Sudah terhitung lima hari setelah Adelard pergi ke
luar negeri. selama lima hari itu, Galvin dan keempat abang nya kompak menghabiskan waktu bersama.Bermain seharian dari pagi sampai malam. mereka benar-benar menghabiskan waktu bersama. tapi karena hari ini Kyler dan Liam sedang ada meeting, mereka tidak bisa ikut bergabung dalam kesenangan ketiga sang adik.
Ketiganya sedang berdiri di pembatas lantai 3,
menghadapkan mereka pada lantai dasar. Galvin
sedikit menengok ke bawah, untuk melihat apakah lantai dasar itu sedang banyak maid yang bersih-bersih atau tidak. tapi ternyata jawabannya tidak. itu artinya dia bisa bermain pesawat-pesawatan terbang yang terbuat dari kertas.Pesawat-pesawatan terbang yang terbuat dari kertas,
berhasil di buat oleh Galvin, Ken, Kai dan di bantu oleh Bondan serta beberapa bodyguard lainnya atas perintah si bungsu. hari ini si kecil ingin bermain pesawat-pesawatan.Nanti Galvin akan menerbangkan pesawat kertasnya
dari lantai tiga, sebanyak-banyaknya. "Hah hah" Galvin meniup ujung lancip bagian pesawat kertasnya, sebelum nantinya ia terbangkan ke atas."Ino, kenapa kau tiup kertasnya?" tanya Ken, penasaran.
"Biar terbang nya lama bang" jawab Galvin.
"Memangnya ngaruh?" kini giliran Kai yang bertanya.
Anak itu mengangguk sebagai jawaban. "Liat nih bang" ucapnya lalu melempar pesawat kertasnya.
Ken dan Kai memperhatikan pesawat kertas milik
Galvin. dan ternyata benar, pesawat itu hampir lama
terjatuh ke lantai dasar."Wah kau benar, Ino. pesawat nya terbang cukup lama"
"Adik abang memang pintar" ujar Kai mengelus rambut si kecil dengan senyuman bangga. padahal itu bukan sesuatu yang harus dibanggakan. tapi Galvin hanya tersenyum.
"Ayo semuanya, lempar pesawat terbang nya" ujar Galvin.
"Oke Ino!" jawab si kembar kompak.
"Baik tuan muda kecil" ucap Bondan dan bodyguard lainnya.
"Hitungan ketiga, lempar semua pesawat nya, ya?"
"Siap dek/baik tuan muda kecil"
"Satu.."
"Dua.."
"Tiga.. lempar!"
Wushh~~~
Dengan kompak mereka melempar semua pesawat kertasnya. membuat pesawat kertas itu berterbangan di sana dan perlahan pesawat nya terjatuh ke lantai dasar dengan tidak teratur.
Galvin dan yang lainnya tersenyum melihat itu.
pesawat-pesawat itu terlihat sangat indah karena
memang di buat oleh kertas yang berwarna-warni.Bukan hanya mereka saja yang tersenyum melihat pesawat-pesawat itu berterbangan, melainkan para maid di
sana ikut tersenyum. melihat itu dari bawah, terasa lebih indah daripada di atas. tak apa pesawat-pesawat itu sudah membuat lantai dasar berantakan. yang jelas mereka senang melihat tuan muda kecilnya bahagia."Wah, indah sekali. Ino, kau memang yang terbaik" puji Ken dengan ide yang dimiliki adik kecilnya.
"Jelasss Galvin gitu loh bang haha"
"Lalu, apa rencana mu selanjutnya?" tanya Kai.
Galvin terdiam untuk berpikir sejenak. kira-kira
permainan apalagi yang harus ia buat bersama kedua abangnya ini?"Galvin punya ide bang!"
"Apa itu?"
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Malvelino ( S1 & S2 )
Fiksi RemajaGalvin Malvelino adalah remaja berusia 15 tahun yang tidak pernah membayangkan kalau ternyata dia adalah anak bungsu dari keluarga mafia yang bermarga Alvarendra yang selama ini telah hilang dan di cari-cari oleh keluarganya. Galvin yang dasarnya me...