002: Nona Kaleng Rombeng

12 8 4
                                    

Apa kabar kalian?
Semoga sehat selalu ya.

Jangan lupa tersenyum😊

Happy Reading🧡🌼







_____________

"Lun, kenapa sih muka lo ditekuk gitu?" tanya Difna.

Difna Dafisya, nama lengkapnya. Teman sebangku Aluna serta sahabat yang senantiasa menemaninya setahun lebih dimasa SMA ini.

"Aluna belum berak pagi-pagi kali, atau mungkin dia abis ketemu fansnya Spongebob. Mukanya kusut banget kayak kolornya pak Jusup," celetuk seorang gadis yang berada di bangku belakang Aluna dan Difna.

Difna mendengus kesal. "Kanara yang cantik banget gak pakek koma, jangan buat saya darah tinggi pagi-pagi ya."

"Siap Difna yang jelek juga bodoh!" sahut Nara, membuat Difna semakin kesal.

Difna melotot kesal mendengarnya. "Heh anak itik, bisa diem gak!"

"Difna kenapa sih? Lagi pms ya, makanya marah-marah terus. Kata mama gak boleh marah-marah nanti kerutannya nambah," sahut Nara, dengan wajah polosnya.

"Gue butuh lowongan kerja, dari minggu lalu nyari ke sana kesini gak dapet-dapet," keluh Aluna, lalu menghembuskan nafas panjang.

Aluna mendongakkan kepalanya, menerawang jauh kehidupan dirinya ke depan. "Gue gak bisa kalau cuma ngandelin Ibu Alya, kebutuhan gue banyak banget masak iya selalu minta sama Bu Alya."

"Gini banget nasib gue," sambung Aluna.

Difna mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja, membuat fokus Aluna teralihkan. "Gimana kalau pulang sekolah nanti gue temenin lo nyari kerja?"

Senyum Aluna mengembang mendengar saran dari sahabatnya. "Beneran Dif, lo mau nemenin gue nyari kerja?"

"Otak busuk itu Lun, jangan percaya sama si setan satu ini! Paling-paling nanti lo di ajak ngafe dulu, baru ditemenin nyari kerja," ucap Nara, membuat Difna berdiri dari duduknya.

"Heh syaiton! Bisa gak jangan jadi provokator. Gue bunuh juga lo lama-lama, gedek banget gua!" ucap Difna, sambil menatap tajam wajah polos Nara.

"Difna Dafisya dan Kanara siswa kelas 11 IPA 2, harap menuju ruang BK sekarang juga."

Difna mendengus mendengar itu "Nah loh mampus, si Ajinomoto ngamuk noh!"

Berbeda dengan Difna, Nara justru tersenyum senang mendengarnya. Tanpa aba-aba dia menarik pergelangan tangan Difna.

"Yok sayangku mari kita temui kekasih gelap kita," ujarnya, membuat Difna menatapnya penuh hujatan.

Setelah punggung Difna dan Nara tak terlihat lagi, Aluna memilih beranjak dari tempat duduknya menuju bangku paling depan.

Dimana seorang laki-laki bertubuh tegap tengah sibuk membongkar mainan robotnya.

"Dan, kafe tempat lo kerja butuh fakir miskin buat ditampung gak?"

Aluna menyenderkan kepalanya pada kursi, lalu menatap wajah teduh laki-laki yang sedang sibuk dengan robot kesayangannya.

Laki-laki itu menoleh "Emang kenapa Lun?"

Zidan namanya, sahabat Aluna sejak kecil. Laki-laki berwajah teduh, dengan segala keromantisannya kepada Aluna.

Zidan mengacak pelan rambu Aluna. "Nanti ya, gue coba tanya-tanya dulu sama atasan. Siapa tau ada lowongan kerjanya."

"Dan, lo gak ada niatan nyari pacar atau gebetan gitu? Males gue tiap hari dilabrak kakel gara-gara deket sama lo!" lirih Aluna.

Zidan terkekeh. "Tar kalo gue punya pacar kasian lo gak ada yang nemenin ngejomblo."

ALCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang