7

219 9 0
                                    

Setelah ia membuka seluruh pakaiannya, ia menundukkan wajahnya agar sejajar dengan wajah Wheein. Ia mengusap pipi Wheein dengan lembut, menyingkirkan rambut yang menempel dan menghalangi wajah cantiknya. Wheein yang merasa disentuh, membuka mata. Ia menemukan Seungcheol yang kini menatapnya dan tersenyum lembut. Seungcheol mengecup bibirnya singkat dan memundurkan tubuhnya.

"Kau siap honey?, malam yang panas baru saja akan dimulai" ia melebarkan kaki Wheein, lalu mengangkat kaki kanan Wheein dan mengecupnya. Seluruh adegan itu tertangkap oleh netra milik Wheein, membuat pikirannya tidak bisa berpikir jernih. Hatinya meronta bahwa jika dia tidak pergi sekarang maka ia akan menyesalinya. Tapi tubuhnya tidak bisa bergerak sesuai keinginannya.

Wheein hanya bisa lamat-lamat  memperhatikan apa yang akan dilakukan leader seventeen ini selanjutnya. Sesungguhnya ia tahu tentu saja, apalagi melihat senjata pria itu sudah tegak siap bertempur. Jantungnya berdebar tak karuan.

"Suka apa yang kau lihat, babe?" Seungcheol menurunkan badan memposisikan alat kelaminnya di depan lubang bunga milik Wheein yang sudah basah. Ia mengusap pipi Wheein dan mengarahkan wajahnya agar menatap matanya. Wheein sejujurnya takut, ia sudah lama tidak making love dan melihat alat kelamin pria yang menurutnya besar sekali membuat ketakutan merayapi batinnya. Jadi, takut-takut ia balik menatap mata hitamnya lekat dan berkata pelan.

"Please be gentle" Wheein berkata sangat pelan, bahkan hampir berbisik. Seungcheol tertegun lalu tersenyum lebar. Hasratnya sekali lagi naik, ia langsung menyambar bibir Wheein penuh semangat, seolah diberi izin ia melesakkan alat kelaminnya ke lubang kewanitaan Wheein. Tangannya pun tidak tinggal diam ia membelai pinggang hingga berakhir bermain dengan payudaranya.

"Oh it's so hot inside, babe. Tapi Kenapa sempit sekali" Seungcheol kesusahan saat penisnya akan masuk lebih dalam. Wheein tidak bisa menjawab, konsentrasi nya diambil oleh gerakan maju mundur yang membuat vaginanya sesak. Seungcheol sangat berkonsentrasi hingga mengeluarkan keringat yang menetes ke tubuh Wheein. Wheein pun tidak jauh berbeda rambutnya tersebar acak-acakan dan bercak merah menghiasi dada dan payudaranya.

Bayangan remang-remang di dinding menjadi saksi betapa panas dan menggairahkannya kedua insan itu diatas ranjang. Wheein pun yang awalnya menahan untuk mengeluarkan desahan yang menurutnya memalukan kini mulai berteriak seiring tempo dan pukulan yang diberikan oleh Seungcheol.

***
Di Club, member Seventeen yang tersisa menikmati jamuan dari hasil memeras dompet leader mereka.

"Menurut kalian, sampai kapan mereka melakukannya" Hoshi membuka pembicaraan dengan topik orang yang membelikan mereka jamuan malam ini.

"Tergantung Wheein Noona, seberapa sanggup ia menahan gempuran Seungcheol hyung." Dk menimpali.

"Mungkin sampai pagi" Mingyu menjawab enteng.

"Ditambah Seungcheol hyung yang emosinya sedang meletup-letup, aku tidak tahu seberapa brutal seungcheol sekarang" Seungkwan ikut menjawab sambil memakan kentang goreng.

"Majja, hari-hari biasa saja dia sudah jadi yang terkuat diantara kita, apalagi sekarang dia yang diliputi oleh amarah." Dino menepuk tangannya menandakan dia setuju dengan pernyataan Seungkwan.

"Dan nafsu" Wonwoo menambahi perkataan Dino.

"Emang kalian yakin mereka akan melakukannya?" Woozi kini angkat bicara. Ia juga penasaran dengan apa yang kini dilakukan leader mereka.

"Eeeei, tentu saja mereka melakukannya. Kalian tidak lihat, sejak Seungcheol hyung menyadari kehadiran Wheein Noona ia hanya memfokuskan pandangan pada Wheein Noona saja. Bahkan ia terlihat gusar dan menelan ludah setiap kali melirik nya." Mingyu menceritakan apa yang dilihatnya ditambahi dengan bumbu penyedap.

ReddTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang