Prolog

10 1 0
                                    

Nama ku Ayla Zainab Rianti Ningsih. Aku biasa dipanggil Ayla. Umur ku 18 tahun. Aku berasal dari sebuah Dusun di Pegunungan. Tempat itu tidak di deteksi sama google Maps. Setiap hari aku jalan kaki, bila pergi ke Sekolah atau ke Pasar untuk membeli keperluan. Jarak yang ditempuh dari rumah ke Pasar 30 menit dan ke Sekolah 45 menit. Sedangkan jarak dari Pasar ke rumah bisa sampai 2 jam lebih. Begitu pun dari Sekolah. Ini disebabkan jalanan pulang ke rumah menanjak dan berkelok.

Aku sekarang merantau di Malaysia untuk bekerja. Karena di kampung susah mencari pekerjaan, jadi ku putuskan merantau ke luar Negeri. Aku tahu ada lowongan di kilang Malaysia, juga dari sekolahan SMK tempat aku belajar.

Motivasi ku kerja di kilang Malaysia ialah merenovasi rumah, membuktikan bahwa aku bukan seperti apa yang orang lain pikirkan, serta mencari kedamaian hati dan ketenangan pikiran.

Lika-liku telah ku jalani tuk bisa terdaftar di kilang Malaysia, masih terngiang sampai saat ini. Cobaan demi cobaan telah ku lewati hidup di Malaysia sendirian. Tanpa, ada sanak saudara dan keluarga disini. Begitu berat dan pahitnya, saat diriku kehilangan kontak komunikasi dengan keluarga di kampung.

Aku pergi ke Malaysia dengan teman sekolah ku. Namanya Riska Ratu Wulandari. Biasa di panggil Riska. Ia seumuran dengan ku. Ia sama dengan ku, kehilangan kontak komunikasi dengan keluarganya. Tapi, lebih parah dari aku. Selain kehilangan kontak komunikasi, ia juga kehilangan uang makan untuk satu bulan. Kami berdua bergantung satu sama lain.

Tidak hanya itu, di sini banyak kasus orang satu Negara pulang kampung. Cuma gara-gara satu alasan yaitu, pacaran dengan orang Negara lain.

Dari situlah aku berpikir untuk berubah lebih baik lagi. Aku ingin berhijrah. Aku ingin menjaga dan melindungi diriku sendiri dari mata jahat lelaki. Apa lagi, aku hidup disini sendiri. Tahukah kalian? Apa yang dirasakan, ketika mata lelaki memandang perempuan berkerudung dan memakai pakaian ketat? Pasti rasanya risih dan resah kan? Itu yang kurasakan selama 1 bulan di Malaysia. Apalagi tempat Asrama ku berdampingan dengan Asrama lelaki. Hanya pembatas gerbang untuk memisahkan kami. Walau dijaga ketat sama security, namun tetap saja kami harus pergi ke toko kelontong yang ada didalam Asrama, letaknya berada dekat Asrama lelaki. Orang yang tinggal di Asrama kami, perempuan adalah orang Indonesia. Sedangkan, di asrama lelaki adalah orang Nepal dan Bangladesh.

Awal pertama berhijrah tuk menjalankan kewajiban ku beribadah, begitu berat bagiku.

Bagai layang-layang putus terbang sebab tekanan angin yang begitu kuat. Jatuh dan terseret angin hingga rusak, seakan rindu tapi berada di tekanan yang dirindukan. Terbang dan jatuh lagi, tertekan dan terseret tiada henti. Entah apa yang dicari. Hati hampa akan yang dicari, tapi yang dicari berada di depan persis. Sayangnya menekan terus tanpa keinginan hati. Hingga bertanya sendiri...

" Aku ingin berubah tapi apa harus karena terpaksa,"

Awalnya aku bisa menjalani proses hijrah ini. Aku berubah hampir 70 derajat berhijrah dengan baik. Hingga aku bertemu dengan dia. Ya, dia Fino cinta pertama ku. Karena dia lah aku menjadi hancur. Merasa aku ini hina di dunia ini karena bertemu dia. Kenapa dia datang setelah aku mengikhlaskan dia dengan teman terdekatku Cacha? Kenapa dia datang dihidup ku? Mengapa setelah aku melakukan semua ini untuknya dia datang untuk ku? Kenapa aku mengenal Cinta ini? Kenapa harus dia, kenapa? Hanya air mata yang mampu menjawab pertanyaan ku selama ini.

Pertemuan yang berawal dari tatap mata, mengikhlaskan, pengorbanan, terjebak dengan masalah yang di buat sendiri, kekecewaan, di gantung perasaannya, penghianatan, rasa bersalah hingga kembalinya cinta yang berujung kehancuran cinta. Sungguh ironis, Bukan? Hanya satu lelaki, hidupku yang menjadi korbannya.

Dengan keegoisan dan rasa tidak bersalahnya, dia memutuskan aku. Setelah dia mengambil semuanya dari ku, dia mengakhirinya. Di dalam hati merasakan kekecewaan yang mendalam. Dia tidak mengerti keadaan ku saat itu. Aku mengabari dia, Mama ku sedang sakit dan di sini jaringan internet gak mesti ada. Tapi, dia tidak mau mengerti. Bahkan dia menuduh ku, bahwa aku ada main dengan cowok di kampung atau berhubungan dengan mantan pacar ku. Dia menuduhku melalui telepon dari whatsapp.

Hanya, air mata yang menemaniku. Bukan karena sedih, tapi merasa lega lepas dari jeratan dia. Walau hatiku masih was-was.

"....aku takkan mengakhirinya! Dia yang mulai, dialah yang mengakhiri ! Tapi, aku gak mau alasannya aku yang disalahkan. Karena dia, aku kehilangan diriku yang dulu"

Selang waktu berlalu, tak ada kabar lagi darinya. Aku ingat hari itu. Pada hari Sabtu, 29 April 2023 kita resmi putus.

Ya, aku memang sudah pulang kampung waktu itu. Karena tempat kerja ku sudah bangkrut, sebagian dari kami dipulangkan. Namun, kalau diriku memang sudah niat untuk pulang kampung. Rindu yang menggebu tuk bertemu Mama. Mungkin, kalau bukan mengingat kasih sayang Mama, aku tidak mengenal diri ku sendiri. Mama pernah berpesan padaku lewat via telepon dari aplikasi whatsapp...

" ...iya benar nak! Kamu sama dia jangan terlalu berharap! Takutnya nanti kamu yang sakit!..."

Perkataan itu masih terngiang sampai sekarang. Bagaimana kalau Mama tahu aku sudah hancur? Aku gak mau mama sedih karena ini. Aku terpaksa menyembunyikan ini semua dari Mama. Walau begitu, aku gak bisa memendam rasa ini sendiri. Hingga akhirnya, aku bercerita dengan Sahabat ku, Nur Melati. Hanya dia yang mengerti aku.

"Ya Allah, apakah Engkau mau menerima ku yang kotor dan hina ini?"

Dari sinilah aku bisa menyembunyikan duka di dalam tawa ku, untuk bisa menghadapi cobaan selain dari mantan kekasih ku itu.

".... Aku ingin menutup hati sampai ada yang mau benar - benar serius untuk menjadi pendampingku untuk selamanya. Sudahlah, yang terpenting sekarang adalah Mama"

Akankah aku menemukan orang yang benar tulus mencintai ku dengan apa adanya? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

************************************

Tinggalkan vote dan komentar kalian untuk mendukung kisah dari Ayla ini! Terima kasih😊

LIS AylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang