Mint Brew

2 0 0
                                    

"Kau gila?!" pekik Leafa ketika melihat Astrea yang sedang duduk asyik di hadapannya. Tak lupa dengan satu pot air panas yang dipenuhi dengan daun mint segar―yang Leafa yakin baru saja Astrea petik.

Kini, Leafa hanya bisa terduduk lemas di lantai.

"Tak kusangka ini enak," balas Astrea sambil kembali menyesap minumannya. Demi apapun, Leafa yang melihatnya ingin pingsan saja.

Pasalnya, mint termasuk daun yang punya harga tinggi. Satu genggam mint bisa membeli lima tong susu murni dan sepuluh karung gandum dari desa sebelah. Herbal selalu mempunyai nilai yang lebih tinggi dibanding daun pada umumnya.

Terlebih, tanah di zaman sekarang yang sulit menumbuhkan tanaman. Lantas, menjadi pengganti uang karena dianggap punya nilai lebih tinggi. Padahal daunnya sangat kecil, rapuh, dan zaman dahulu sangatlah mudah ditanam. Tapi masa ini ...

"Aku benar-benar tak menyangka ada yang menyeduh mint di hadapanku selain orang kerajaan," gumam Leafa lemas, "Astreaaaaa, kau dengar aku tidak?!" pekiknya melihat reaksi Astrea yang biasa saja.

Namun, gadis d hadapannya hanya terkekeh. "Don't mind! Kau kan penyihir tumbuhan, kau akan cepat kaya lagi, hahahaha."

Sungguh, Leafa ingin melempar anak itu dengan batu.

***

Bogor, 22 Juni 2023

Jibun no Marionette - NPC 30 Days Writing Challenge 2023Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang