2] BAD ENDING

8 0 0
                                    

02] PROMBLEM AGAIN

—000—

Seorang laki-laki terlihat gelisah, kepalanya celingukan ke kanan dan ke kiri, tanpa ia sadari sedari tadi ada sosok pria dibelakangnya yang bersedekap dada, menampilkan wajah geramnya kepada sang cucu.

"Lagi ngapain?"

"Sut, diem gue lagi ngumpet!" tangan kanannya mengibas- ngibas seperti orang yang mengusir.

"Ikut ngumpet dong"

Zegha sontak menoleh ke belakang, cengengesan di bibirnya membuatnya kaku, laki-laki itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ka- kakek"

"Anak nakal"

"Aaaggggghhh, maafin Zegha" lelaki itu mengusap kedua kupingnya yang merasa panas dan berdenyut, jeweran sang kakek ternyata tak main-main.

"Habis darimana?"

"Gak kemana-mana Kek, Zegha cuma dari dapur" ujarnya dengan alasan yang tak masuk akal.

Dari dapur? Sejak kapan orang ke dapur dengan sepatu, menggunakan jaket Levis dengan pakaian modis? Apalagi dimalam hari, apakah itu logis?

"Ternyata kamu lebih nakal dari ayahmu"

"Enggak! Zegha beda"

Melihat raut wajah cucunya yang langsung berubah di sepersekian detik, membuat Kakek tahu jika sang anak dan cucunya selalu bermasalah, tidak pernah akur sama sekali.

"Kenapa kamu disini? Pulang sana!"

"Hah, kakek tega ngusir cucunya malam malam gini?"

"Iya tega, disini ngabisin uang kakek sama makanan"

"Enggak, Zegha tidur sini!" kekeh Zegha, padahal tubuh lelaki itu didorong-dorong oleh sang kakek.

"Emang ayah kamu gak nafkahin kamu!?"

"Ah, ayolah kek. Zegha anak kecil, malem malem keluar kalo di begal gimana?"

Kakek hanya melihat cucunya yang lebih galak dari pemilik rumah, cucunya itu tidak memohon tetapi menyuruh. Sungguh titisan siapa anak ini? Sifatnya sangat arogan, namun ia sangat menyayangi cucunya ini.

"Yaudah, besok Zegha tidur dirumah om Nolan atau om Liam"

"Punya ayah sendiri, kenapa numpang ayah orang?" Kakek menyindir cucunya sendiri, agar ia sadar dan baikan dengan ayahnya itu. "Besok kakek akan bilang ke ayahmu itu"

"Gausah, orang sibuk kayak gitu ngapain susah susah ketemu sama gue?"

Kakek mengelus kepala Zegha, melihat cucunya yang lagi melepas sepatunya itu. Membuat ia menerawang ke masa lalu, dimana Zegha masih kecil dan selalu merengek tidak bisa memasang sepatu sendiri, jika bisa pun pasti memakainya dengan kebalik.

"Sudah makan?"

"Kakek akan menyuruh bibi untuk menyiapkan makanan"

"Siap! Zegha mau ganti baju dulu"

"Woi! Sepatunya taruh yang bener! Zegha!"

Kakek yang membawa tongkat kayu itu ingin memukul kepala anak itu, namun kalah gesit dengan anak muda tersebut yang sudah kabur menaiki tangga. Terpaksa sang kakek yang harus menaruh sepatu cucunya di rak sepatu, cucu durhaka emang.

••

Zegha masih belum bisa menutup matanya, cowok itu sejak dari tadi mencari posisi yang nyaman untuk terlelap. Namun nihil, tubuhnya terlentang, pikirannya melalang buana kemana-mana, matanya kosong menatap atap langit-langit kamarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAD ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang