Yssabelle menatap sebal layar ponselnya yang menampilkan obrolan pesan broadcast dari Gabriel. Perempuan itu dengan seenak hati membatalkan acara Summerville Hiking yang dia cetuskan sendiri sebelum liburan kenaikan kelas dimulai. "What's wrong with her?"
"Who?" Zara menyahut dari dapur seusai memasak mie instant untuknya sendiri sepulang dari mengantar berkas-berkas pimpinan meski di hari libur. Uap yang mengepul dari kuah panas di mangkuknya semerbak memasuki hidung Yssabelle yang mati-matian menahan keinginannya untuk ikut makan.
"G," balasnya singkat.
"Why?" Perempuan yang umurnya hampir sepuluh tahun lebih tua dari Yssabelle mendudukkan diri di meja dapur, berhadap-hadapan dengan siswa SMA yang saat itu terpaksa menghabiskan semangkuk buah strawberry.
"Seenaknya dia batalin acara Summerville Hiking. No reason! Nyebelin banget, kan? Padahal acaranya udah tinggal besok. Look at my bag!"
Zara mengikuti arah telunjuk Yssabelle ke sebuah ransel besar yang tertata rapi di atas sofa. Sepagian ini anak itu merelakan waktu bermalas-malasan demi mempersiapkan segala kebutuhan selama kemah yang estimasinya sampai tiga hari kedepan.
"Summerville Hiking kan idenya dia, dia yang mau, dia yang maksa-maksa, sekarang dia juga yang langsung batalin gitu aja! Maunya apa sih dia?!"
"Ya bagus dong kalau dia juga yang batalin."
Yssabelle menatap galak Zara. "Kok bagus sih?!" tanyanya masih dengan nada ngegas yang justru terkesan lucu di hadapan lawan bicaranya.
Zara sekuat tenaga menahan diri untuk tidak menertawai Yssabelle. Ia mengangkat bahu pura-pura acuh. "Dia yang bikin acara ya dia juga yang berhak batalin. Lagian tadi aku denger ada kata 'maksa-maksa', yang itu artinya kamu, sorry, maksudnya mungkin kalian, merasa terbebani dengan Summerville Hiking ini, kan? So, is this what you want, Yassmeen?"
"Zar, you missed the point! Yang aku masalahin sekarang itu kenapa dia baru bilang ini H-1 sebe---"
Deringan ponsel Yssabelle membuat gadis itu terburu-buru meraihnya. "I'll go to bed. I feel sleepy, suddenly."
"Strawberry kamu belum habis, Yassmeen!"
"For you! I saved it for you!" balasnya sambil lalu.
"Oke, thank you!"
Ia masih bisa mendengar suara tertawaan Zara sebelum mengunci pintu kamar. Sialan. Perempuan itu pasti menganggap alasannya tidak logis sama sekali. Kenapa juga harus beralasan ingin pergi tidur, langsung pergi tanpa beralasan juga Zara tidak akan bertanya apa-apa.
Jemarinya menyentuh ponsel untuk menelepon balik seseorang yang tadi meneleponnya.
"Are you busy? Sorry kalau ganggu, nothing serious, kok." Suara lembut Rae terdengar dari seberang sana, diiringi sayup-sayup dialog berbahasa Jepang yang ia tebak berasal dari televisi laki-laki itu.
"G batalin Summerville Hiking," kata Belle yang hampir tak bisa dibedakan antara petanyaan atau pernyataan. Ia sendiri bingung. Kalimat itu sejujurnya ia ucapkan untuk memancing reaksi Rae agar laki-laki itu mengeluarkan pendapat tentang pembatalan acaranya. Mulai menyiapkan diri kalau-kalau Gabriel memang sengaja membatalkan ini semua demi menghabiskan waktu bersama Rae di suatu tempat yang dia tidak tahu.
Rae terdiam cukup lama. Suara-suara dalam Bahasa Jepang itu menghilang, menyisakan suara seperti tarikkan selimut atau bantal yang cukup khas.
"Kamu udah tahu?" Yssabelle bersuara lagi, takut kalimat yang sebelumnya terdengar tak bermakna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Killed My G? (PRE-ORDER)
Mystery / ThrillerMenghilangnya Gabriel di akhir waktu liburan semester menjadi mimpi buruk bagi teman-teman terdekatnya. Quinn, Noah, Nael, Willa, Belle, dan Rae harus merelakan kepergian sahabat mereka sekaligus menjadi buronan polisi atas meninggalnya Gabriella S...