Part 1 : Pertemuan tak terduga

7 1 0
                                    

Bumantala yang semulanya memutih kini menghitam. Baskara yang semulanya memunculkan sinarnya kini lenyap ditelan bumantala hitam. Sedikit it demi sedikit rintik gerimis mulai membasahi bumi. Bumi rela menampung air yang jatuh dari bumantala dan hujan rela merasakan jatuh berulang kembali. Sungguh menyakitkan bukan? Tetapi sudah pada garis takdirnya tersendiri, kita sebagai makhluk bumi sudah wajib mensyukuri apa yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Bukan kah Tuhan telah menyiapkan kado terindah untuk para makhluk yang bersyukur dan bersabar? Untuk apalagi kita tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikannya. Ingat, kamu di dunia hanya sementara, dunia ini fana. Maka perbanyak lah engkau berbuat kebaikan serta menjalankan tugas yang telah ditetapkan oleh Tuhan.

Seorang gadis tengah duduk santai di bangku taman. Dia sangat menikmati setiap tetes air yang jatuh mengenai wajahnya. Lalu gadis itu mendongakkan kepalanya dan membiarkan wajahnya terkena tetesan air hujan.

"Tuhan, aku ingin menyerah, aku tidak kuat dengan hal ini semua." ucap gadis itu dengan suara yang serak dan tersendat.

"Jangan mudah menyerah, kamu bisa kok menjalani kehidupan ini, Tuhan tahu kamu anak yang kuat, maka dari itu Tuhan uji agar kamu menjadi anak yang lebih kuat." ujar seorang lelaki yang duduk tepat disamping nya.

Athazkiya Nashwa Kirana, gadis itu termenung setelah mendengar apa yang dikatakan oleh pemuda asing. Dia menatap sekilas ke sampingnya lalu kembali menatap bumantala yang semakin menghitam.

"Jika Tuhan sayang pada ku, lantas mengapa aku selalu diberi ujian ini?" tanya Alya yang masih setia menatap bumantala.

"Karena Tuhan sayang pada mu." jawab pemuda itu.

Tak ada lagi percakapan dari kedua remaja ini. Mereka saling terdiam dan menikmati suasana hujan yang mengguyur kota kecil ini. Mereka saling bercengkerama dengan isi pikiran mereka sendiri.

Tak lama itu, pemuda itu bangkit lalu meninggalkan Azkiya sendiri yang masih berkecamuk dengan pikirannya.

Sebelum meninggalkan Azkiya, pemuda itu berpesan, "Hidup itu tempatnya ujian, hasilnya itu ada di akhirat nanti, jangan nyerah, aku yakin kamu bisa melalui semua ujian di hidup mu, tidak ada keberhasilan yang tidak gagal, semua pasti berhasil. Semangat!"

Azkiya terus melihat kepergian pemuda sampai benar-benar hilang dari pandangannya. Ia kembali melihat ke bumantala yang sudah mulai meredakan hujan.

"Apa aku bisa melewati ini semua?" tanyanya pada alam, lalu ia bangkit dan pergi meninggalkan tempat itu.

"Semoga kita dipertemukan lagi"
Azkiya & Pemuda asing itu

🍩🍩🍩



📝 04 September 2023

📍Tebing Tinggi

🍩 Yelsyaulia

Sembilan Belas Desember Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang