2

4.9K 272 1
                                    

.


.


.

Aamon tertidur sampai hari mulai sore, ia sudah merasa baikan meski suhu tubuhnya masih tinggi. Aamon membuka lemari belajarnya, ia mengambil buku diary yang sudah ia miliki sejak awal masuk kelas 2 smp, dia sekarang duduk di kelas 3 sma.

Ia mulai menulis apa yang ingin ia tulis, setelah selesai ia meletakkan nya kembali di dalam lemari belajar. Aamon melamun di meja belajarnya, dia terlalu lelah untuk belajar dan untuk melanjutkan hidupnya.

Otaknya menyuruhnya untuk bunuh diri, tapi hatinya mengatakan tidak. Aamon membuka handphone nya dan dia hanya melihat-lihat postingan orang di aplikasi. Kemudian dia melihat postingan seorang alpha dominan yang begitu di segani di sekolahnya.

Fredrinn Vance namanya, ya Aamon menyukai nya sedari awal masuk sma dan berada di satu kelompok ketika masa orientasi. Tapi Aamon menyadari satu fakta yang membuatnya tertampar keras dengan fakta itu, dimana Fredrinn begitu membenci omega pria.

Hati Aamon mencelos sakit begitu saja ketika tau kalau alpha yang ia sukai begitu membenci omega pria, kenapa mereka selalu membenci omega pria? apakah para omega pria semenjijikan itu sehingga banyak yang membenci mereka?

Aamon sudah tidak memiliki harapan lagi, rata-rata Alpha di sekolah nya tidak menyukai omega pria. Aamon tidak mengerti kenapa, apa yang salah menjadi seorang omega pria? apa terlalu lemah? bukankah itu wajar untuk seorang omega?

Aamon menghela nafasnya, dia begitu bodoh menyatakan perasaan nya kepada alpha dominan itu sebelum dia tau fakta itu dan akhirnya dia di benci oleh alpha yang ia sukai, bahkan satu sekolah mungkin membencinya karena berani-beraninya seorang omega pria confess ke seorang alpha dominan populer yang satu sekolah tau kalau dia tidak suka omega pria.

Omega kecil itu mendongakkan kepalanya, menatap atap-atap langit kamarnya yang berwarna putih kebiruan.
Kamar Aamon memiliki tema biru laut yang indah, dia suka warna biru.

Aamon kemudian membuka laci, melihat persediaan obat-obatan nya habis. Apalagi obat asam lambung nya yang begitu penting abis.

Ia ingin pergi ke apotek, tapi dia ingat kalau dia dilarang untuk keluar kamar dalam kondisi apapun. Jika dia menentang, hukuman nya akan lebih dari di kurung dan tidak di beri makan selama satu hari setengah.

Aamon melewati hari-hari nya dengan penuh penderitaan, setelah dia sudah boleh keluar dan makan dengan bebas. Mereka hanya akan membiarkan Aamon memakan sisa atau buat makanan sendiri, tidak ada pembantu yang membantunya untuk membuatkan nya makanan ataupun mencuci tumpukan piring.

Aamon benar-benar di perlakukan layaknya seorang pembantu, Gusion ingin membantu Aamon tapi dia di tarik paksa oleh kakak keduanya yang bernama Eren Paxley.

Usai selesai, Aamon pergi keluar mansion keluarga Paxley. Dia duduk di ayunan yang berada di kebun yang di gantung di sebuah pohon yang kokoh.

Aamon suka pemandangan malam hari dan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya. Ia tidak peduli kalau mereka menguncinya dari dalam, toh Aamon bisa tidur di gazebo atau tetap terjaga.

Ia menatap bulan yang kini berbentuk sabit dan tidak ada satupun bintang di sekitarnya.

"Sendirian.....kesepian....bukankah itu menyenangkan? Haha...."

Aamon bersender pada tali ayunan.

"Bolehkah aku menyerah sekarang? Aku tidak punya tujuan hidup lagi...." Ia bergumam, tiba-tiba seekor burung merpati putih yang cantik menghampirinya.

"Hai...." Aamon tersenyum melihat merpati itu yang terbang di sekitarnya dan datang sepasang kupu-kupu dengan sayap yang berwarna biru.

"Cantik....."

Aamon kembali mengayunkan ayunan nya lumayan cepat, dia ingin melepas stress nya di tengah dingin nya malam. Dia tidak peduli tubuhnya yang mulai merasa dingin, yang ia inginkan hanyalah menghilangkan stress.

Setelah puas, Aamon sudah menduga kalau pintu di kunci semua. Seperti di sengajakan, ia terkekeh kecil sudah tidak heran lagi.

Aamon memilih untuk berjalan-jalan di taman yang ada di belakang Mansion, tubuh kecilnya menggigil karena dingin nya udara malam.

Ia begitu lemah, pantas mereka begitu membencinya karena dia laki-laki tapi sangat lemah.

"Tidak apa....aku sudah terbiasa....bertahanlah..." Aamon meyakinkan dirinya untuk bertahan, malam itu sangat dingin Aamon tidak kuat dan dia memilih untuk pergi ke gazebo tempat biasa ia gunakan untuk tidur jika ia di kunci dari dalam.

Aamon tidak bisa memanjat seperti Adiknya yang memang suka adrenalin. Ia membenci dirinya sendiri yang lemah, andaikan dia terlahir sebagai alpha ataupun beta pasti hidupnya tidak sesengsara ini.

Omega manis itu tertidur di Gazebo sembari meringkuk karena dingin nya malam, ia berharap malam itu cepat berlalu dan dia bisa merasakan hangat nya sinar matahari.

Hari terus berlalu, selama liburan semester itu Aamon tetap di rumah dan terus di paksa belajar oleh Ayah nya sedangkan mereka pergi berlibur tanpa Aamon.

Aamon belajar di kamarnya setiap hari, tidak ada waktu untuk nya beristirahat, dia juga sering mimisan karena kelelahan dan stress.

Sampai waktu liburan habis dan Aamon harus kembali masuk sekolah menghadapi kehidupan sekolahnya yang tidak jauh berbeda dari rumahnya.

Aamon berangkat ke sekolah dengan supir pribadinya, ketika sampai dan berjalan di koridor pun mereka berbisik-bisik hal yang buruk tentang Aamon.

Ia sudah biasa, Aamon hanya memasang ekspresi datar dan dingin. Ia tidak peduli apa kata mereka, ngomong-ngomong Aamon adalah satu-satunya omega pria di sekolah itu.

Kebanyakan omega pria yang bersekolah di sana tidak tahan karena menjadi bahan bulian dan akhirnya pindah.

Ia masuk ke dalam kelasnya dan pergi ke mejanya yang paling pojok bagian belakang. Teman-teman sekelasnya juga mulai masuk karena bell berbunyi.

Aamon memang pintar di kelasnya, tapi kepintaran itu membuat teman-teman sekelas Aamon tetap membencinya tanpa alasan.

Aamon juga tidak peduli, siapa juga yang ingin berteman dengan mereka? Aamon pun tidak sudi jika harus berteman dengan mereka, apalagi mereka yang sering kali ingin memanfaatkan nya.

Tidak, Aamon tidak mau di manfaatkan oleh mereka. Tapi secara tidak sadar, Aamon di kontrol dan dimanfaatkan keluarga nya sendiri layaknya boneka kayu yang diikat benang dan di kontrol seseorang.

Ya itulah Aamon di dalam keluarganya, seorang puppet yang di kontrol oleh keluarga nya sendiri untuk kepentingan mereka pribadi.

.

.



.

BERSUMBANK

Fredrinn Vance

Fredrinn Vance

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Just Want to Be Happy  {FredrinnxAamon} BXB (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang