Lanjutan part sebelumnya.
Warning 1000 word+***
Setelah malam yang panjang di ruangan si bos, pagi harinya saat Asahi membuka pintu ruangan itu dan sedikit menggeleng kepala karena ulah atasannya itu. Bagaimana tidak? Ruangan berserakan, baju terlepas dimana-mana dan dua rekan kerjanya tidur sembari berpelukan dengan keadaan telanjang bulat. Apa Asahi tak pusing melihat nya?
Asahi mau tak mau membangunkan atasannya yang tertidur di sofa itu dan membersihkan meja dan kursi yang berantakan. Ya untung saja untuk kali ini atasannya tak membantah suruhannya.
"Woi bangun, hari ini meeting sama client Singapore" ucap Asahi dengan menepuk pelan pipi atasannya. Asahi tak memiliki rasa takut kepada atasannya, toh Haruto lebih muda dari dirinya.
"Ck gue lagi mimpi nikah sama Jeongwoo, bisa-bisanya lo ganggu gue" Haruto membuka matanya dan mengeluarkan penisnya dari lubang Jeongwoo perlahan membuat Jeongwoo sedikit mengerang.
"Ssshuutt tidur aja ya" Asahi menggeleng lagi melihat Haruto bersikap manis hanya saat Jeongwoo tertidur pulas. Bahkan Haruto tak segan untuk mencium kening Jeongwoo, Asahi tak tau sudah sejauh ini Haruto mendekati bawahan nya.
***
Selesai meeting, tiba-tiba ponsel Haruto berbunyi menandakan ada yang menelfon nya.
"Halo, kenapa Jeongwoo?"
"Haru.. kemana? Aku ditinggal? Aku laper.." suara manis itu membuat Haruto mengembangkan senyumannya. Suara Jeongwoo yang manja membuat mood nya naik.
"Tunggu ya, saya sebentar lagi ke ruangan. Kita makan di luar" Setelah mendapatkan jawaban dari Jeongwoo, Haruto mematikan ponselnya dan berjalan ke ruangannya.
Saat akan masuk ke ruangannya, Haruto menoleh kebelakang karena ada seseorang yang memanggil nya. Orang itu menarik tangan Haruto ke arah balkon lantai dua.
"Ah pak haru.. kenapa buru-buru banget ke ruangannya? Sini deh, saya mau ajak pak haru minum kopi bareng di balkon.."
"Cherry, saya buru-buru. Ada berkas penting yang harus saya selesaikan"
"Eh? Ada berkas penting apa...
...main sama Jeongwoo si jalang punya bapak yang baru?"
Cherry berbisik tepat di sebelah telinga Haruto dengan senyum miring. Entah kenapa Haruto tak suka jika wanita di depannya menyebut Jeongwoo dengan sebutan itu.
"Cherry, untuk saat ini saya tidak bisa diganggu. Permisi".
Haruto meninggalkan wanita dengan pakaian ketat itu di balkon sendiri, berjalan ke arah ruangannya untuk mengajak Jeongwoo makan siang.
"Jeongwoo?"
Kepala Jeongwoo muncul di pintu kamar mandi yang ada di ruang kerja Haruto dan menampilkan senyumnya yang manis, membuat Haruto ikut tersenyum dan menghampiri si manis.
"Hehe maaf Haru, aku pakai kamar mandi nya tanpa izin.." ucap si manis saat sudah berada di pelukan yang lebih tua.
"It's okay. Semua yang saya punya sekarang juga milikmu, sayang" Jeongwoo terdiam sesaat mendengar ucapan Haruto. Apa maksudnya?
"Maksudnya??"
"Hm? Lupakan saja. Pakailah benda apapun yang kamu mau di ruangan saya. Saya hanya memperbolehkan kamu yang menyentuhnya" jawabnya diakhiri kecupan singkat pada kening si manis.