Last part

2.6K 172 8
                                    

Kali ini agak panjang part nya dibandingkan kemarin😄 dan tolong baca sampai bawah, terimakasih ❤️❤️

Happy reading guys😉

....

"Loh, Dokter Nadina? Saya kira Dokter sudah pulang?"ucap seseorang ketika melihat Nadina yang sedang berdiri sendiri tepat di tempat biasa para pekerja rumah sakit menunggu jemputan.

Hari ini tepat sudah 3 tahun Nadina kembali berkumpul bersama keluarganya utuh.
Rasanya sangat bahagia ketika bisa bersama kembali dengan keadaan jauh lebih baik.

"Lagi menunggu jemputan, kamu sendiri bagaimana?"kata Nadina dan kembali bertanya pada seorang perawat yang biasa satu.. dengannya.

"Hehe sama Dokter. Apa Dokter dijemput supir? Tumben? Bukannya Dokter biasanya bawa mobil sendiri?"

Nadina tersenyum kemudian terkekeh kecil.

"Hari ini lagi enggak, saya dijemput suami."

Perawat tersebut terlihat kaget. Dia kira Dokter Nadina belum menikah karena selama ini terlihat sendiri dan tidak banyak menyinggung soal pernikahan.

Nadina sendiri memang tidak pernah mengatakan pada orang lain kalau dia sudah memiliki keluarga sendiri kecuali pada Hani yang memang sudah menjadi temannya sejak lama.

"Loh saya kira Dokter belum menikah? Maaf Dokter."

Nadina tersenyum kembali memaklumi pemikiran dari sang perawat di sampingnya.

"Tidak perlu minta maaf, kamu tidak salah Windi."

Tidak lama setelahnya, sebuah mobil mahal berjenis Rolls-Royce keluaran terbaru dengan warna hitam berhenti tepat di hadapan keduanya.
Pintu mobil sebelah kanan terbuka dan menunjukan si pemilik mobil yang keluar berniat menghampiri Nadina yang menghela nafas.

Nadina agak malas kalau suaminya sudah menjemputnya menggunakan mobil yang jenisnya jarang yang miliki di negaranya ini. Terlalu mencolok itu terkadang selalu mengundang tatapan orang untuk memperhatikan.

Perawat dengan nama Windi yang bersama Nadina hanya bisa tercengang kagum melihatnya. Meringis sedikit ketika sadar kalau mobil di hadapannya itu memiliki harga fantastis.

"Mas?"lirih Nadina menatap Jendro dengan melas. Sedangkan yang ditatap hanya bisa tersenyum polos.

"Don't be angry please, mobil yang lain aku suruh orang untuk cuci, sisa ini aja. Kalo kamu gak percaya, tanya aja sama Jean di belakang."Kata Jendro sedikit panik.

Nadina yang marah itu sangat menyeramkan.

"Si kakak ikut?"

Jendro mengangguk cepat.
"Ikut, sama Jellyn juga."

"Yasudah, kamu masuk duluan ke mobil, aku pamit ke temenku dulu."

"Oke, tapi–"ucapan Jendro terpotong oleh Nadina yang mengetahui arah yang dimaksud suami tampannya itu apa.

"Aku bisa buka pintu sendiri."

"Oke sayang."sahut Jendro dan dengan cepat mencuri satu kecupan di ujung bibir Nadina.

Nadina meringis kecil. Wajahnya sudah memerah dan melirik canggung ke arah Windi yang tersenyum memperhatikan.

"Windi, jemputan mu masih lama? Kalo masih lama, ayo bareng sama saya. Nanti saya bilang ke suami saya untuk antar kamu lebih dulu."

Yang ditanya segera menggelengkan kepala. Tidak mau dia, nanti takut mengganggu quality time keluarga itu.

"Tidak usah Dokter, saya menunggu jemputan saja di sini. Terimakasih sudah menawarkan, tapi maaf saya tidak bisa, Dokter pulang duluan saja tidak apa, kasian suami dan anak-anak Dokter harus menunggu lama nantinya."

[END] Sorry and I Miss You |NOMIN GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang