West Jayakarta, 16 July 2018.
[Welcome To Cipta Wiyata²]Setelah mengajak Budi tour yang memakan hampir 3 jam itu karena setiap perjalanan mereka lewati pasti di halang para cewek buat caper ke (M/N). Kan eman-eman kalau gak lihat (M/N) dari jarak dekat apalagi (M/N) itu si piling bidi sindiri.
Para cewek pada mikir, hanya seekor babi saja yang mengabaikan mutiara seperti (M/N). Gitulah isi pikiran mereka. Rada serem sih, juga sedari tadi Budi dan Boby udah jengah ngeliat (M/N) yang masih aja ngeladenin mereka. Kan panas ati adek:'(
(M/N) yang paham dengan gelagat mereka langsung saja mentraktir sebagai ucapan permintaan maaf karena tour mereka harus tersendat gara-gara dirinya.
Budi sih masih masang bomat meski dalam hatinya udah misuh-misuh pengen balik kelas buat tidur, beda lagi dengan Boby yang minta (M/N) buat traktir batagor, seblak, siomai, ketoprak dan lain sebagainya.
Gak papa deh, (M/N) kan tajir apalagi dia yang bakalan pegang kendali perusahaan ayahnya saat sudah dewasa nanti. Kalau sekarang gak dulu, masih pengen nikmatin masa mudanya bersama dengan para haremnya.eaakk:v
Angga? Tuh anak lebih milih jadi dokter kek ibunya. Tapi gue kasian sih yang bakalan jadi pasiennya pasti mentalnya jadi yupi karena udah kena roasting duluan sebelum di periksa. Semoga dapet istri yang sabar.
"Oh iya, tadi di kantin kalian di palak sama OSIS, ya?" tanya (M/N) bersandar pada dinding menatap Budi dan Boby yang lagi duduk menikmati jajan gratis mereka.
Btw, mereka lagi di belakang sekolah biar gak dianggap lagi bolos ma Pak Mukhlis. Walau ada benarnya.
"Tuh si Boby yang kena. mau aja kasih uangnya ke mereka," sahut Budi terdengar sinis dan orang yang jadi bahan omongan hanya 'haha–hihi.'
"Eh, kok tahu? Cenayang, ya?" tanya balik Boby mendongak menatap (M/N) yang berdiri.
"Bukan cenayang tapi peramal, kok."
"Affah iyach?" Boby menatap (M/N) menyelidiki seolah-olah tidak percaya dengan ucapannya. "Beneran, kok, Boby."
(M/N) memejamkan matanya lalu menggerak-gerakkan tangannya kek lagi cium aroma. "Aku ramal ... Sekolah ini lebih ramai."
"Yeeeu! Dari dulu emang ramai (M/N) kecuali kalau pas libur," Boby sepertinya sudah gregetan pengen kunyah (M/N) saking kesalnya.
"Gak jelas," sungut Budi meminum es cekek dengan brutal sampai habis.
Kenapa jadi ramal-ramalan kek Dilan anj:') entah makanan apa yang di buat oleh Angga tadi malam sampai bikin (M/N) kek gini.
"Oke, mari kujelaskan secara garis besarnya saja supaya tidak mempersulit author kita buat ngetik panjang dan membuat kalian bosan." Budi hanya membalas 'hooh' aja.
"Seperti kataku tadi, sistem sekolah ini berbeda dengan sekolah lain karena ada sebuah turnamen yang sering diselenggarakan di SMK Cipta Wiyata, yaitu Turnamen Raise Your Gang. Kelas yang dapat memenangkan turnamen tersebut akan mendapatkan bantuan intensif dari sekolah yang berasal dari Dana Bos setelah lulus. Hal ini berlaku sampai dapat pekerjaan.
"Juga turnamen ini terbentuk karena sekolah tidak bisa membiayai seluruh kelas per-angkatan karena keterbatasan Dana Bos. Turnamen akhirnya diselenggarakan dengan antusias para murid dan para jagoan-jagoan terbaik dari setiap kelas 12. Satu lagi, OSIS disini juga berbeda dari yang lain karena OSIS disini diangkat dari alumni angkatan sebelumnya yang jadi juara umum turnamen teruntuk mereka yang belum mendapatkan pekerjaan sama sekali.
"Ya, karena mereka dibantu sama Dana Bos yang dialirkan buat turnamen ini. Entah siapa pencetus ide memalak dari para OSIS–sungguh merugikan sekali sampai kebanyakan para murid membiarkan diri mereka di palak karena takut di pukul," jelas (M/N) bersedikap dan membiarkan kepalanya bersandar. Sungguh meski ia menyingkat ceritanya tetap saja melelahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Yellow [TBM x S!Male Reader]
Fanfic[𝐌𝐲 𝐘𝐞𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐦𝐞𝐚𝐧𝐢𝐧𝐠: 𝐓𝐨 𝐛𝐞 𝐬𝐨𝐦𝐞𝐨𝐧𝐞 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝐬𝐨𝐦𝐞𝐨𝐧𝐞 𝐬𝐦𝐢𝐥𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐞𝐢𝐫 𝐟𝐚𝐯𝐨𝐫𝐢𝐭𝐞 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐨𝐧] Si wakil ketua OSIS yang paling beda sendiri, si paling rajin, si paling...