Bartender

368 17 0
                                    

Warning!. Mature Content


Seorang perempuan dengan pakaian mininya berdiri di depan pintu masuk bar dengan telepon genggamnya. 'Duh, mana sih ni orang,' batinnya, kesal karena orang yang ditelepon tidak mengangkat telponnya.

Karina berpikir untuk meninggalkan bar dan pulang. Namun sepertinya merilekskan otaknya setelah penatnya bekerja tidaklah buruk. Memasuki ruangan bar yang penuh dengan dentuman yang menggema, dia berjalan ke arah bartender.

"Berikan aku minuman terbaik di sini," pinta Karina.

"Sepertinya kau baru kesini nona," ucap bartender dengan nametag Hwang Yeji sembari memberikan minuman.

"Yah, temanku tidak bisa dihubungi. So, apa salahnya sekalian mencoba suasana baru?" jawab Karina.

"Aku Hwang Yeji," ucap bartender memulai perkenalan.

"Karina."

"Oke Karina, kau bisa menikmati minumanmu dulu. Aku akan melayani pembeli."

Sepanjang Yeji berinteraksi dengan pelanggan lain, Karina sudah menghabiskan dua botol vodka-nya. Setelah pelanggan-pelanggan mulai berkurang, Yeji melemparkan tugasnya ke temannya.

Yeji menghampiri meja tempat Karina duduk.

"Wah, berhenti minum nona. Aku tidak yakin kau bisa mengontrolnya."

"Huh, tenang saja. "

"Aku baru pertama kali melihatmu disini"

"Uh, ya. Temanku yang mengajakku kesini tapi malah dia yang susah dihubungi"

"Kau tahu, beberapa orang akan menjadi menyebalkan jika masalah waktu"

"Oh ya, kau sudah lama disini ya?

"Emm...bisa dibilang begitu"

Mereka terdiam cukup lama sembari menikmati minuman masing-masing.

"Cukup minumnya. Wajahmu sudah terlalu merah" Ucap Yeji menghentikan Karina.

"Benarkah?. Tapi aku berani bertaruh kalau aku kuat dengan minuman ini" 

"Tidak sebelum kau mencoba yang satu ini" Ujar Yeji memberikan botol tersebut.

"Apa itu"

"Coba minum dulu"

Karina meminum minuman yang diberikan dalam satu tegukkan. Wajahnya yang merah semakin memerah ditambah pembicaraannya mulai melantur.

"Kau lihat. Aku masih sadar sepenuhnya"

Yeji terkekeh melihat kondisi Karina.

"Tapi kau lebih terlihat seperti orang depresi"

"Haaah, sejelas itukah?" 

"hm, ya"

"Boleh aku minta satu botol lagi?"

"Kau yakin?"

"Ehm, yah berikan saja"

Beberapa jam kemudian ...

Karina melirik jam di tangannya. Dirinya harus segera pulang secepatnya.

"Hei, aku pulang dulu. Ini uang tipmu"

"Wah terimakasih. Tapi maukah bersulang untuk yang terakhir kalinya?"

"Ah baiklah, ini terakhir. Ayo" 

Keduanya bersulang untuk gelas akhir yang tersisa. Karina berjalan keluar sempoyongan menuju parkiran. Setelah memasuki mobil, Karina merasa tubuhnya sangatlah gerah. Mencoba menghidupkan AC mobil dan berdiam sejenak rupanya tak menunjukkan hasil.

Oneshoot (Yeji Karina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang