Nada-nada menari menelusup ke rongga telinga. Beberapa badan berdendang, beberapa mulut bergumam, cahaya lampu berwarna jingga semakin menghanyutkan suasana. Ada senda tawa saling menyapa kawan lama, tapi tak sedikit yang menghindar karena pernah luka.
Tak banyak orang yang Off kenal di acara ini. Cuma terhitung dua orang. Satu orang yang sekarang sedang menikah dan seorang lagi yang berdiri tidak jauh darinya. Sosok yang amat sangat familiar dari masa lalu, dimana sosok itu yang pernah menulis cerita cinta bersama. Bukan waktu yang sebentar, dia menemani Off empat tahun lamanya.
Off mematung di area katering, memegang sepiring gado-gado dengan pandangan yang masih tertuju pada sosok itu. Mengamati setiap manusia yang mengelilingi manusia kecil di sana. Tak ada yang lebih menarik daripada dia, Off mengunci atensinya padanya. Sampai semua manusia lain tak lagi bersamanya, Off baru berani melangkah, mendekati subjek masa lalunya.
"Hai, apa kabar?"
Mata si kecil membulat sempurna. Lekas tangannya menaruh sembarang mangkok berisi tahu campur. Menyambut tangan untuk saling bersalaman. Kepalanya menengadah tak percaya melihat laki-laki jangkung yang menyapanya.
"Hai. Kabarku baik, Off. Kamu apa kabar?"
Pertanyaan kikuk untuk dua orang yang pernah menjalin cinta selama empat tahun. Tidak ada yang berubah dari keduanya selain perasaan asing yang kini hadir di antara mereka.
"Seperti yang kamu lihat, aku juga baik."
Gun tersenyum dan juga Off. Tangan mereka masih saling genggam, seakan mereka enggan saling melepaskan. Hingga suara teriakan memecah keheningan keduanya. Suara yang memanggil Gun untuk segera pergi karena sesi lempar bunga akan dimulai.
"Off, aku pergi dulu ya. Temen-temenku udah pada manggil."
"Oh, iya. Silakan."
Sesingkat itu pertemuan mereka. Rasanya sangat kurang jika dilihat dari cerita keduanya yang panjang. Ada hal yang sepertinya harus mereka bicarakan, tapi keadaan tak memungkinkan.
***
Cerita itu begitu panjang. Sampai Off tak mampu melupakan. Rasa sesal menggelayuti dirinya sepanjang waktu. Tak ada seorang yang kembali mengisi hati, karena sebenarnya sosok itu tak pernah benar-benar pergi. Nama Gun telah terpatri, bersanding dengan namanya dalam diri.
Kaki Off melangkah pergi sejak dua tahun lalu. Memutar tubuh, memunggungi tubuh kecil yang terduduk di lantai seraya menangis tersedu sendiri. Beberapa saat sebelumnya tangannya bergerak lihai melempar cincin yang sempat melingkar di jari manisnya. Nada suara yang akhirnya mencapai puncak tertingginya berhasil meruntuhkan pondasi empat tahun yang mereka bangun bersama.
Gun terdiam. Matanya buram oleh air mata yang menumpuk di pelupuk mata. Kata akhir pun muncul di antara mereka. Gun kira lelakinya akan pergi sejenak dan kemudian kembali seperti biasa. Nyatanya hingga dua tahun Off tak pernah menyapanya lagi. Hilang seperti Gun orang asing yang tak pernah berarti.
Gun diam dalam pikirannya sedangkan Off diam dalan penyesalannya. Mereka pergi ke dua sisi yang tak pernah bertemu dalam satu titik temu. Menggenggam harap takdir akhirnya mempertemukan mereka kembali, meskipun kemungkinan itu tipis.
Off memilih berhenti dari kantor dan memulai cerita baru di kota lain. Meninggalkan Gun dan segala kenangan di kota lama. Berlari, berharap mengobati luka tapi nyatanya tak ada yang berbeda.
Gun biasa. Melakukan rutinitas kerja seperti tak terjadi apa-apa. Memang nyatanya tidak ada yang berubah dari dirinya. Rasa masih sama walau Off tak pernah menghampirinya. Gun masih di tempat yang sama dengan rasa yang sama pula. Menunggu kekasihnya pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Babii with Love
FanfictionSemua tulisan disini tidak saling terikat satu sama lain. Cerita lepas yang berasal dari pikiran halu. Terkadang hanya sekelebat dan dituangkan menjadi sebuah cerita. Update tidak tergantung apapun karena memang ide ini muncul tiba-tiba tanpa rencan...