Pada pagi harinya, Hyunjin terbangun dari tidurnya karena mendengar suara yang keras, seperti seseorang yang berkelahi. Dia berdiri dengan keadaan penampilan acak, menguap dan mengucek matanya. Dia berjalan pelan menuju sumber suara, menuntunnya untuk keluar. "em... what's wrong?"
"Ah, selamat pagi rambut panjang!"
"Hyunjin, Kyu."
Junkyu terkekeh mendengar teguran teman lamanya, Guanlin. "Kamu sebaiknya berada di dalam rumah." kali ini Junkyu menegur Hyunjin yang berada tak jauh di dekat mereka dengan masih mengucek matanya sambil menguap.
Hyunjin yang belum mengetahui situasi bertanya, "Memangnya ada ap-"
Suara tembakan panah membuat Hyunjin mematung dan matanya terbuka lebar, anak panah itu hampir mengenai kepalanya. Hyunjin menatap keduanya dan terbelalak melihat sosok di depannya yang menghadap dirinya, itu Chimaera, makhluk berkepala singa dengan tubuh kambing dan berekor naga.
"Fuck..." Hyunjin mengumpat sebelum berlari mundur masuk ke dalam rumah, dia membiarkan pintunya terbuka untuk melihat kembali.
"Makanya kalau abis bangun tidur jangan keluyuran, gini kan." Junkyu tertawa pelan, menurutnya kejadian tadi cukup lucu.
Hyunjin yang berada di depan rumah berdecak, "Mana aku tahu ada makhluk aneh disana?!"
Guanlin menggeleng lelah dengan Junkyu yang menjadi tidak serius, dia menembakkan kembali anak panah itu pada Chimaera di depannya. "Fokus." ucapannya terdengar tegas.
Junkyu kembali menghadap makhluk itu dan mendekat dengan cepat untuk mengayunkan pisau ke arah Chimaera. Pisau itu menyayat kaki depan makhluk itu, bagian ekornya yaitu naga mengibas dengan penuh kekuatan untuk melawan balik Junkyu namun berhasil dihindari. Mereka terus melayangkan serangan pada Chimaera itu berkali-kali sampai mereka terengah lengah.
"Jin, panggil Soobin!" seru Guanlin pada Hyunjin yang masih setia menonton pertarungan tanpa menyemangati atau meminta bantuan.
Hyunjin tersentak dan mengangguk, masuk lebih dalam ke dalam rumah dan mencari Soobin. Hyunjin menemukan Soobin masih tertidur di sofa usang itu, tanpa membangunkan nya Hyunjin menarik Soobin sampai berdiri. Soobin tersentak dan hampir terjatuh ke depan karena tarikan yang tiba tiba itu, belum sempat protes Hyunjin sudah menariknya berjalan.
"Ah! Ap-"
"Teman kamu, bahaya!" suaranya terdengar panik, netra matanya melihat kapak dan mengambilnya lalu di berikan kepada Soobin.
Soobin yang awalnya bingung menerima kapak itu dan tersentak saat nyawanya sudah terkumpul penuh, dia dengan cepat berlari ke luar. "Woah, cukup besar, ya." ujarnya setelah melihat wujud Chimaera.
Guanlin yang mendengarnya berdesis, "Cepat bantu."
Soobin menurut, dia dengan cepat mengambil posisi tempat yang pas untuk menyerang dengan bantuan Junkyu yang mencoba mengalihkan perhatian Chimaera, dia melayangkan pukulan dengan tenaga yang dia miliki walau belum terkumpul penuh akibat bangun tidur dengan paksa.
Soobin sendiri cukup kewalahan namun belum menyerah, dia kembali melayangkan pukulan diikuti Guanlin dan Junkyu. Soobin berhasil membuat ekornya terluka cukup parah yang membuat makhluk itu mengerang sakit dengan keras, Guanlin menaiki tubuh Chimaera dan terduduk diatas kepala singanya, anak panah miliknya dia angkat keatas dan menancapkan dengan kuat. Tubuh makhluk itu bergerak banyak yang membuat Guanlin hampir jatuh namun berhasil bertahan dengan memegang bulu singa itu erat erat.
"Soobin, sekarang!" Junkyu meneriaki Soobin agar menyerang bagian kepala Chimaera. Soobin mengangguk, dia berlari dan melompat, menancapkan kapak itu mengenai mata Chimaera. Dia menekannya dan mendorong kapak itu ke bawah untuk membuat pola membelah, usahanya membuahkan hasil dengan bagian kanan wajah singa itu terluka parah.
Junkyu juga ikut menyerang bagian badannya, caranya sama seperti Soobin yang mencoba membelah perut makhluk itu. Tak lama, makhluk itu perlahan tumbang ke tanah, Guanlin dengan cepat turun. Mereka terengah engah lelah namun cukup puas melihat chimaera itu tumbang.
"Bagus seperti biasanya." Junkyu terduduk dan menyandarkan tubuhnya pada pohon di belakangnya.
