pertemuan sesaat

206 25 7
                                    

Drrttt drtttt drtttt

Suara deringan hp dengan cahaya matahari mulai beriringan membuat pemuda berkulit tan tersebut terbangun

"Ughh siapa sih" dengan mata yang masih tertutup tangan kanan nya mulai maraba meja nakas mencari benda pipih yang mengganggu nya

"Halo, ada apa?"

"....?"

"Lah kan gue udah bayar?"

".......?"

Haechan yang kesal dengan percakapan singkat tersebut segera mematikan panggilan itu, ia berdecak kesal dan ingin beranjak pergi

Sepertinya ia butuh air putih untuk meredamkan amarah nya, tetapi saat hendak beranjak sebuah tangan berurat sudah melingkar sempurna di perut nya

Tentu saja haechan langsung melihat siapa yang tengah berani membuat nya semakin emosi "no lepasin... gue mau ke dapur" Jeno hanya berdehem sebagai balasannya

Haechan menghela nafas panjang, ia sungguh lelah "akan aku ambilkan, duduk manis di kasur" ujar nya dan bangkit dari kasur meninggal kamar

"Aku?.." ia menggaruk kepalanya nya tidak biasa Jeno menggunakan aku-kamu ke dirinya, terlebih lagi ia merasa gugup dengan suara berat Jeno... ia merasa jika jeno sedang mendominasi dirinya

"Argggghhhh"

"Kenapa teriak?" Ujar jeno yang sudah masuk dengan secangkir teh di tangan nya

"Lu kenapa jadi..." Ujarnya menjeda, haechan sekarang sudah merasa waspada pada sahabatnya kali ini

"Jadi apa? Penyihir? Udah nih minum" Jeno menyodorkan teh hangat itu pada haechan

Haechan pun menerima nya dengan senang hati, lagi pula tenggorokan nya kering seketika setelah berteriak barusan

"Napa marah dah" ujar jeno yang masih menatap nya dengan mata yang sayup

Haechan meletakkan cangkir teh tersebut dan menyodorkan ponsel padanya "nih, lu liat aja masa gue udah bayar utang masih di tagih aja"

Jeno terdiam sesaat dan menatap kembali sahabat nya "utang apa? Gak biasanya kamu ngutang gini"

"2 minggu yang lalu gue ada keperluan mendadak jadi gue mutusin buat ngutang sama tuh anak, gue janji sama dia bakal bayar tuh utang setelah 1 Minggu kemudian ehh kenapa setelah gue bayar dia baru ngomong kalau ada bunganya-" ia menjeda dan melanjutkan minum nya, Jeno yang mengetahui sahabat nya ini tengah kesal dan kehabisan tenaga dengan lembut ia mengusap punggung pemuda itu

"Emang kamu ngutang sama siapa?"

"Mantan kamu tuh"

Rahang Jeno seketika mengeras begitu mendengar nama yang ia ingin lupakan, tentu saja haechan mengetahui perubahan sikap Jeno... Ia langsung menutup mulutnya menggunakan kedua telapak tangan nya

Membuat pose imut di kala Jeno merasa kesal, Jeno terkekeh gemas dan mengusak rambut nya "kau ada uang? Jika tidak akan aku bayarkan" haechan terdiam sesaat, tawaran ini sebenarnya menguntungkan nya

Tetapi ia ingin memarahi pemuda beralis camar itu terlebih dahulu "untuk bulan ini aku memang tidak punya uang, jadi aku pinjam uang mu aku janji bulan de-" belum selesai ia menyelesaikan ucapannya, sebuah jari telunjuk menutup kembali bibir Cherry itu

"Kau lupa, aku ini sahabat mu untuk apa kau memikirkan bayar uang yang sudah kuberikan padamu. Aku membantu mu bukan menawarkan jasa pinjam" protes nya pada haechan

Haechan terdiam kembali dan akhirnya mengangguk, ia kembali mengambil ponsel nya dan menghubungi rentenir beralis camar yang menerornya pagi ini

"Jeno temani aku" Jeno tersenyum lembut dan mengangguk, senyuman itu begitu tulus mendengar haechan berbicara dengan nya begitu lembut

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bocil Kematian (Harem?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang