5

108 9 2
                                    


...𝙼𝚊𝚜𝚑𝚒𝚑𝚘 𝙱𝚛𝚘𝚝𝚑𝚎𝚛...

Setiap saat yn selalu memegang tanganku, bahkan saat aku makan dia selalu berada di sampingku "yn kamu enggak sekolah?" tanyaku dan aku hanya mendapatkan gelengan dari yn.

"Kenapa? Ada yang jailin kamu di sekolah?" tanyaku sambil mengusap pipi yn, yn tidak menjawab apapun dan yang dia lakukan hanya menggeleng terusmenerus.

Sampai dimana aku membujuk yn untuk makan "yn makan dulu yuk, dari tadi kamu belum makan" rayu ku dengan tangan yang hendak menyuapi yn. Yn menggeleng "yn enggak boleh gitu yn harus makan nanti kalo enggak makan yn sakit, yn mau ngelihat kakak sedih"

"Yn enggak mau makan" ucap yn tiba tiba "terus yn mau apa?" tanya ku dan menaruh mangkok yang berisikan bubur yang di belikan mama ke atas nakas rumah sakit.

"Yn mau kak mashi sembuh" mendengar itu aku langsung memegang tangan yn yang berada di sebelah ku "yn, kakak pasti sembuh kok kamu makan ya. Kalo yn enggak mau makan kakak juga enggak mau makan dan minum obat" ucap ku.

Saat itu aku menatap mata yn yang mulai sendu "jadi kakak bakalan ninggalin yn?" tanya yn yang mulai terisak, di situ aku langsung memeluk yn "eh kok malah nangis, udah udah iya kakak bakalan makan dan minum obat tapi yn juga harus makan"

Aku mengelus rambut yn dan mengambil lagi mangkok itu dan hendak menyuapi yn "yn makan sendiri aja kak" ucap yn sambil mengambil mangkok dari tanganku.

...𝙼𝚊𝚜𝚑𝚒𝚑𝚘 𝙱𝚛𝚘𝚝𝚑𝚎𝚛...

Malam telah tiba. Setelah dokter memeriksa ku tadi sore aku tertidur pulas.

Aku berada di rumah sakit sendirian papa bekerja, mama dan yn pulang ke rumah untuk membersihkan badan.

...𝙼𝚊𝚜𝚑𝚒𝚑𝚘 𝙱𝚛𝚘𝚝𝚑𝚎𝚛...

"Yn jangan lari nanti kamu jatuh!" seru ku dari belakang yn sambil membawa kantong tas yang berisikan alat alat tulis ku dan yn.

Beberapa saat kemudian kami harus menyebrang jalan raya, dan saat lampu tiba tiba berubah menjadi merah. Awalnya aku akan menahan tangan yn tapi meleset dan akhirnya.

BRAK

"YN!!!" teriakku, aku menjatuhkan kantong tas yang ada di tanganku dan langsung berlari ke arah yn.

Aku meletakan kepala yn yang berdarah ke pangkuanku "yn buka mata mu yn, yn bangun yn kakak mohon" aku tidak mempedulikan orang orang yang sedang melihatku aku menangis di sana.

Tidak lama kemudian ambulans datang, aku tidak tahu siapa yang menelfon rumah sakit tapi aku yakin pasti salah satu orang disana yang memanggil ambulans.

Yn segera di masukkan kedalam ambulans aku mengabaikan alat alat tulis ku dan yn disana, aku langsung masuk ke ambulans.

Di dalam ambulans aku menangis dan aku menggenggam tangan yn yang mulai dingin "yn kamu harus bertahan ya, kakak mohon kamu jangan pergi" ucapku sambil menciumi telapak tangan yn.

Beberapa menit kemudian kami sampai di rumah sakit, setelah keluar dari ambulans yn segera di bawa ke UGD.

Aku menahan tangisanku dan duduk di kursi tunggu, keringat ku bercucuran namun itu adalah keringat dingin.

Sudah 30 menit aku menunggu di depan UGD namun dokter belum juga keluar.

"Dengan keluarga pasien?" tiba tiba dokter keluar dari ruang UGD "iya saya kakaknya, bagai mana keadaan adik saya?" tanyaku.

"Mohon maaf dek kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi sayangnya nyawa pasien tidak tertolong" aku bingung karena aku tidak faham apa yang di maksud dokter.

"Maaf maksudnya gimana ya, saya tidak mengerti" ucapku.

"adek yn telah meninggal dunia"

...𝙼𝚊𝚜𝚑𝚒𝚑𝚘 𝙱𝚛𝚘𝚝𝚑𝚎𝚛...

Beberapa menit yang lalu mama, papa, dan yn sudah datang dan memasuki ruangan tempat aku dirawat.

Saat keluarga ku membuka pintu mereka langsung menghampiriku "mashiho kamu kenapa nak, mashiho" di sana mereka melihatku yang sudah berkeringat dingin dan menangis sambil memanggil nama yn "kak mashi kakak kenapa?" tanya yn.

Papa memanggil dokter, dan tidak lama kemudian dokter dan suster masuk ke kamar rawatku "bapak, ibu, adek silahkan di tunggu di luar sebentar kami akan memeriksa mashiho" ucap dokter.

Saat itu aku di periksa dokter dan suster memberikan suntikan di selang infus ku. Beberapa menit kemudian dokter keluar "dok anak kami kenapa?" tanya papa.

"Mashiho mengalami serangan panik, sepertinya penyebabnya adalah mimpi buruk" ucap dokter lalu dokter itu pergi bersama suster dibelakangnya.

Keluargaku melihat ku yang sudah mulai tenang tapi tetap tidak bangun, yn berlari menghampiri tempat tidur dan duduk di kursi yang berada di dekatku seperti biasanya sambil menggenggam telapak tanganku.

Beberapa menit setelah itu aku menangis tapi aku masih tetap tidur, mama dan papa menghampiriku dan yn terbangun dari tidurnya.

"Kak, kak mashi" aku mendengar suara yn memanggilku dan aku langsung membuka mataku. Aku langsung menangis lagi di hadapan keluargaku "yn jangan tinggalin kakak, nanti kakak sendirian" ucapku sambil sesenggukan.

Setelah mengatakan itu aku duduk, mama meberikanku minum. Aku meneguk segelas air itu "kamu enggak papakan?" tanya mama, aku hanya mengangguk untuk membalasnya. Tangisanku sudah hilang.

Aku memandang yn dan langsung memeluknya dengan erat "yn jangan tinggalin kakak ya, kakak enggak mau sendirian" ucapku.

Yn tidak menjawab sama sekali sepertinya dia masih bingung pikirku "ma mashiho mohon, mama jangan pernah kasarin yn lagi. Mashiho enggak mau ma kehilangan yn, apa lagi kalo yn sampe meninggal" ucapku.

...𝙼𝚊𝚜𝚑𝚒𝚑𝚘 𝙱𝚛𝚘𝚝𝚑𝚎𝚛...

Mashiho BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang