page 04 : 𝐜𝐚𝐤𝐫𝐚𝐰𝐚𝐥𝐚 𝐯𝐬 𝐥𝐚𝐮𝐫𝐞𝐧𝐬𝐢𝐚

1.3K 246 3
                                    

"ini neng baksonya" ucap bude sambil menyajikan semangkuk bakso.

"makasih bude" balas maura.

maura sekarang lagi di warjok alias warung pojokan yang ga jauh dari sekolah, dia kesini buat makan bakso nya bude yang enak gaada duanya.

"eneng teh tos putus sareng gamalendra nya?" tanya bude dengan logat sunda.

(enengnya itu udah putus sama gamalendra ya?)

"ah iya" jawab maura canggung.

"atuh pantes bude ga pernah liat kalian berduaan lagi" ucap bude.

please maura disini mau makan bakso bukan buat ngomongin gama.

"neng eta ari si gamalendra teh masih resep gelut sareng barudak laurensia"

(neng itu si gamalendra teh masih suka berantem sama anak laurensia)

demi apapun maura ga peduli, akhirnya dia cuman bales pake senyum. tapi ga munafik kalo maura tau warjok itu dari gama, ya makasih deh gam maura jadi bisa makan bakso enak disini.

"tuh yang diomongin panjang umur, bude ke dalem dulu neng"

"maura!" suara berat itu memanggil namanya, maura kenal betul siapa pemilik suara ini.

"kenapa bisa disini?" tanya gama yang sekarang berada di samping maura.

"ga liat gua lagi makan bakso?" ucap maura ketus.

"lu ga boleh disini, ayo bangun" kata gama sambil menarik tangan maura.

"apasih?" balas maura dengan nada ga suka.

kedua mata maura lantas menyipit menyelidiki gama, dasi yang sengaja diikat di dahi lengkap dengan tongkat baseball yang ada di tangan kiri lelaki itu sontak menarik perhatian maura.

"lu mau tawuran?" tanya maura.

"iya, makanya lu bangun sekarang terus pergi dari sini" jawab gama.

"bakso gua masih banyak-"

"anak laurensia udah mau nyampe bentar lagi, gam" sahut altair.

maura yang mendengar itu pun melihat kearah belakangnya, disana sudah terdapat beberapa teman-teman gama yang menyeramkan.

"lu denger kan?" sambung gama. "besok gua beliin bakso disini lima porsi"

gama kemudian menarik tangan maura membuat perempuan itu terbangun dari duduknya.

gama menggenggam lengan maura menerobos jalan ditengah para teman-temannya berada. semua pasang mata langsung memusatkan pandangan terhadap maura.

lelaki itu mengantar maura sampai ke depan sekolah. dia melepaskan genggamannya, lalu mengusap pelan surai rambut maura hanya dalam tiga detik.

"langsung pulang, jangan bandel" ucap gama sebelum akhirnya balik badan dan berlari menuju warjok, lelaki itu khawatir laurensia sudah tiba.

-

saat gama kembali ke warjok pertarungan sudah dimulai, lelaki itu memanas tangannya bergerak mengetatkan ikatan dasi yang ada di dahi.

"bangsat" gama langsung maju paling depan dan melayangkan pukulan ke musuh bebuyutannya itu.

jarrel sontak menarik kasar kerah seragam gama dan melayangkan pukulan balik.

bugh!

"abis kemana lo? ngumpulin nyali dulu?" tanya jarrel dengan ekspresi songong.

"anjing" decih gama.

dia ga terima lantas membogem perut jarrel dengan kuat.

saat yang lain sudah selesai bertarung kini tersisa pertarungan antar ketua, yaitu gamalendra dan jarrel.

pertarungan semakin sengit, mereka berlomba-lomba dalam melayangkan pukulan terbanyak dan ingin melihat siapa yang akan lebih dulu tumbang.

keduanya sudah sama-sama babak belur, tidak bisa dijelaskan lagi bagaimana luka yang ada pada wajah dua lelaki itu. dengan segenap tenaga gama melayangkan bogeman terakhir persis pada perut jarrel yang membuat lelaki itu tersungkur ke tanah.

gama hanya tersenyum kecil disaat ujung bibirnya robek.

"see you soon, gua udah menang tiga kali lawan lu."

yang lainnya lantas menghampiri jarrel. "el, lu gapapa?"

gama dan anak-anak bawahannya itu berjalan meninggalkan area warjok. petarung berhenti saat mereka menang, katanya.

dibalik tembok maura mengintip, kayaknya mereka udah selesai berantem pikir maura. perempuan itu memastikan semua orang sudah lewat, sampai akhirnya tangan dia menarik lelaki yang berada di paling belakang.

"maura?"

"lu kenapa masih disini? gua kan tadi udah bilang langsung pulang" tanya gama.

yang dilayangkan pertanyaan bukannya menjawab justru menatap gama dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"gua bilangin bunda ya." kata maura.

gama lantas membelakkan mata. "jangannn"

mereka sedang berada di warjok, maura dengan teliti membersihkan luka gama setelah mendapatkan kotak p3k di apotek dekat sini.

"lu berantem sampe babak belur kayak gini emang dapetin apa?" tanya maura.

"rasa bangga" jawab gama sedangkan maura menatap sinis.

"kalo babak belur gini lu tetap pulang ke rumah?" tanya maura.

"nginep dirumah temen, pas lukanya udah lumayan hilang baru gua pulang" jawab gama.

gama menatap wajah maura yang saat ini berada dalam posisi dekat, maura itu cantiknya ga pernah luntur, bahkan mungkin nambah? bisa-bisanya dulu dia pacaran sama maura malah putus.

"lu masih ga suka sama temen-temen gua, ra?" tanya gama tiba-tiba.

"kata siapa?"

"tatapan lu tadi pas mereka disini" ujar gama.

"bukan ga suka, itu gua takut soalnya mereka serem semua" balas maura.

"wajar aja sih, lu putusin gua alasannya karna mereka kan?" tanya gama.

"iya, lu selalu sibuk sama temen-temen lu itu" jawab maura.

"gua sekarang udah ga sibuk sama mereka, mau balikan?"

maura lantas menekan kapas yang sedang berada di ujung bibir gama sontak membuat lelaki itu meringis.

"aaaakh!" sambung gama. "lu bisa ngobatin ga sih ra?"

maura tersenyum. "ga bisa"

"jadi lu mau balikan sama gua ga?"

"shut up gamalendra."

-

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
the cherry on the cakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang