"Kenapa kau sangat mencintainya? Bisakah kamu pergi darinya? Dia bukan milikmu!""Kau tidak akan mengerti bagaimana aku mencintai dirinya. Karna sampai kapanpun hanya aku yang mengetahui bagaimana aku bisa jatuh cinta kepadanya!"
.
.
.Malam semakin pekat, orang lalu lalang mulai merenggang. Gadis berusia 24 tahun itu tengah berlari ketakutan mencoba menghindari dan menjauh dari laki-laki yang terus mengejarnya. Semakin jauh ia berlari semakin hilang tenaganya. Pada akhirnya tangan laki-laki itu mendapatkanya mencengkram lengannya dengan kuat. Menariknya lalu mendorongnya hingga kepalanya membentur tembok dan berdarah.
"Ahhh!"
Gadis itu meringis kesakitan. Namun tidak ada kata ampun dari laki-laki di depannya yang kini tengah siap-siap melakukan hal paling keji yang sering dilakukan padanya dulu.
"Sekarang kamu rasakan apa yang aku rasakan setelah kita putus."
"Andai kamu tau selama 2 bulan itu aku menderita karenamu!"
"Apa kau gila!"teriak gadis itu dengan tatapan penuh kebencian.
Laki-laki itu kembali menarik lengan si gadis dan menyeretnya ke gang sempit yang sepi. Entah apa yang akan dilakukan laki-laki itu ketika tak ada satupun orang disekitar yang bisa menolong gadis itu.
"Lepaskan aku!"
"...."
"Aku mohon lepaskan aku!"
"...."
Laki-laki itu menampar pipi si gadis lalu mendorong tubuh gadis itu hingga punggungnya menyentuh tanah dengan keras, mengunci gadis itu dengan ciuman paksa lalu tangan kasarnya menelusuri tubuh gadis itu dan berhenti tepat di area itim dan menyentuhnya dengan paksa.
"APA YANG KAU LAKUKAN? SHIBAL!!"
Tiba-tiba seseorang datang lalu menarik baju pria itu dan mendorongnya ke belakang menjauh dari gadis malang itu.
"SHIBAL SAEKKIYA!"Tanganya dengan reflek meninju wajah laki-laki itu tanpa ampun.
"YA! Siapa kau jalang?!"
Namun kekuatannya tidak bisa dipungkiri ketika pukulan demi pukulan terus melayang kepada laki-laki itu yang kini sudah tersungkur di tanah dengan wajah babak belur.
Gadis malang itu menatap setiap pergerakan seseorang yang telah menyelematkannya. Dalam kegelapan ia terus memperhatikan siapa dia, wajahnya seperti apa namun akhirnya orang itu menghampirinya dengan perasaan khawatir.
"Yaampun dia benar-benar brengsek!"
Dia mengambil tubuh gadis itu dan sepenuhnya berada dipangkuannya. Dengan penerangan yang minim, hanya tembusan cahaya lampu jalanan yang redup yang menghiasi wajah itu yang kini tengah memanggil pihak polisi lewat ponselnya.
Setelah beberapa lama menunggu, gadis malang itu mulai hilang kesadaran akibat benturan tadi. Tubuhnya yang semakin lemah, air matanya mulai mengering hingga nafasnya yang mulai tak beraturan membuat orang yang menolongnya sangat ketakutan.
"Hei, bertahanlah. Mereka akan datang menjemput kita!"
Setelah mendengar itu, semua menjadi gelap dan sunyi. Gadis itu sudah tak sadarkan diri.
.
.
.
TBC