"Kau berburu semalam?" Tanya Renjun pada Jaemin yang baru memasuki kelas, dia seorang manusia.
Jaemin tersenyum cerah seraya mengangguk. "Aku mendapatkan satu beruang yang saaaaaangat besar."
Renjun terkekeh melihat binar di wajah manis itu. "Mengalahkan kak Dejun?"
Jaemin kembali mengangguk, namun wajahnya langsung cemberut. "Tapi aku belum bisa mengalahkan Ayah, dia bahkan membawa pulang tiga ekor harimau!" Jelasnya berapi-api.
Renjun memutar bola matanya jengah, dari segi logika saja sudah jelas bahwa Ayah Jaemin lebih unggul, beliau seorang Alpha. "Kau selalu saja begitu setiap kali berburu."
Jaemin mendengus. "Kau tidak tahu saja betapa menjengkelkannya wajah Ayahku saat dia meledek ku."
Renjun terbahak, Ayah yang jahil dan anak yang childis, cocok bukan?
*
*
*Disisi lain, Jeno terus memikirkan apa yang terjadi padanya semalam. Dirinya bahkan harus menggunakan atasan dengan kerah tinggi untuk menutupi tanda ditengkuknya.
"Apa yang kau pikirkan, Jung?" Tanya Eric saat melihat temannya itu hanya melamun sejak memasuki kelas.
Jeno menatap Eric, haruskah ia memberi tahu hal ini pada temannya ini? "Eric."
"Hm?"
"Apa memungkinkan memiliki dua tanda mate?"
Sreet!
Eric langsung menarik tangan kanan Jeno dan melihat tanda mate itu disana. "Kau memiliki dua Mate?"
Jeno menarik tangannya kembali. "Mana ada."
"Lalu kenapa bertanya?"
"Entah, hanya terbesit saja. Apa jadinya jika memiliki dua tanda Mate?"
"Prahara rumah tangga akan semakin merajalela." Eric terbahak atas kalimatnya sendiri.
Jeno mendengus, sepertinya memberi tahu Eric adalah hal sia-sia. "Lupakan!" Dia mengelus tengkuknya yang tertutup turtleneck, selalu ada desiran saat ia menyentuhnya.
"Lagi pula kau ada ada saja, sudah jelas bahwa setiap makhluk hanya akan memiliki satu tanda Mate."
Jika bukan tanda Mate, lalu apa? Kenapa kemunculannya sangat menyakitian untuknya? Dia bahkan masih mengingat bangaimana rasa setiap sengatan sakit malam itu.
*
*
*Malam ini kembali bulan purnama penuh, hanya purnama, bukan gerhana mendadak seperti kemarin. Jaemin keluar dari area kampus lalu mendongak untuk melihat bulan. Senyumannya terbit dengan cukup menyeramkan. "Baiklah, malam ini aku tak akan kalah."
AAUUUUUU!
Sudah ada yang mulai berburu rupanya. Jaemin segera memacu langkahnya kearah dimana mobilnya terparkir.
Bruk!
Oke, sepertinya dia terlalu bersemangat malam ini sehingga tak sengaja menabrak orang lain.
"Maafkan aku." Jaemin segera meminta maaf sebelum kemudian mendongak untuk melihat siapa yang ia tabrak, itu Jeno.
Jeno hanya mengangguk kecil dan kemudian berlalu.
Jaemin tidak ambil pusing, dia langsunng bergegas dan pergi dari sana.
*
*
*Jeno menghela nafas cukup panjang saat berhasil memasuki mobilnya dengan tangan mencengkram dadanya cukup kuat.
"Hahh, kenapa?" Herannya saat dadanya terasa begitu sesak saat Jaemin tak sengaja menabraknya tadi. Jantungnya beku sejak ia lahir, namun kini ia seolah sedang merasakan jantungnya berdetak sangat kencang sampai membuatnya sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED MATE [NOMIN] (ABO)
RandomVampir dan Serigala itu musuh, namun takdir membuat lelucon dengan menjadikan mereka mate.