Library

687 15 5
                                    

Yeji melirik Karina yang tertidur pulas di mejanya. Layar laptop yang masih menyala menjadi alasan utama.

'Ck, katanya mau ngerjain' batin Yeji.

Yeji beranjak dari tempat duduk nya. Berjalan ke arah jendela yang kian basah tetesan air hujan. Niat segera pulang setelah mata kuliah selesai harus diurungkan karena dua jam yang lalu, Karina memintanya untuk menemaninya mengerjakan laporan di perpustakaan.

"Pengumuman penting! Perpustakaan akan ditutup pada pukul 15.00. Mohon kepada pengunjung agar segera mengemas barangnya dan meninggalkan gedung," suara nyaring dari pengeras suara memecah keheningan.

Yeji mengguncang pelan bahu Karina, namun tak ada respons apapun. Karina masih terlelap, tidak sadar akan keadaan sekitarnya.

"Sayang, bangun yuk. Kita pulang" ajak Yeji dengan harapannya agar Karina bangun.

"Hmmm," gumam Karina, matanya berkeliling dengan lamban.

"Astaga, kamu kok ngga bangunin aku sih" Ujar Karina dengan nada kesal.

"Kan aku juga fokus mengerjakan tugas. Aku kira kamu juga sedang sibuk," jawab Yeji dengan sedikit kecewa.

"Yahhh, gimana dong" Karina terdengar frustasi.

"Berapa persen?" tanya Yeji.

"Baru 60%, masih kurang hasil analisisnya" jawab Karina dengan nada sedih.

"Nanti lanjutkan lagi, aku akan membantu kalau bisa," ucap Yeji mencoba meyakinkan kekasihnya.

Mereka berdua bersiap-siap untuk pulang, mengepak laptop, kabel, dan beberapa alat tulis.

Namun, tiba-tiba lampu mati. Ruangan itu menjadi gelap gulita.

"Sayang!" Karina berteriak spontan, suaranya penuh dengan kepanikan.

"Ssst, iya ini aku disini. Udah udah jangan nangis" Ucap Yeji memeluk Karina menenangkan sembari menyalakan senter smartphone nya.

"A...aku takut. Kayak nya yang di lantai 3 cuma kita doang" Ucapnya sesenggukan mengingat mereka kesini, beberapa orang keluar sehabis rapat selesai.

Perpustakaan itu ada 5 lantai. Lantai satu hanya ada penjaga dan tempat loker ataupun mahasiswa yang berdiskusi santai. Lantai dua berisi para petugas perpustakaan. Orang-orang umumnya memilih lantai 4 karena penuh dengan para mahasiswa yang mencari referensi skripsi. Lantai 5 hanya halaman luas atap perpustakaan.

Dan disinilah mereka, lantai 3. Kebanyakan ruangan di lantai 3 digunakan untuk meeting sehingga tidak banyak buku-buku melainkan hanya ruang kosong. Terkadang juga digunakan bimbingan skripsi dengan dosen.

"Jangan gitu, positif thinking aja pasti masih ada orang di ruangan lain"

Ctar... .

Bunyi gemuruh petir menambah intensitas hujan semakin deras dan langit semakin menghitam.

Krk ... Krk ... Krk

Suara pintu terbuka dan tertutup berulang kali terus terdengar. Karina bisa merasakan detak jantung Yeji.

"Sayang jangan panik oke" Yeji berbisik lirih.

Karina menangis. Suaranya tertahankan.

Dep. Lampu kembali menyala.

Yeji mengusap air mata Karina.

"Udah ya, kita siap-siap pulang. Nanti kemalaman di jalan"

Karina engga mengendurkan pelukan nya.

Yeji segera membereskan tasnya dan Karina.

"Ayok, tak bawain tas kamu. Keburu tutup perpus nya, Sayang"

Oneshoot (Yeji Karina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang