a magic

6.3K 472 32
                                    

lowercases intended.
cw / / mature scene , mention of mating on aboverse

****

tirai tipis berwarna putih yang menutupi jendela bergoyang pelan. helai demi helai disibakkan hembusan angin yang menyelinap masuk ke dalam kamar. mengantarkan dinginnya cuaca tengah malam. menggoda regas untuk terlelap diantara kantuk yang mulai menyergap.

jarell masih tak menunjukkan tanda-tanda akan segera terjaga, membuat regas yang sudah kepalang khawatir makin tak bisa berbuat apa-apa. meski begitu ia mencoba mendengarkan ucapan orang-orang di sekitarnya yang terus meyakinkan regas bahwa semua akan baik-baik saja.

ya, semoga.

tergoda dengan lelah yang makin melanda, regas hampir saja memejamkan mata, saat suara lenguhan jarell tertangkap rungunya.

tubuhnya seketika terpaku, tanpa sadar mengantisipasi apapun yang akan terjadi, menatap wajah jarell dengan penuh atensi. regas mulai menghitung di dalam hati.

satu...

dua...

ti—

yang tidak regas perkirakan adalah jarell yang membuka mata dengan sekali sentakan tiba-tiba, lalu bangkit memasang raut waspada. selimut tertarik seiring dengan jarell yang bangkit duduk terburu-buru, beringsut mundur dengan punggung yang terantuk headboard kasur regas.

"hey, hey! calm down, rel."

regas mau tak mau, dengan gerak refleks yang dipunya ikut bergerak mendekat. hendak menjulurkan lengan, membagikan sentuhan agar jarell tenang tapi langsung terkena tepisan tangan.

mata alpha jarell berpendar kuning di bawah temaramnya cahaya kamar. dan regas mencoba untuk tidak gegabah.

"gue regas, rel."

geraman rendah yang menjadi jawaban. diiringi mata jarell yang mengerjap perlahan dan pendar cahaya kuning yang mulai menghilang.

regas beranjak mendekat tapi jarell berjengit menjauh.

satu hembusan nafas pelan keluar dari mulut regas yang melangkah mundur, mencoba mematuhi jarak aman yang tanpa suara diminta oleh sang alpha.

"kita ngomongnya dengan kepala dingin ya? bisa kan?"

sebelum jarell membuka suara, regas mengajukan sebuah tawaran. sedikit permintaan untuk membicarakan segala sesuatunya dengan tenang dan tanpa ada serangan.

gemerisik suara tirai tertiup angin yang menjadi jawaban. jarell diam, tak bergeming sedikitpun ketika regas menarik kursi menjauh dan duduk tenang disana.

menit demi menit berlalu tanpa ada yang membuka suara, membiarkan canggung terasa pekat di udara. bersahabat dengan hening yang terus mendera keduanya. regas masih menatap jarell dengan lekat, sementara jarell sedikit menunduk menatap selimut hitam milik regas dengan penuh minat.

"kenapa lo bohongin gue?" tak tahan dengan rikuh yang semakin terasa, jarell akhirnya membuka mulutnya. wajahnya perlahan terangkat dengan netra menusuk ke arah regas yang langsung tercekat.

"kenapa lo gak jujur sama gue? that... you're the enigma."

regas membasahi bibirnya perlahan. dengan kedua tangan tertaut di atas paha, ia mulai menjelaskan, "bukan cuman sama lo doang, rel. gue nutupin ini dari semua orang. because i have my own reason."

"how about agam then?"

"dia tau karena gak sengaja," jawab regas dengan segera. tak ingin jarell salah paham kepadanya.

Enigma • HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang