1

1.1K 144 17
                                    

London 1814

Musim semi

Ada banyak cara untuk menghancurkan reputasi seorang wanita, tapi hanya ada satu cara untuk membersihkan nama baiknya. Dan Lilianne Hopkins sedang berada dalam perjalanan untuk menghancurkan martabatnya sendiri.

Kalau ini adalah salah satu ujian hidupnya, ia berhasil melewatinya dengan sangat buruk. Wanita itu tergesa-gesa mengenakan lagi topeng kupu-kupu hitam manik berkilau miliknya secara asal saat mengambil baju dan memakainya dengan susah payah.

Tanpa membuat pria di sampingnya terbangun, ia memakai korset cepat dan memasukkan lengan bajunya, merapatkan gaun tersebut saat tangan sialan miliknya tak berhasil menjangkau ke punggung.

Sialan! Sialan! Terkutuklah pesta topeng sialan ini! Tidak, terkutuklah dia karna mabuk dan membiarkan seorang pria menciumnya. Benar, itu semua karna ciuman sialan tersebut!

Lilianne menatap ke belakang penuh permusuhan, seandainya mata bisa membunuh ia sudah melubangi wajah pria itu sejak tadi. Pria tersebut masih tertidur pulas, dengkuran halus keluar dari mulutnya.

Sebelah tangannya membentang lebar saat tangan lain tertekuk di otot perutnya. Lily masih bisa mengingat bagaimana panasnya tangan tersebut saat menyentuh tubuhnya. Bukan hanya tangannya yang lihai, bibirnya pun juga.

Menepis ingatannya, Lily menyampingkan gaun dan memilih meraup barangnya yang tergeletak di lantai. Ia, yang paling rasional dan percaya diri di antara teman-temannya justru membuat kesalahan fatal.

Bagaimana bisa ia mabuk-luar biasa mabuk kalau boleh ditambahkan-dan justru membiarkan dirinya ditiduri?

"Aku sudah gila," rutuknya sebelum kembali mengenakan sarung tangan dan merapikan rambut secepat yang ia bisa saat Lily sadar ia mengenakan topeng lebih dulu sebelum menata rambutnya.

Umpatan tajam kembali terdengar dan kali ini cukup keras hingga pria yang tertidur tersebut merengek.

Menahan nafas, Lily menengok ke belakang dengan cepat dan menatap pria yang masih tertidur tersebut. Ia mengambil nafas lega dan mencoba untuk tidak mengumpat dulu sebelum aman.

Malam sudah larut dan meski pada umumnya pesta dansa berlangsung sampai dini hari, cuaca yang dingin kali ini membuat beberapa tamu memilih tidur lebih awal.

Kini hanya ada satu masalah serius yang harus ia bereskan, keluar dari sini tanpa diketahui siapapun.

Tapi tentunya akan mencurigakan bukan kalau Lily keluar dari sini dengan keadaan habis dinikmati -meminjam kosakata Weels- dan membuat dirinya sendiri jatuh dalam rumor?

Apalagi lelaki yang sedang tertidur ini telanjang. Alasan apa yang mungkin bisa Lily berikan?

Tak ada.

Lalu bagaimana cara penyelesaian masalah ini?

Menikah dengannya.

Yah seakan ia mau melakukannya. Jadi apa pilihan terakhir yang ia punya? Hanya satu jawabannya dan itu adalah pergi dari sini setenang dan secepat mungkin tanpa meninggalkan jejak.

Ia akan kembali ke rumahnya, berpura-pura kalau selama ini ia ada di kediaman dan bukannya keluyuran. Mengingat Lilianne masih dalam masa hukuman, tak boleh ada yang tahu kalau ia berkeliaran di pesta milik orang lain.

Wanita itu kembali menengok ke belakang dan menatap bercak darah yang ada di samping ranjang. Lilianne memejamkan mata dan merutuk sesal, ia sudah tak lagi perawan.

Lelaki itu mungkin akan mencarinya saat ia bangun, tapi ia tak akan menemukan siapapun. Hampir semua wanita di London memiliki rambut pirang dengan bola mata biru, dan semua wanita tersebut berkumpul disini.

A BRIDE FOR EARLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang