersentak saat mobil melaju lalu petugas rumah sakit datang dengan tergesa membawa brankas kosong. Sang Ayah langsung di pindahkan dan petugas langsung mendorong brankar Ayahnya menuju UGD.

Pemuda itu lekas turun dan menyusul, dia mengekori para perawat dengan berderai air mata. Dia terkhawatir hingga tak memperhatikan langkahnya dan berakhir menabrak seorang pria yang melangkah keluar gedung rumah sakit tengah berbincang dengan seseorang lewat telepon.

“Akh!” Pemuda itu merintih saat pundaknya bertabrakan dengan pundak pria berbalut setelan jas itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Akh!” Pemuda itu merintih saat pundaknya bertabrakan dengan pundak pria berbalut setelan jas itu.

Keduanya sama-sama berbalik, “Maaf, Tuan!” Lirih pemuda itu membungkuk hormat dengan wajah sedihnya.

Pria itu hanya mengangguk dan bersikap tak acuh, dia kembali melanjutkan langkahnya dan berbincang dengan rekan kerjanya di seberang telepon sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu hanya mengangguk dan bersikap tak acuh, dia kembali melanjutkan langkahnya dan berbincang dengan rekan kerjanya di seberang telepon sana. Sementara pemuda itu kembali menyusul perawat menuju ruang UGD.

Nafas pemuda itu tercekat saat melihat pintu UGD sudah tertutup, yang artinya sang Ayah sudah di tangani di dalam. Pundaknya turun saat ia mengembuskan nafas lesu. Dia putuskan untuk duduk di depan UGD dan menunggu hasil pemeriksaan sang Ayah.

Tak lama, dokter keluar dan langsung menghampirinya, “Ada yang ingin saya bicarakan, marilah.”

Jantungnya berpacu cepat melihat wajah sang dokter yang teramat serius. Ia pun bergegas menyusul sang dokter untuk masuk ke dalam ruangannya. Ia dudukkan tubuhnya di depan sang dokter, dia diam menunggu dokter itu masih memeriksa hasil pemeriksaan sang Ayah.

“Jaemin-ssi,” Panggil sang dokter membuat pemuda bernama Jaemin itu tersentak. “Ada tumor di hati Ayah, Anda.” Ujar sang dokter membuat Jaemin bergemuruh, wajahnya mendadak tegang dan pucat.

ONLY [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang