Happy Reading!!
________________
Untukmu, selamat melalang buana. Terimakasih atas rasa penasaranmu yang membuat hatiku sempat berbunga-bunga dikala itu.
-Hey Girl [What are you waiting for?]
Indahnya langit biru dihari sabtu, tepat sekali. Kebetulan Garendra, mengajak pacarnya yang bernama Violet Natala Revanka bertemu di halte perempatan.Bagi orang-orang mungkin Halte bus hanya tempat penantian datangnya bus untuk mereka naikki. Tapi tidak dengan dua insan ini, tempat ini yakni tempat mereka mengikat jari kelingking untuk saling mencintai selamanya.
Ya, tempat dimana Garen mengucapkan. "Aku sayang kamu, jadi pacar aku ya Tala?" Ucapnya satu tahun yang lalu, tepat nya 12 Maret.
Lalu saat itu juga Violet, atau yang biasa dipanggil Garen dengan nama Tala itu mengangguk. "Tapi janji untuk selalu cinta dan sayang aku ya?" Katanya, lalu mereka menautkan jari kelingking sambil tertawa ria.
Suasananya sama seperti hari ini, hari cerah, dan langit biru, gumpalan awan menghiasi langit, angin sepoi-sepoi.
Mungkin Jakarta sudah sangat merestui mereka, jadi diberinya hari yang cerah serta jalanan yang tak macet dan berdebu
"Tala! Aku disini!" Ucap Garen sambil melambaikan tangan pada gadis disebrang sana yang sedang menengok kanan kiri untuk menyebrang.
Lalu suara sepatu Violet sudah terdengar lebih kencang ditelinga Garen, ini waktunya pernyataan pahit dimulai.
"Tala, aku mau ngomong, tapi jangan nangis dan jangan sedih ya?" Ucapnya sambil menggenggam kedua tangan Violet.
"Apa? Kamu selingkuh ya? Jujur aja, aku gak marah."
"Nggak, La. Aku...mau kita putus."
Mendengar kata itu, serta merta hati Violet mendung seketika. Ia menunduk.
"Garen kalo mau bercanda gausah berlebihan ya, aku marah." Ucap gadis itu, ia melepas tautan tangan nya dengan Garen.
"Aku serius, aku sudah hilang rasa sama kamu, La. Tolong jangan paksa soal rasa, aku gak cinta lagi." Bukannya mereda, gadis didepannya justru menghentakkan kedua kakinya, matanya mulai berair.
"Tapi aku gimana? Percuma satu tahun lalu kita berdua janji buat saling cinta selamanya, apa yang kurang dari aku ren? Aku bisa ubah diri aku, untuk kamu." Ucap gadis itu. Kakinya gemetar.
Karena tahu gadisnya itu sedang tidak baik-baik saja, tangan Garen beralih kearah dua bahu Violet dan mengusapnya perlahan.
"Maafin aku ya, kamu gak ada kurangnya. Hati aku yang kurang bersyukur." Ucap Garen lalu memeluk singkat gadis didepannya ini.
"Gak mungkin. Alasan kamu udah gak cinta aku apa? Pasti ada alasan."
"Gak tau, La. Mungkin dulu aku cuma penasaran sama kamu."
"Terus gimana? Aku masih cinta kamu, Ren." Isak Violet.
"Lama-kelamaan rasa itu akan memudar, La. Aku masih bisa jadi temen kamu kok, aku tetap ada dibumi yang sama. Ayo putus, La."
Ia terdiam sejenak, sekilas ia teringat kata-kata Almarhum Ayahnya "Hubungan tidak bisa dipaksa, biarin ibu kamu pergi. Mungkin bahagianya bukan kita, atau mungkin tuhan ingin kita lebih bahagia dan belajar banyak setelah ibu pergi." Katanya.
"Yaudah, kita putus ren." Ucap Violet sambil menunduk dalam, bahunya bergetar hebat.
Sadar bahwa Violet tengah menangis, Garen sedikit menunduk untuk menyetarakan tingginya dengan Violet dan menyingkap helaian rambut yang menutupi wajah manis gadis itu.
Ia menangkup tubuh gadis itu dipeluknya, diusapnya kepala gadis itu biar tenang.
"Sudah ya nangisnya, jangan terlalu dirasa. Jangan berlarut-larut, aku sayang kamu Tala." Ujarnya.
"...Hanya untuk hari ini." Lanjut Garendra.
Setelah pelukan itu dilepas, Garen mengusap air mata yang mengganggu wajah Violet.
"Besok kamu akan tau semuanya, Tala. Aku minta maaf ya? Tunggu surat aku, La." Ujar Garen, lalu tak lama setelahnya ia melangkah mundur dan melambaikan tangannya pada Violet sambil tersenyum seolah tak terjadi apa-apa.
***
Setelah putus dari Garendra, Violet memutuskan untuk tidak pulang kerumah terlebih dahulu. Ia masih ingin menghabiskan waktu diluar, bila dirumah ia pasti ditanya kenapa oleh keluarganya sebab mata sembap dan wajah yang kusut.
Ia masih berdiam diri di Cafe favoritnya dan Garen. Sepulang sekolah, Garen pasti mengajaknya kesini, entah mengerjakan tugas, bercerita, kadang malah hanya makan dan minum disana.
Cafe itu sederhana, sedikit bernuansa kayu. Kacanya memantul jelas ke luar Cafe yang menampakkan pemandangan Pantai diluar sana.
Sambil mendengar lagu-lagu taylor swift dari earphone serta menghirup Caramell Machiato. Menu yang tak pernah ia tinggalkan ketika berkunjung disini.
Matanya tak hanya memandang air laut, tapi juga memandangi ayah dan putrinya yang tengah menerbangkan layangan disana.
Tubuhnya ada di cafe, Matanya mengarah kearah ayah dan putrinya dipantai sana, pikirannya tentang surat apa yang akan Garen beri, lalu hatinya masih ada pada Garen.
Sakit sekali saat tau Garen hanya mencintainya atas rasa penasaran. Kiranya hubungan ini akan bertahan lama, ternyata satu tahun saja sudah berakhir.
Andai saja ayahnya masih ada, ia tak akan mengemis kasih dari lelaki lain. Andai ibunya tak pergi untuk laki-laki lain, pasti dirinya akan lembut seperti ibunya.
Dulu, setelah dua tahun ditinggal ibunya. Ia melihat ayahnya menikah dengan perempuan lain yang mempunyai anak perempuan jarak tiga bulan lebih muda darinya.
Setelah 2 tahun menikah dengan ibu sambunya ini, ayahnya pergi meninggalkannya, untuk selama-lamanya. Lalu selang 3 tahun, laki-laki kaya melamar ibu sambungnya.
Dan Violet hidup bersama ayah ibu sambungnya.
Punya ayah sambung seperti ayah Violet yang sekarang ini begitu susah, selalu dibandingkan, dan yang dihargai hanya Kayara adiknya. Jika masih ingin tinggal dirumah itu, Violet harus tau diri, tau malu.
Untungnya ia masih punya ibu sambung seperti Naira yang cukup memperhatikannya.
Misinya untuk mencari ibunya yang sebenarnya masih belum terselesaikan. Entah kemana ibu kandungnya menghilang, dimanapun itu, Violet akan tetap mencari dan mencari.
To Be Continued
............
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Girl! What are you waiting for?
Teen FictionBanyak yang bilang, "Jangan pernah melibatkan orang baru ketika hati masih berada pada orang lama." Tetapi berbeda dengan tokoh istimewa ini, dia berhasil masuk kedalam hati yang masih ada orang lama didalamnya. Membuat bimbang seseorang yang hatin...