2. 🤡

110 3 2
                                    

HOLAAAA
BADUT BADUT KUU🤡🤡

---

Mentari sudah menyapa di sela-sela tirai. Syila terbangun dari tidurnya yang masih telanjang bulat yang hanya terbalut selimut tebal.

Syila masih syok dengan kondisinya seperti itu, ia mengingat-ingat kejadian tadi malam. Ternyata bukan hanya mimpi belaka. Ia berdiri dan berjalan pelan menunjuk kamar mandi.

Berdiri di depan cermin, ia melihat setengah tubuhnya bagian atas banyak tanda kissmark keunguan.

Ia membelakangi kaca dan melihat pantatnya dari pantulan kaca, yang kini sudah berubah warna menjadi kebiruan.

"Aaaaaaaaa" teriak Syila.

---

Syila sampai di rumahnya menggunakan taxi. Sebelum check out club, Syila melihat amplop dan kartu nama.

Ceklek.

"Bagus... Anak cewek keliaran sampai engga pulang. Mau jadi apa kamu, ha?!" Sungut pria tua yang sedang menonton tv di temani secangkir kopi.

"A-ayah!" Syila mendekati pria tua itu yang berperan sebagai ayahnya.

"Bukannya dirumah belajar, malah keluyuran. Baju ga ada sopan-sopannya!."

"Syila tadi malem nginap di rumah Amey" dusta Syila.

Beno ~ sang ayah hanya diam saja. Lalu ia angkat bicara. "Ayah rasa ini cuacanya panas, kenapa pakai shal?" Tanya Beno.

"Emm, i-itu Syila kurang enak badan yah. Mungkin Syila masuk angin" dusta Syila lagi.

Padahal shal itu berfungsi untuk menutupi kissmark yang dibuat si cowo ga dikenal pada malam itu, siapa lagi kalau bukan Alsakha.

"Makanya kalo pakai baju yang bener, kurang bahan gini dipakai!"

"Hehe iya ayah, Syila engga lagi deh pakai baju kek gini... Yaudah Syila ke atas dulu yah" pamit Syila.

Beno menyeruput kopi hangatnya, dan tak lama wanita bergaun lilac yang tidak dikatakan muda lagi menghampirinya.

"Sayang, Syila sudah pulang ya? Bunda tadi denger suara Syila dari belakang" tanya sang bunda ~ Bella.

"Iyaa bunda, Syila barusan pulang. Katanya dia lagi ga enak badan tuh"

"Aduh kok bisa sih ayah"

Bella yang mau berdiripun di cekal oleh Beno.

"Disini dulu temenin ngabisin kopi, sayang" rengek Beno.

Mau tidak mau Bella harus mau, kalau tidak nanti masalah baru datang.

---

Sehari penuh Syila didalam kamar hanya bermain dengan benda pipih yang sangat canggih.

Kedua orang tuanya sedang pergi menemui teman bisnisnya. Dan Syila sendiri di rumah.

Tak terasa waktu berjalan dengan cepatnya, kini sudah memasuki malam.  Syila sudah mulai bosan menonton semua film, movie, dan sejenisnya.

"Hufttt udah jam segini aja, kenapa kalo liburan cepet banget jamnya, besok udah hari senin aja.... Aduhhh!" Gerutu Syila.

Baru juga handphone diletakkan, handphone itu sudah berbunyi lagi.

+6285xxxxxxxxxx
Hai manis
Kenapa kamu tidak menghubungiku? Kartu nama dan kertas itu kamu ambil kan?

Syila membaca pesan itu, dan tak ada niat untuk membalasnya.

+6285xxxxxxxxxx
Jangan sok sibuk!
Aku tahu kamu sedang tiduran sambil bermain boneka sialan.

Syila pun melotot membaca pesan itu. Lalu ia menoleh ke belakang, kedepan, ke segala arah. Mencari apakah ada cctv atau sejenisnya?

"Bagaimana dia tau?" Monolog Syila.

Syila
Aku tidak ada urusan dengannu!

Akhirnya Syila mau membalas pesan dari Sakha.

Di lain tempat Sakha tersenyum miring di balkon rumah setelah mendapatkan balasan pesan itu.

----

"Sayanggg... Bangun nak..." Bella membangun Syila dengan lembut.

"Cila sayangg, bangun yuu... Udah siang ini"

"Eunghh... 5 menit lagi bun" Syila merenggangkan tubuhnya dan membelakangi ibunya.

"Ga ada penawaran... Ini udah setengah 7 loh, ayo ayo!"

"Hah? Setengah 7, bundaaaaa"

Syila langsung bangun dari tidurnya dan berjalan cepat masuk kamar mandi.

"Dasar anak gadis"

10 menit Syila turun dari anak tangga dengan cepat seragam pun sangat acak-acakan. Dasi di pundak, ikat pinggang belum di satukan, sepatu masih di jinjing.

"Astaga... Syila... Syilaa" keluh Bella yang mendapati putri kesayangan berpenampilan seperti itu.

"Hehe buru-buru bun" cengir Syila tak berdosa.

"Yaudah cepetan sarapan sayang" sahut Beno yang sudah sarapannya mau habis.

"Engga sempet ayah, ini buat bekal saja ya bunda" Syila meminta sarapannya dijadikan bekas saja.

"Yaudah bentar, bunda ambil bekal dulu"

Bella mengambil tempat bekal itu dan menata masakannya di dalam bekal. Setelah selesai menata bekal lalu ia memasukkannya ke dalam tas Syila.

"Makasi bundaku tercinta, muach" Syila mencium pipi Bella.

"Bunda doang nih, hm?" Cemburu sang ayah.

"Makasi juga ayahku tercinta, muah muah" Syila mencium kedua pipi Beno.

"Yaudah Cila berangkat dulu ya ayah, bunda"

"Hati-hati sayang" jawab kedua orang tua itu dengan kompak.

Syila masuk ke garasi rumah lalu ia mengeluarkan motor sport miliknya. Ia tak lupa selalu memakai jaket kulit coklat dan helm full face nya.

"Mau berangkat non?" Sapa satpam yang membukakan gerbang.

"Iya pak!" Seru Syila.

"Hati-hati ya non" Syila hanya mengacungi jempol lalu ia menancapkan gasnya.

Naik motor tak layaknya naik motor, Syila mengendarai motor begitu kencang membelah jalanan yang cukup padat.

Saat di lampu merah, Syila berhenti di baris terdepan dan di belakang Syila ada mobil mewah hitam mengkilap.

"Gadis nakal, pakai motor tapi roknya pendek. Mau dapat hukuman lagi sepertinya" ucap seseorang yang didalam mobil.

Lampu kuning menyala, Syila menggeber dulu motornya dan saat lampu hijau Syila langsung menancap gas kencang membelah jalanan lagi.

_-&-_

Lanjut??

POSSESSIVE ALSAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang