Should i end it?

296 13 0
                                    

seorang gadis terduduk memeluk figura berisikan foto dirinya dengan seorang wanita paruh baya, dia terduduk berdiam diri di pojok kamarnya, rambutnya begitu berantakan, barang barang tergeletak di lantai kamar nya, tak sedikit juga barang barang yang pecah terbanting

"SEKARANG APA? APA LAGI YANG HARUS GUA PERTAHANIN? MAMA? PAPA? SEMUA ORANG NINGGALIN GUA" teriak gadis itu meluapkan isi hati nya

ibu nya memang sudah lama meninggal, namun tidak dengan papa nya, semasa ibu nya masih ada papa nya memang tidak begitu peduli dengan keluarga, pulang hingga larut malam, mabuk mabukan, berselingkuh dengan sekretaris nya, bahkan berperilaku kasar pada istri nya sendiri, dan saat istri nya tiada pun dia tidak tahu ada dimana

"mama, callie cape ma callie gabisa hidup tanpa mama callie butuh mama" tangis gadis itu menatapi bingkai foto diri nya dengan mama nya itu

"ma, callie mau nyusul mama, tunggu callie ya ma" lanjut nya

callie lalu meletakkan foto itu di atas nakas samping kasur nya lalu berjalan keluar kamar nya membawa kunci motor nya dan pergi meninggalkan rumah nya dengan motor fazzio putih nya itu, gadis itu melaju dengan cukup cepat menuju fly over pasupati

"tunggu callie ma" ucap nya di tengah perjalanan

saat sampai ia lalu turun di fly over pasupati itu memandangi indah nya kota bandung, namun saat ia berniatan ingin melompat tiba tiba saja ada yang menahan lengannya dari belakang

"hey, please don't you ever do that jangan mendahulukan ego mu apa kamu tidak berpikir bagaimana orang yang masih memikirkan mu diluar sana? saya yakin masih banyak orang yang menyayangi mu"

"lepas, LAGIAN LO TAU APA SI TENTANG GUA? GAADA LAGI YANG PEDULI SAMA HIDUP GUA KA, PLEASE BIARIN GUA LOMPAT" bentak gadis itu

"saya, saya peduli. Saya tau, saya ngerti cobaan di hidup kamu begitu berat saat ini, tapi percaya lah ini bukan akhir dari segala nya, jika kamu butuh sebuah pelukan i will and always ready to hug you, mungkin memang aku baru saja mengenal mu tapi kamu bisa menganggap ku sebagai rumah, dimana kamu bisa berteduh, bercerita, meluapkan isi hati kamu, apapun" ucap orang itu panjang lebar

zlebb

callie memeluk orang itu "thank you, thank you so much, makasih telah datang tepat waktu, gua hampir gila ka hopefully ga jadi sampai bunuh diri, makasih udah nyadarin gua hampir nekat ka, gua emang cuma butuh kasih sayang, support system, dan perhatian dari orang orang terdekat tapi gua ga dapetin itu ka" tangis callie pecah di dekapan gadis itu, kathrina merasa aman di dalam dekapan seorang gadis yang memiliki postur tubuh atletis, sedikit lebih tinggi dari nya, dan ia yakini gadis itu lebih tua dari nya

"hey it's ok, i'm here kamu bisa meluapkan semuanya kepada ku, menangis lah jangan ditahan, menangis bukan berarti cengeng namun kamu sedang meluapkan apa yang sedang kamu rasakan, jika perlu bahu saya akan selalu siap sedia untuk mu" balas gadis itu membalas pelukan callie sembari sedikit menepuk nepuk punggung nya dan tangan yang lain mengelus surai hitam gadis itu

"m-makasih, kalo gaada lo gua gatau apa yang akan terjadi sama gua selanjutnya" jawabnya dengan tangisan yang semakin pecah di dalam dekapan gadis itu

"sudah sudah tidak enak suasana nya disini, saya antar kamu kerumah ya?" ucap orang itu

"t-tapi gua bawa motor ka" balas callie melepas pelukannya dari orang itu dan menghapus air matanya

"it's ok saya suruh teman saya untuk membawa motor kamu, kamu ikut pulang bersama saya ya? mental kamu sedang tidak stabil, bahaya kalau nyetir sendiri"

"ah baiklah"

"anw saya ella you can call me el instead" ucap orang itu mengulurkan tangan kanannya dengan senyuman yang tersimpul di wajah nya

Home Is Who You Are -CellaWhere stories live. Discover now