"Siap?"
Semua mengangguk mantap menatapnya, "Siap!" jawab Sunwoo antusias.
Perlahan mereka keluar diawali dengan Junkyu, Jihoon dan Haechan, di ikuti Jungmo, Hyunjin, Sunwoo dan terakhir Guanlin.
"Ini masih pagi, pasti mudah bukan menemu 'kan Soobin?" celetuk Jihoon setelah berjalan dengan keheningan.
"Semoga saja, hutan ini sangat luas jika kau tahu." kini Guanlin menjawab, di angguki oleh mereka yang mendengarnya.
Setelah beberapa lama berjalan menyusuri hutan yang seperti tidak ada ujungnya kini mereka mulai merasa lelah, berjalan tak tentu arah.
"Istirahat dulu saja," Junkyu berucap sambil mendudukan dirinya pada pohon yang tergeletak ambruk itu.
"Haus," Hyunjin lantas mengadu pada Jungmo di sebelahnya, sedangkan Jungmo hanya diam menetralkan diri dari jantungnya yang tiba-tiba berdetak kencang.
Jihoon lantas melempar sebotol air minum pada Hyunjin, untungnya dia punya refleks yang bagus jadi mendarat dengan aman.
Saat Sunwoo sedang melihat sekeliling, tak sengaja netra matanya menangkap sesosok yang berlari kearah mereka. Menyikul lengan Jihoon di sampingnya sambil menunjuk ke depan.
Jihoon yang terganggu lantas memperhatikan Sunwoo yang nampak panik, melihat kearah yang Sunwoo tunjuk dan terkejut bukan main.
Heii! Sejak kapan dunia fantasi itu nyata?!
"Junkyu!" Jihoon berseru membangun 'kan Junkyu yang sedikit tertidur itu.
Tersentak kala Guanlin menarik tangannya untuk segera bangkit, nyawanya masih belum terkumpul tahu!
Mereka panik bukan main saat melihat bahkan mendengar suara geraman dari dua sosok besar yang membawa sebatang pohon.
Mereka berlarian menjauhi dua sosok itu, Soobin yang membawa panah sebagai jaga-jaga kini terpakai untuk sosok menjijikan itu. Guanlin juga dengan lihai menembak sosok itu dengan bringas.
"I-itu apa?!" Haechan berseru bertanya dengan ketakutan yang melanda.
Guanlin yang mendengar pun menjawab, "cyclops."
"Ah .... Rasanya tubuhku pegal semua,"
"Tadi itu keren tapi menakutkan!" seru Junkyu memecahkan keheningan.
"Keren matamu! Hampir saja aku tertangkap oleh tangan besarnya kalau saja Jihoon tidak menarikku." kesalnya dengan tubuh masih bergetar, siapa yang tidak syok saat nyawa kita sendiri hampir saja di jemput oleh ajal?!
"T-terimakasih," kini tangannya menepuk pundak teman baru nya itu dengan senyum manis menghiasi.
"Tidak masalah." Jihoon balas menepuk pundak Hyunjin dan balas tersenyum dengan hangat.
"Yang tadi itu benar-benar cyclops? Mimpi apa aku semalam sampai begini," Sunwoo bersandar di pinggiran pohon, menetralkan jantungnya yang hampir copot.
Junkyu mengangguk, "Itu sebabnya aku, Soobin dan Guanlin tidak bisa kabur dari hutan sialan ini."
Kini mereka mengerti, selain ada orang gila yang di buang ke hutan ini, juga ada sosok mengerikan ikut menambah kesan horror bercampur thriller serta dunia fantasi.
"Selain cyclops, sebenarnya masih ada juga makhluk-makhluk aneh yang tinggal disini," Junkyu menambahkan supaya mulai saat ini sedikit berhati-hati dan tidak berbuat sesuka hati.
"Chimaera dan juga makhluk tak kasat mata, bahasa gaulnya mah jurig," timpal Guanlin.
"Jurig?"
"Itu loh, hantu."
Semua yang mendengar pun ber-oh ria tanda paham.
Setelah beberapa menit menetralkan napas dan jantung mereka, salah satu berceletuk dengan suara gemetar.
"Mau pulang ..." suaranya bergetar ketakutan. Semuanya menoleh bersamaan.
Haechan, yang sedari awal diam saja kini berkata demikian, terlihat sangat jelas bahwa dirinya ketakutan. Jihoon sangat menyadarinya, bergerak menghampiri dan merangkul bahu kecil itu.
"Aku pun sama. Tapi bayangkan, kamu sedang dalam posisi sendirian dan terluka sementara teman temanmu mengacuhkan. Bagaimana perasaanmu? Sedih juga marah. Bisa jadi Soobin pun seperti itu jika kita biarkan begitu saja." Jihoon berkata dengan pelan nan lembut, seperti seorang ayah yang sedang menasihati anaknya.
Jihoon menoleh ke arah Haechan dan menepuk–nepuk pundak pemuda itu dan tersenyum dengan khasnya. "Walaupun kita terlihat jelas sering berkelahi, tapi ada suatu momen dimana kita akur untuk bekerja sama dan saling menguatkan."
Sejenak, Haechan tenggelam dalam pikirannya. Semua orang yang mendengarnya pun mengangguk meyakinkan Haechan.
Ketakutan bisa muncul kapan saja dan tak kenal situasi. Saat seseorang sedang mengalami ketakutannya, hampirilah dan tenangkan. Maka setelahnya dia akan sedikit tenang dengan kehadiranmu.
Tak lama Jungmo berseru antusias memecahkan situasi.
"Yuk! Cari Soobin lagi, tapi hati-hati dan jangan berisik, ya!"Jihoon mengusak kepala Haechan dengan gemas, si empunya hanya mencibir.
"Thanks," ucapnya setelah Jihoon berhenti mengusak kepalanya dan membuat rambutnya berantakan.
"You're welcome."
"Hei, Cepatlah! Jangan drama." tegur Hyunjin dari depan, sudah pergi duluan dengan yang lain nya menyisakan Haechan dan Jihoon yang masih sempat-sempatnya santai.
"Iya-iya!" balas Jihoon berseru kemudian menyusul di ikuti Haechan di sampingnya.
Setelah berada di dekat Guanlin, mereka pun mulai berjalan kembali mencari Soobin. Di barisan depan sana, tepatnya pada Hyunjin dan Sunwoo yang suka bercanda gurai demi sedikit mengisi suasana nyaman dan hangat.
"Ada apa, Kyu?" tanya Guanlin heran saat Junkyu menghentikan langkahnya.
Tepat setelah Guanlin bertanya, suara di sebrang sana membuat atensi mereka tertuju.
"LARI! CEPATLAH!"
Mereka mematung. Disana, ada Soobin yang berlumuran darah dan luka di mana-mana. Di ikuti dua sosok besar. Yah ... Bertemu lagi dengan dua sosok mengerikan itu, siapa lagi kalau bukan cyclops?
Jihoon refleks menarik tangan Hyunjin yang entah sejak kapan ada di sebelahnya, menggenggam tangan nya erat seolah takut peristiwa tadi terulang. ciee uhuyy
"HEI KALIAN INGIN MATI? CEPAT MENJAUH!" Junkyu buyar dari lamunan nya dan segera menyuruh mereka menjauh, berlari kembali.
Junkyu dengan cepat memanah kembali cyclops di belakangnya yang dekat dengan Soobin, hendak mengambil tubuh mungil nya. Di bantu juga oleh Guanlin yang mulai menembaki dengan pistol kesayangan nya.
"Guanlin, kau sebelah kanan! Aku kiri!" seru Junkyu menjauh kearah kiri, sebaliknya dengan Guanlin.
Junkyu memanah cyclops itu dengan lihai, sesekali menghindar saat sosok itu ingin mengambilnya ataupun meninjaknya. Guanlin dengan senjata andalannya juga tidak kalah lihai dengan Junkyu, Guanlin menyadari jika cyclops itu ingin mengambil Soobin, Guanlin dengan cepat berlari ke arah Soobin dan membopongnya.
"Aku bantu." Guanlin datang pada Soobin sambil terus menembaki makhluk yang mengincar Soobin.
Soobin sedikit tersentak namun berusaha untuk berlari walaupun tubuhnya mempunyai luka dimana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run To Life || 00L Ft.Taehyun
Fantasía"Kita pergi bersama pulang juga bersama!"