"Kenapa Bang Lo ninggalin gue tadi disekolah?!" kesal Zera menatap garang kakaknya itu ia sambil bersidekap didepan dada menunggu kepulangan sang kakak yang baru saja kembali ke rumah pada malam hari dengan seragam yang sudah acak-acakan keluar.
"Gue capek Zer! Jangan ganggu gue dulu!!" desis Dirga sedikit tajam dan merasa cukup lelah hari ini.
"Abang gue udah nungguin Lo dari tadi! Pasti pacar Lo itu sering ngajakin bolos 'kan sumpah ngeselin banget tuh dia! Kok gue gak diajak sih bang? Gue takut sendirian disini tahu,," ujar Zera seakan ingin memeluk tubuh jangkung cowok itu tapi dia malah mendorongnya lebih dulu.
"Jangan dekat-dekat sama gue!!" geram Dirga pelan. Ia sebenarnya sangat mabuk saat ini. Apalagi saat melihat penampilan Zera yang sungguh menggodanya hanya menggunakan tanktop dan celana hotpants seksi demi apapun membuatnya panas tak keruan karena pengaruh alkohol yang masih tersisa di tenggorokannya membakar dirinya.
"Dirga! Kamu baru pulang?" kata sang ayah yang baru saja datang membawa tas kerjanya sambil melirik arloji mahalnya. Dia juga melihat sekilas ke arah Zera meski wajahnya menatap penuh datar.
"Baju kamu jangan kelewatan!!" tegur Vanca sang ayah pada gadis itu dengan dingin. Zera sedikit terkejut saat pria itu mulai memperhatikannya sebentar.
"Bukan urusan papah!!" Mendengus tiba-tiba Zera langsung pergi membuang mukanya yang memerah menahan emosi setiap kali ayah mereka pulang. Sedangkan Vanca hanya bisa menggelengkan kepalanya heran lalu tak peduli seperti biasanya. Mengabaikan anak gadisnya itu seperti tak pernah menganggapnya ada.
"Tegur dia nanti Dirga! Jangan kebiasaan buka baju dalam rumah apalagi bebas nanti diluaran sana dasar anak bandel!!" ucap Vanca tak habis pikir. Dirga pun sedikit terkesiap menahan dirinya untuk terlihat lebih baik didepan Vanca sesaat. Dirga juga sempat merapikan bajunya buru-buru sebelum Vanca akan meneliti penampilannya tadi.
"Iya pah. Nanti aku akan melarang dia kok tenang,," jawab Dirga pelan. Ia sedikit takut jika Ayahnya itu akan mulai bertindak keras pada adiknya itu nanti jika Zera terus dibiarkan.
"Sialan tuh anak! Masih aja berani melawan bokap!!" dengus Dirga mengepalkan tangannya. Untungnya ia masih setengah sadar saat berbicara pada ayahnya yang tak akan segan jika tahu anaknya sedikit nakal , Vanca akan menyiapkan kuburan di halaman rumahnya itu. Dirga meringis sebentar jika mengingat ayahnya begitu sadis ketika akan marah besar.
Setelahnya ia pun menuju ke arah kamar Zera sambil ikutan berbaring di atas ranjang gadis itu sebentar."Zera Lo jangan kebiasaan ngelawan ayah! Lo harus nurut juga sama gue!!" kata Dirga mengingatkan adiknya itu.
"Apa sih Bang? Gue gak peduli mau ayah marah sama gue juga. Dia mana pernah perhatian apalagi peduli tentang gue!!" Zera duduk di ranjangnya masih ngambek membelakangi Dirga ia masih enggan membalas cowok itu.
"Lo juga kenapa baru sekarang ngomongnya? Bukannya kemarin-kemarin suka diemin gue mulu!" ketus Zera baru melirik tajam ke arah lelaki itu.
"Gue gak bisa ngeliat Lo manja terus sama gue!!" ujar Dirga akhirnya membuka suaranya dengan jujur.
"Ta-tapi gue sayang sama Lo bang!!" ujar gadis itu menatap sedih kini ia mulai menghadap ke arah lelaki itu demi melihatnya sebentar.
"Gue punya pacar! Lo gak bisa ganggu gue terus. Emang Lo mau gue berantem gara-gara belain Lo terus gitu heh?" decak Dirga menahan emosinya sejenak. Ia mencoba meredamnya. Dirga juga memejamkan matanya yang memerah bekas alcohol sebelumnya yang dia minum bersama temannya.
"Hiks... Abang jahat! Gue cuma gak pengen sendirian bang! Udah itu aja! Ayah gak pernah ada buat gue! Terus mamah juga sering sibuk, gue gak punya siapa-siapa lagi selain Lo yang ada disisi gue saat ini...." tangis Zera mulai pecah ia menelungkupkan wajahnya diantara kedua lututnya seakan memeluk dirinya sendiri.
"Sorry.... Gue gak mau selalu nyakitin Lo jika didekat gue. Gue bukan Abang yang baik buat lo Zera. Lo harus kuat ingat itu!!" kata Dirga bangkit dari tidurnya dan duduk sambil ikut memeluk gadis itu cukup lama. Ia juga merasa bersalah selama ini. Baru kali ini memulai pembicaraan pada Zera lagi setelah dia tidak mempedulikannya begitu lama sering mengacuhkannya tanpa sebab dan menjaga jarak dari gadis itu.
"Tumben Lo gak pakai baju? Cepat pakai sana! Bunting entar tuh perut Lo lama-lama kemasukan angin baru tau rasa!!" suruh Dirga meski Zera sedang menangis tubuh gadis itu sedikit gemetar. Dirga pikir Zera mulai kedinginan karena pakaian yang minim bahan. Dan Dirga tak mau memikirkan kenapa gadis itu memakainya tidak biasanya Zera begini. Gadis itu selalu tertutup didepannya.
"Enggak mau! Masih pengen pelukan sama Abang lebih hangat!!" Zera mulai berhenti menangis saat Dirga mendekapnya penuh sayang sambil mengelus punggung gadis itu.
"Gue bau! Belum mandi Zer! Lepasin dong!!" pinta Dirga merasa tak enak saat dada besar adiknya itu sedikit menyembul tak sengaja terlihat di matanya. Ia juga menelan ludahnya sesaat sambil melotot keras.
"Bilang aja Abang suka kan lihat gue kayak gini? Kalau iya gue bakalan telanjang beneran nih biar Lo semakin puas hahaha...." Zera kemudian terkekeh seakan mengerti bahwa dia sudah berhasil mengerjainya kakaknya itu. Dirga berdecak kasar saat tahu Zera cuma hanya ingin memancingnya saja.
"Enggak tuh! Kata siapa gue ngiler lihat Lo enak aja!!" decih Dirga sebentar. Ia pun melepaskan berusaha memalingkan mukanya. Sebenarnya Dirga sudah lama tak melihat kecantikan Zera selama ini karena dia yang sering menghindarinya. Terakhir Dirga melihat Zera tanpa baju saat mereka masih kecil dulu masih bisa mandi bersama dengan telanjang bulat tanpa tahu malu di kolam renang.
"Abang malam ini temanin gue tidur ya pliss!!" Zera mencoba memohon padanya. Ia masih takut akan ditinggalkan lagi.
"Gak bisa Zer gue pengen istirahat juga!!" Dirga sudah berdiri hendak beranjak ke kamarnya sendiri.
"Gak mau! Gak mau ah... Zera janji bakalan bisa bikin Abang betah di kamar Zera!!" tahan gadis itu sebelum Dirga pergi.
"Caranya gimana? Emang Lo tahu heh?!" ejek Dirga menatapnya.
"Kita main kuda-kudaan sebentar!!" ujar Zera seketika tersenyum lebar mengusulkan ide gilanya itu. Dirga masih tak mengerti namun dia mulai paham. "Pinggang gue makin encok dong kalau Lo naik entar!!" tolak Dirga tidak mau.
"Gantian sih tapi, jadi biar Zera dulu yang nungging buat Abang ya gak lama kok, Zera pengen main sama Abang sekarang, kita udah lama gak main bareng kayak dulu..." ucap gadis itu kini bersiap ingin mengajak Dirga bermain dengannya. Dapat Dirga lihat dengan jelas saat posisi Zera yang sudah mulai menungging membelakanginya dengan kedua kaki terbuka lebar seakan siap untuk dinaiki olehnya lebih dulu.
"Shit!!" umpat Dirga terlihat tak tahan untuk mendekatinya tanpa sadar. Tentu saja Dirga tergiur meski pikiran lelaki itu terlintas masih kekanakan namun ia benar-benar ingin merasakannya sebagai orang dewasa bersama adik kecilnya yang manis itu.
"Jangan nangis ya Zer!!"
"Enggak akan kok. Kan Zerra harus kuat kata Abang tadi,," Zerra menggelengkan kepalanya sebentar berusaha menopang berat tubuhnya saat Dirga sudah duduk diatasnya.
"Lo yakin nih? Entar sakit pinggang Lo! Kita udahan aja ya?"
"Baru juga mulai kak. Kok malah berhenti sih Zera enggak mau! Masih mau sama Abang pokoknya!!" Zera sedikit kesal menoleh padanya.
"Yaudah ayo sini!!" kini Dirga terlihat bersemangat lalu sambil menampar pantat Zera setelah yakin gadis itu akan baik-baik saja. Mau gimana lagi Zera sendiri yang memintanya. Dirga hanya ingin menemani gadis itu agar dia tidak kesepian lagi. Tanpa sadar pikirannya mulai dibayangi oleh rasa sensitif dibagian celananya yang mulai mengeras, sejak sedari tadi dia bergesekan dengan bokong padat Zerra yang penuh seksi itu sungguh membuatnya mulai mengerang pelan. "Ahh baby.... Gue suka permainan lucu Lo ini,," bisik Dirga berat.
TBC....
24 june 23
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Candu
Fanfic"Kak kangen..." ucap gadis itu mulai merengek manja. "Kan kita serumah, pengen kali ah bukan kangen,," dengus Dirga pelan. Zera terkekeh lucu sembari memeluk erat sang kakak dan mulai menciuminya. "Jangan nangis ya kalau gue kasih...." ujar pria rem...