Distance

190 9 0
                                    

Di pagi hari yang cerah, saat fajar menyingsing, Hwang Inyeop sibuk memperbaiki sepeda yang akan dia gunakan untuk liburan kali ini. Tidak seperti kebanyakan orang yang memilih destinasi liburan yang baru dan terkenal, ayah satu anak ini memutuskan untuk menghabiskan waktu liburannya di pantai yang tak jauh dari rumahnya.

Saat itu, putri kecilnya, Hwang Yeji, keluar dengan piyama dan menggendong dua boneka kesayangannya, Dolee dan Dolmin, bertanya dengan antusias, "Ayah, apa kita akan pergi ke pantai?"

Hwang Inyeop tersenyum dan menjawab, "Ya, sayang. Ayah sudah memperbaiki sepedanya. Tapi kamu harus ganti baju dulu ya."

Dengan penuh semangat, Yeji kecil berlari masuk ke dalam rumah untuk mengganti pakaiannya. Setelah mereka siap, ayah dan anak itu bersiap-siap menaiki sepeda.

Sebelum berangkat, sang ibu memberikan pesan, "Ingat, jangan terlalu lama di pantai. Yeji masih belum sembuh sepenuhnya, sayang."

Inyeop memeluk istrinya dan menjawab, "Iya, sayang. Hanya sebentar kok."

Yeji kecil yang mendengar percakapan mereka berkata, "Eomma, jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja." Dia mencium tangan sang ibu sebagai tanda keyakinannya.

Ibu Hwang tersenyum lembut dan berkata, "Iya, eomma percaya pada putri eomma."

Ayah dan anak itu berdua mulai mengayuh sepeda mereka menuju pantai. Ketika tiba di sana, Yeji kecil begitu senang melihat pemandangan pantai yang indah. Dia berlarian kesana-kemari tanpa alas kaki, merasakan pasir di antara jari-jari kakinya.

Sementara itu, sang Ayah dengan bangga melihat putri kecilnya yang begitu bahagia. Dia mengambil smartphone-nya dan mengabadikan momen tersebut dengan mengambil beberapa foto.

"Ayah, ayo kita membuat istana pasir," seru Yeji kecil penuh semangat.

Dengan senyum lebar, Hwang Inyeop menjawab, "Tentu, emangnya anak ayah bisa membuat istana pasir?"

Yeji menjawab dengan penuh keyakinan, "Yah ayaaah. Aku bisa lah. Aku kan pintar".

"Hahaha, oke kita buat bentengnya dulu"

Keduanya pun mulai bekerja sama untuk membuat benteng pasir mereka sendiri, mengisi pantai dengan tawa dan keceriaan.

...

Yeji sedang memakan sarapannya. Malas sekali jika weekend ini harus mengikuti kelas.

Ayah Hwang melangkah menuju dapur. Dirinya mendekati sang putri.

"Kamu hari ini berangkat dianterin supir. Ayah ngga mau denger kamu bolos kelas lagi."

Yeji memutar mata malas mendengar perkataan ayahnya.

Setelah selesai, gadis Hwang itu bersiap keluar.

Bruk.

Yeji tak sengaja menabrak perempuan didepannya.

"Makanya jalan pake mata!" ucap Yeji dengan  nada bentaknya.

"Yeji!!!, Sini kamu!"" Tegur sang ayah dari arah belakang.

Gadis itu hanya mendengus pelan dan segera memasuki mobil.

"Udah aku nggapapa kok mas" ucap perempuan yang baru saja ditabrak Yeji. Tangan nya menahan lengan ayah Hwang agar tak menghajar putrinya.

"Karina, maafin putri mas ya." Ucapnya sambil memeluk sang istri.

Sementara itu, Hwang Yeji memalingkan wajahnya ke jendela mobil selama perjalanan.

'Dari sekian banyak perempuan kenapa harus kamu'

"Pak, nanti antar sampai gerbang aja ya"

"Gabisa non, katanya tuan disuruh nganter sampai depan kelas."

Oneshoot (Yeji Karina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang