00. Prologue》

26.8K 2.5K 950
                                    

FROM ;
NOVEL LAUT PASANG, 1994.

Padahal rasanya baru kemarin aku menghabiskan waktu, duduk bersama anak-anakku di teras rumah sambil menyanyikan beberapa lagu sebagai obat untuk luka di hati kita masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Padahal rasanya baru kemarin aku menghabiskan waktu, duduk bersama anak-anakku di teras rumah sambil menyanyikan beberapa lagu sebagai obat untuk luka di hati kita masing-masing. Yang sudah bisa ku pastikan bahwa luka yang ada di hati mereka adalah aku penyebabnya.

Alunan gitar yang sesekali ku mainkan, menjadi caraku untuk menebus semua kesalahanku selama ini, yang ternyata sama sekali tidak ada hasilnya.

Ku kira semua akan baik-baik saja. Ku kira aku hanya tinggal menikmati masa tua bersama anak-anakku. Semua kenangan pahit di tahun-tahun sebelumnya sudah ku buang jauh-jauh.

Tapi ternyata Tuhan tetap menghukumku. Dan aku harus menelan itu semua meski rasanya aku hampir kehabisan napas karena tidak mempunyai jeda untuk sekadar bernapas dan meminta maaf.

Aku kehilangan semuanya hanya dalam beberapa detik saja.

Penyesalan kembali datang, menghantui setiap hembusan napas dan langkahku. Aku hampir kehilangan arah jika saja Tuhan mengambil semuanya dan hanya menyisakan ku seorang diri. Kalau sampai itu benar-benar terjadi, aku lebih baik ikut mati dari pada harus menanggung sakit yang sampai kapanpun tidak akan pernah sanggup ku lewati.

Malam itu, ku amparkan sajadah satu persatu untuk anakku di ruang tamu. Dan pertama kalinya setelah sekian lama, aku kembali memimpin salat. Menjadi imam untuk ketujuh anakku dalam keadaan hati yang tidak mampu dijelaskan dengan kata-kata.

Tak lama setelah itu, ku anggap Tuhan telah menghapus semua dosa-dosaku dengan cara mengambil kembali putra ku pada pelukan-Nya.

Ombak besar yang naik ke daratan malam itu menjadikan ku manusia paling menyedihkan karena hanya mampu melihat anak-anaknya tergulung air tanpa bisa melakukan apa-apa.

Aku ikhlas. Aku ikhlas menerima semuanya meski harus terseok-seok.

Ini dosa ku. Dan aku pantas mendapatkan ini semua.

Izinkan Bapak menebus semua kesalahan Bapak dengan cara ini ya, Nak? Bapak janji akan berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Bapak minta maaf.

Bapak minta maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TOKOH-TOKOH DALAM CERITA :

BAPAK
Purnomo

KHALID MAHAVIR Mas Khalid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KHALID MAHAVIR
Mas Khalid

KHALID MAHAVIR Mas Khalid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BATARA DEWANGGA
Mas Dewa

BATARA DEWANGGAMas Dewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai haiii!Gimana prolognya? Semoga suka, ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai haiii!
Gimana prolognya? Semoga suka, ya!

Komen "next" sebanyak-banyaknya di sini, yuk!
Untuk update chapter selanjutnya♡

Terima kasih.

See u di chapter selanjutnya♡

See u di chapter selanjutnya♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MERAYAKAN KESEDIHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang