SOM 9

95 4 0
                                    

"Huffft" Ia merebahkan Seungcheol di sofa. Jarak antara sofa dan depan pintu tidak begitu jauh tapi tubuhnya sudah terasa lelah. Harusnya tadi dia meminta Pak satpam membantunya untuk membawa Seungcheol ke dalam.

Baru saja selangkah untuk meninggalkan unit apartement itu, terdengar Seungcheol mual-mual yang mengurungkan niatnya untuk pergi dan berbalik mengecek keadaan pria itu.

Ia berlari mencari dapur dan menemukan kantung plastik di meja bar lalu bergegas kembali ke arah Seungcheol yang mulai muntah-muntah. Ia sedikit terlambat karena muntahan Seungcheol sudah mengenai pakaian dan celana pria itu.

Sambil menepuk punggung dan memijat tengkuknya, Wheein bergumam, "seberapa banyak kau minum?"

Melihat Seungcheol sudah berhenti muntah, ia segera memberikan teh hangat yang ia seduh dengan lancang di dapur milik dorm Seventeen, yang entah milik siapa juga teh itu.

"Minumlah dulu" Seungcheol menurut dengan setengah sadar. Setelah menghabiskan setengah gelas, Seungcheol kembali tidur.

"Yak, jangan tidur dulu!" serunya pelan tapi Seungcheol tidak menghiraukan karena kepala nya terasa berat.

Wheein bingung perlukah ia melepas pakaian Seungcheol atau tidak, jika di lepas akan ia ganti pakai apa. Kemudian dia melihat hoodie besar yang dikenakannya, ia ragu-ragu, haruskah dia memberikan hoodienya, tapi ia hanya mengenakan blouse transparan. Setelah berpikir sedikit, Wheein memutuskan untuk memberikan saja hoodie nya, ia bisa pulang dengan merepotkan manajernya atau Hye Jin.

Wheein takut jika Seungcheol masuk angin dengan kondisi yang seperti ini, bisa-bisa ia disalahkan. Dia melepas kaus basah Seungcheol dengan hati-hati dan mengelap sisa muntahan di tubuh kekar pria itu dan celananya membuat Wheein bolak-balik wastafel dapur dan sofa.

Lalu ia melepaskan hoodie nya dan memasang kan hoodie nya ke tubuh pria itu, bahkan dengan banyaknya gerakan yang mengenai tubuhnya Seungcheol tetap tidak terbangun.

"Untungnya cukup" Wheein lalu memperhatikan wajah terpejam pria yang sedang berbaring itu, matanya tertutup membuat bulu matanya terlihat lebih lentik.

"Oh ada luka" Wheein teringat bahwa security tadi bilang bahwa Seungcheol jatuh tersungkur. Wheein membuka tas serba adanya tapi tidak menemukan kotak obat darurat nya, hanya ada beberapa plaster luka yang tercecer di dasar tasnya.

"Aish, dimana kotak obatku" tak kunjung menemukan yang dimaksud, ia memutuskan menutupi luka nya hanya dengan plaster saja dulu. Wheein mengambil air hangat dan mulai membersihkan luka nya dengan pelan-pelan lalu membalutnya dengan plester yang ada.

"Sayang sekali, kau tetap tampan walau terluka" memperhatikan wajah tampan dengan luka yang telah dibalut di dahi dan tulang pipinya dengan cermat. Dia mendesah pelan.

Saat menyingkirkan rambut di dahinya yang mulai panjang sejak terakhir kali Wheein melihatnya bahkan sudah berganti warna, dia menyadari suhu tubuh pria itu lebih hangat dari miliknya.

Karena Wheein tidak memiliki termometer, ia menggunakan telapak tangannya untuk membandingkan suhu tubuhnya dan suhu tubuh Seungcheol yang menghangat.

'Apakah dia demam?'

Dia tidak tahu dimana letak obatnya, dan sungkan menggeledah lebih jauh apartement yang bukan miliknya. Ia memilih pertolongan pertama yaitu mengkompresnya dengan air hangat dan mengirim pesan pada Vernon tentang kondisi leadernya.

Tanpa ia sadari, ada dua orang lain di tengah temaramnya lampu yang memperhatikan gerak-geriknya.

"Hyung apakah kita akan menyapanya? atau tetap diam?"

"Tunggu sebentar lagi"

Mereka berdua memperhatikan dua sejoli dari sudut koridor yang gelap.

***
Sejak tahun lalu member Seventeen tinggal secara terpisah, menyisakan Jun, Minghao dan Vernon yang tidak ingin melepas dorm mereka dan menguasai dorm tersebut. Sehingga dorm tersebut selain menjadi tempat tinggal ketiga member tersebut, juga menjadi tempat berkumpul atau menginap member lainnya.

Malam minggu yang langka, karena weekend besok mereka tidak memiliki jadwal grup hanya beberapa jadwal individu. Malam itu Jeonghan datang untuk menginap dan tidur bersama Minghao sebagai dua orang yang menyukai ketenangan saat tidur.

Namun, di tengah malam beberapa suara ribut-ribut datang dari luar kamar mereka yang membangunkan keduanya. Dan awalnya berniat mengeceknya, takut jika ternyata ada Sasaeng atau pencuri yang menerobos ke dalam apartemen.

Berdiri di ujung koridor, di bawah suasana temaram malam hari, mereka melihat wanita dan pria di sofa.

"Siapa itu?" tanya Minghao. Saat melihat sang wanita melepas pakaiannya, Pikirannya mulai mengabsen member dengan perilaku tidak biasa yang membawa wanita ke dorm disaat mereka sudah memiliki tempat tinggal sendiri-sendiri.

Saat si wanita berbalik dan mengenakan pakaiannya pada pria itu, baik Minghao dan Jeonghan terkejut mengetahui identitasnya.

"Kenapa Seungcheol bisa bersama dengan Wheein Sunbae?" ucap Jeonghan. Karena jarak mereka yang tak begitu jauh, mereka dapat melihat tato belakang milik Scoups dan wajah Wheein.

"Tidak tahu" Jawab Minghao.

Mereka mulai memperhatikan gerak-gerik Wheein yang bolak-balik ke dapur dan berakhir membawa semangkuk air dan lap tangan dapur. Lalu memeras lap itu dan meletakkannya di dahi leader mereka.

"Apakah Seungcheol hyung demam?"

Jeonghan hanya mengendikkan bahu tak tahu.

"Hyung apakah kita akan menyapanya? Atau tetap diam?"

"Tunggu sebentar lagi!"

Mereka melihat gerak-gerik Wheein yang mengkompres dengan cermat dalam diam.

"Mihee" ucapan yang terlintas dari mulut Seungcheol mengejutkan semuanya terutama Jeonghan dan Minghao.

"Apakah kau begini karena putus cinta?... Tsk, semoga cepat sembuh... Untung besok aku libur..." monolog pelan Wheein terdengar patah-patah oleh mereka.

"Ayo mendekat" ujar Jeonghan yang diikuti anggukan Minghao. Jeonghan menyalakan lampu yang membuat Wheein terkejut setengah mati. Melihat Jeonghan dan Minghao mendekat, ia baru menghela nafas lega.

Wheein buru-buru berdiri dan membungkuk.
"Anyeong" sapa nya.

Tentu saja dijawab hal yang sama oleh keduanya.

"Maafkan aku, menerobos masuk tanpa izin bahkan mungkin sedikit mengacak-acak dapur kalian" Wheein terkejut juga lega disaat yang bersamaan karena unit yang ia masuki benar dorm Seventeen.

"Bagaimana Wheein Sunbae bisa bertemu seungcheol hyung?" tanya refleks Minghao.

"Ah, aku dihubungi oleh penjaga keamanan di bar" Wheein menjelaskan secara singkat bagaimana ia bisa bertemu dengan Seungcheol dan masuk ke dorm mereka.

"Sekali lagi maafkan aku, Oh iya, sepertinya leader kalian demam dan ada sedikit luka di wajahnya" ucapnya. Jeonghan mengamati ada kaus yang ia kenal milik Seungcheol, kantung plastik yang sepertinya berisi muntahan, semangkuk air hangat, dan beberapa Bungkus plester dan beberapa helai tisu. Dapat ia ketahui sekilas bahwa wanita yang merupakan senior mereka telah berjasa pada leader mereka. Itu juga yang ditangkap oleh Minghao, seterkenal apapun seseorang jika melakukan hal yang menjijikan pasti ada yang tidak tahan. Namun, Wheein yang notabene nya bukan siapa-siapa Seungcheol bahkan rela merawatnya.

"Dan ini ponsel miliknya, aku tidak tahu bagaimana security tadi bisa menghubungi ku alih-alih yang Scoups-ssi kenal. Aku tidak menemukan dompetnya mungkin jatuh, atau hilang aku tidak tahu." Minghao menerima ponsel Scoups dari uluran Wheein.

"Terimakasih Wheein-ssi" Ucap Jeonghan dan Minghao.

"Aku tidak tahu dimana letak kotak obatnya, jadi aku mengkompres nya untuk sementara. Aku melihat lap tangan bersih di laci dapur jadi aku gunakan, maaf. Kalian bisa menghubungi dokter jika demamnya bertambah, dan tadi celananya sedikit terkena muntahan mungkin bisa diganti sekalian." Jelas Wheein. Melihat mereka mengerti, Wheein hendak membereskan kekacauan tapi di dahului oleh Minghao.

"Biarkan aku saja Sunbae"

"Ah, oh baiklah" ujar Wheein, melihat Minghao mengambil alih.

"Kalau begitu, aku pamit pulang dulu." Wheein mengambil tas dan handphone nya.

"Mm Wheein-ssi, tidakkah kau lebih baik menginap disini. Ini sudah terlalu larut." saran Jeonghan. Karena jam sudah menunjukan jam 3 dini hari dan pakaian wanita itu, membuatnya salah jika membiarkan wanita itu pulang sendiri.

ReddTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang